Kesaksian yang di alami oleh Gulshan
adalah salah satu kisah yang dialaminya di daerah timur tengah, masih ada
banyak cerita yang dialami oleh beberapa orang ketika mereka mulai percaya
kepada Isa, sehingga mereka diacam ditengah-tengah keluarga mereka. Sebenarnya
bukan hanya di timur tengah tetapi di indonesia, kita juga dapat mendengar dan
membaca kesaksian yang sama.
Kesaksian Gulshan
Bagaimana sampai Gulshan mau di acam oleh keluarganya sediri, anda dapat membaca di sini .. 19 tahun lumpuh di sembuhkan.. ini adalah alasan yang membuat dia, mau percaya kepada Isa- Al Masih.
Saya harus menceritkan apa yang saya alami ditengah-tengah keluargaku
Selama
beberapa hari pengunjung-pengunjung berduyun-duyun datang termasuk paman
dan bibi yang datang dari tempat-tempat yang jauh begitu pula kakak perempuanku
dari Rawalpindhi. Pada akhir minggu kami mengadakan suatu perayaan dengan pesta
dan banyak sekali orang berkumpul. Kepada semua orang saya memberi kesaksian
bagaimana Yesus (Yang mereka sebagai Nabi Isa) telah menyembuhkan saya. Karena
kesaksianku yang terus menerus tentang hal ini maka timbul reaksi yang pahit
terhadap seluruh kejadian ini mula-mula dari kakak-kakak lelakiku yang telah
menyebabkan keresahan bagi mereka.
Ketika untuk ke-6 kalinya mereka telah mendengarkan kesaksian ini, maka Safdar Shah sesuai dengan fungsinya sebagai pemuka agama dikeluarga kami, merasa perlu mengemukakan pernyataan ini : "Kami akan lebih menghormatimu jika kau katakan bahwa Nabi Muhammad yang menyembuh kan engkau, Nabi Isa itu tidak penting bagi kita." Tapi saya tidak dapat mengatakan bahwa Nabi Muhammad yang menyembuhkan saya.Yesus sendirilah yang melakukannya dan IA berpesan padaku untuk mengatakan demikian.
" Umatnya Yesus ada di Inggris, Amerika Kanada. Negeri-negeri ini ialah tempat orangorang Kristen. Engkau kan tidak akan kesana untuk memberikan kesaksian kepada mereka bagaimana Nabi Isa telah menyembuhkanmu dan adalah bijaksana untuk tidak mengumumkan hal yang demikian itu disini." Safdar Shah mengatakan hal ini sebagai suatu pernyataan.
Ketika untuk ke-6 kalinya mereka telah mendengarkan kesaksian ini, maka Safdar Shah sesuai dengan fungsinya sebagai pemuka agama dikeluarga kami, merasa perlu mengemukakan pernyataan ini : "Kami akan lebih menghormatimu jika kau katakan bahwa Nabi Muhammad yang menyembuh kan engkau, Nabi Isa itu tidak penting bagi kita." Tapi saya tidak dapat mengatakan bahwa Nabi Muhammad yang menyembuhkan saya.Yesus sendirilah yang melakukannya dan IA berpesan padaku untuk mengatakan demikian.
" Umatnya Yesus ada di Inggris, Amerika Kanada. Negeri-negeri ini ialah tempat orangorang Kristen. Engkau kan tidak akan kesana untuk memberikan kesaksian kepada mereka bagaimana Nabi Isa telah menyembuhkanmu dan adalah bijaksana untuk tidak mengumumkan hal yang demikian itu disini." Safdar Shah mengatakan hal ini sebagai suatu pernyataan.
Mungkin
dia tidak bermaksud untuk membuat pernyataan ini terdengar seperti sebah
ancaman, tapi saya dapat merasakan apa yang tersirat didalamnya dimana ada
kesatuan perasaan untuk mengasingkan seseorang dan memusuhinya sebab hal ini
telah diajarkan kepada kami tentang umat yang menganut agama kitab lain itu.
Yang dimaksudkan disini ialah Taurat dan Injil - Kitab-kitab suci orang-orang
Yahudi dan Kristen yang merupakan isi Alkitab. Penganut Islam Syiah menganggap
bahaya bagi Iman Islam mereka, sehingga ada usaha-usaha untuk menunjukkan bahwa
Al-Quran pun diturunkan kemudian jelas lebih unggul dan benar karena
mengembalikan kebenaran kepada kedua kitab suci itu. Saya telah menerima hal
ini dan berakar dalam hatiku, tapi kini saya mulai berpikir. " Mengapa
jika Yesus tidak penting, tapi IA sanggup menyembuhkanku? Kenapa jika Al-Quran
dinyatakan sebagai tuntunan tertinggi bagi setiap segi kehidupan kami,namun
namun hanya begitu sedikit menceritakan tentang Yesus ? Apakah kuasa
penyembuhan ini benar-benar kuasa yang dinyatakan dalam Al-Quran?. Apakah kuasa
ini datangnya dari Allah ?" Jadi, setahap demi setahap saya didorong
mencari kebenaran tentangNYA. Saya ingin membaca Injil iu sendiri agar dapat
belajar dan mengetahui lebih banyak tentang Yesus.
Jika
saya akan menemukan kuasa yang berbeda sebagaimana yang telah diketahui oleh
keluargaku selama ini, maka mereka akan menjumpai hal-hal baru tentang saya
begitu pula akan terjadi hubungan yang baru dengan saya. Sebagai seorang adik,
perempuan, tidak berdaya lalu selama ini sakit, saya adalah makhluk tanpa
kemauan bagi mereka. Mereka tahu dimana menemukanku dan bagaimana mengurusku.
Mereka tahu bahwa saya akan selalu setuju dan menerima saran-saran mereka. Saya
tidak memiliki kemampuan pribadi - saya bergantung sepenuh penuhnya pada
mereka. Tapi sekarang, saya merupakan pribadi yang bebas dan lebih lagi saya
menemukan pribadi dan keadaanku sebagai putri ayahku dan mempunyai perasaan
sendiri yang telah di bina melalui suatu pendidikan yang tidak mungkin dapat
saya miliki sekiranya dari dulunya saya sehat dan normal. Kadang-kadang saya
dapat memenangkan perdebatan dengan Safdar Shah. Ia sadar bahwa akan sulit
sekali baginya untuk berdebat dengan sebuah mujizat berjalan karena didalamnya
ada dorogan moral tersendiri pula.
Saya mau dikeluarkan
dari keluarga
Setelah
terdiam sejenak, kakakku berkata lagi," Jika engkau meneruskannya, engkau
akan dibuang dari keluarga dan dari segala kesenangan yang pernah kau miliki
disini. Jika kau pergi kepada orang-orang Kristen kami malah akan menyusahkan
mereka juga, tentu saja mereka tidak ada di Pakistan." Waktu itu saya juga
berpikiran demikian. Selama ini saya selalu diam, saya tidak berlagak menurut
terhadap kaum keluarga dan orang-orang yang lebih tua dan kini mereka
menggertak saya. Bagi si Gulshan yang lama tentu ia akan menyerah karena tidak
sanggup menonjolkan dirinya. Tetapi sekarang si Gulshan yang baru ini merasakan
suatu kuasa didalam dirinya dan kuasa ini memberikan kepadanya suatu keberanian
yang baru, saya tidak merasa takut kepada mereka, kata-kata yang tidak saya
cari-cari ataupun pikirkan malah datang ke bibir saya.
"Saya
telah cukup mendengarkan dan tentu saja saya mengerti tentang keprihatinan anda
sekalian, kataku, saya tidak menjawab semua pertanyaan yang diajukan, karena
saya harus menunggu jawaban dari Yesus padaku. Ia akan memberitahukan padaku
apa yang harus kulakukan berikutnya. Bila saya mendapat perintah maka saya akan
mematuhinya dan bila bahkan bila anda sekalian membunuhku saya akan
menjalaninya." Terdengar tarikan-tarikan napas disekeliling ruangan itu,
alangkah kurang-ajarnya kata para paman seorang kepada yang lain dan kelihatan
seolah-olah mereka tidak mempercayai pendengaran telinganya, atas jawaban yang
lancang itu. Sayapun sendiri terperanjat terhadap diriku yang begitu berani
menantang kekuatan keluargaku dengan cara demikian. Sekarang apa yang akan
mereka lakukan? Saat itu adalah saat yang berbahaya. Saya segera menambahkan
," Saya berjanji saya tidak akan mempermalukan keluarga kita dalam segala
hal yang akan saya lakukan, tapi saya masih harus menunggu sampai Yesus
memberitahu padaku, bagaimana saya menyatakan kesaksian itu. Saya belum lagi
bertemu dengan seorang Kristenpun, saya malah tidak tu dimana menemui
mereka."
Para
pria saling mendekatkan kepala, kakak-kakak perempuanku serta bibi menghindar
untuk memandangku. Mereka tidak berkata apa-apa sebab para wanita tidak
diharapkan untuk ikut campur ketika para pria sedang membuat keputusankeputusan
penting. Dalam hatiku saya bertanya-tanya apakah keluargaku merecanakan untuk
membunuhku nantinya?, mereka mempunyai hak untuk melakukannya. Tidak ada yang
mempersoalkannya kecuali bahwa saya ini dikenal serta dicintai oleh banyak
orang disekitar kami. Kematianku secara mendadak tentunya memerlukan suatu
usaha guna menyembunyikan atau menutupinya dan pekerjaan ini rumit. Safdar Shah
memberikan keputusannya, "Oke, kami akan menunggu apa yang akan kau
lakukan nanti, kamipun akan berdoa untukmu mungkin saja kau telah menjadi gila
karena peristiwa ini."
Untuk
saat itu selesailah badai tersebut buat sementara, namun saya tau bahwa mereka
tidak akan berhenti sampai saya benar-benar diam tentang subjek dari
penyembuhanku. Tapi bagiku, untuk mematuhi perintah mereka akan berarti saya
mengingkari apa yang telah diyakinkan dan ditunjukkan padaku oleh Bapaku
disurga.
Saya berdoa dan
mendapat jawaban
"Apa
yang engkau kehendaki untuk saya lakukan?" saya berdoa kepadanya dalam
kebingungan. Jawabnya datang dua malam kemudian, dengan suatu desakan perasaan
yang nyata, saya berdoa menggunakan kata-kata yang sederhana,
"Tunjukkanlah padaku jalanMU,oh tunjukkanlah kepadaku jalanMU." Saya
memandang keatas dan terlihat sebuah tiang kabut tipis yang berdiri dari lantai
sampai ke-langit-langit kamarku. Yesus ada didalam kabut tipis tersebut. Cahaya
terang yang pernah kusaksikan sebelum ini terselubung dikabut tipis itu. Saya
tidak tertidur ataupun bermimpi, Yesus berkata, " Datanglah kepadaKU !" Dengan penuh sukacita saya
bangkit datang kepadaNYA, Ia mengulurkan tanganNya dan ada semacam kain
diatasnya, tanganku saya ulurkan kepadaNYA. Saya merasakan diriku diangkat dari
kakiku seolah-olah melayang diudara. Saya menutup mataku kemudian dengan lembut
saya ditaruh diatas sesuatu yang lunak dan ketika saya melihat, saya sedang
berdiri diatas suatu lapangan terbuka yang membentang sampai jauh, berwarna
hijau dan sejuk serta kulihat orang-orang baik didekat maupun dikejauhan.
Mereka semua mengenakan Mahkota dikepalanya masing-masing dan pakaiannya gemerlapan
dan cahayanya menyilaukan mataku. Terdengar suara seperti lagu-lagu orang-orang
itu menyanyikan "Suci &
Haleluyah". Kata-kata ini merupakan ungkapan-ungkapan baru bagiku yang
tidak saya gunakan sebelumnya. Mereka berkata, "Dialah Domba yang disembelih, Dia hidup." Saya menyadari bahwa
mereka semua memandang kepada Yesus.
Yesus
berkata :"Inilah umatKU, inilah orang-orang yang mengatakan kebenaran,
mereka inilah yang tau bagaimana caranya berdoa. Orang-orang ini yang percaya
kepada anak Allah. Saya melihat sebuah wajah muncul dari antara kerumunan
orangorang itu, saya memandang orang itu baik-baik, ia sedang duduk. Yesus
berkata, "Pergilah sekitar 18 km
kearah Utara dan orang ini akan memberikn kepadamu sebuah Alkitab. Begitu
saya memandang orang tersebut yang sama halnya dengan lainnya yang juga sedang
kuperhatikan, kelihatannya mereka tidak menyadari akan kehadiranku lalu
orang-orang ini semakin menghilang dan akhirnya saya kembali pada diriku
sendiri lagi, berlutut didalam kamarku diantara semua milikku yang kukenal.
Saya
merenungkan apa yang telah kulihat lalu suatu perasaan sukacita yang sangat
besar mengalir dengan cepat keseluruh jiwa dan rohku. Saya telah bertanya untuk
ditunjukkan apa yang patut kuperbuat selanjutnya dan inilah jawabannya. Untuk
pergi dan memberikan kesaksian kepada orang ini tentang visi saya, tentang
Yesus dan meminta daripaanya sebuah Alkitab. Tapi dimanakah saya akan
menjumpainya?.
Kemudian
saya teringat sesuatu, Razia tinggal di Jhang Sadar yang letaknya kira-kira kearah
utara dari tempat tinggal kami. Pada waktu pesta saya telah bersepakat
dengannya dan mengatur untuk mengunjunginya dalam waktu dekat. Jadi,
demikianlah jadinya. ada seseorang yang tinggal disuatu tempat didekat rumahnya
yang dipersiapkan untuk memberikan padaku sebuah Alkitab. Saya harus pergi
sendiri, jika keluargaku mengetahui mereka akan berusaha untuk menghentikanku.
Keputusan
telah kuambil, saya memepersiapkan rencanaku dengan hati-hati masih belum
menyadari benar bahwa langkah yang saya ambil ini tidak dapat saya ambil
kembali dan bagaimana langkah ini kemudian merubah seluruh hidupku.
Pencarian Alkitab
Tiga
minggu sesudah kesembuhanku, saya mendapatkan keberanian untuk melaksanakan
rencanaku untuk memperoleh sebuah Alkitab. Saya memberitahukan Bibi bahwa saya
mau pergi mengunjungi Razia. "Engkau akan membawa serta Salimah?"
tanya bibi yang belum terbiasa sepenuhnya dengan cara hidupku yang baru dan
menyesuaiannya dengan keadaanku sekarang. " Tidak bibi ", jawabku
tersenyum. Saya kira saya telah cukup dewasa sekarang untuk bepergian tanpa ada
seorangpun yang memikirkan bahwa akan terjadi hal lebih buruk terhadap saya di
jalanan, tolong mintakan Munshi menyiapkan mobil untukku. Bibi membuka mulutnya
seolah-olah hendak membantah, tapi menutupnya lagi dengan ketat. Gulshan yang
baru ini telah mememiliki kecenderungan untuk tidak lagi terlalu
mempertimbangkan apa yang dipkirkan oleh orang lain dibandingkan dengan Gulshan
yang lama.
Majid
membawa Marzedes biru yang mengkilap itu berputar dan membukakan pintu belakang
sambil tersenyum. Tirai-tirai didalamnya diturunkan agar melindungiku terhdap
lirikan orang lain. Begitu kami meluncur ke gerbang utama, terlihat kepuasan
pada dirinya waktu melaksanakan tugas yang dibebankan padanya sesudah kejadian
yang berganti-gantian ini. Seorang chowkedar menutup pintu dengan tersenyum
dibelakang kami dan selanjutnya mobil meluncur maju.
Razia
telah siap-siap unuk kunjunganku. Apa yang tidak diketahuinya ialah bahwa saya
mempunyai sesuatu keperluan untuk mengunjungi orang lain lagi. Saya menyuruh
Majid kembali dan meminta kepadanya untuk datang menjemputku sesudah jam makan
siang. Lalu saya berpaling untuk menemui guruku yang sangat gembira melihat
saya begitu sehat dan mengajukan beberapa pertanyaan. Ia kecewa dan sedikit
penasaran waktu kukatakan bahwa saya hendak menemui seseorang lain untuk suatu
keperluan penting dan mendesak di bagian lain kotanya.
"Tidak,
saya tidak perlu ditemani" kataku, "hanyalah sedikit urusan transaksi
dagang yang perlu kulakukan". Saya meninggalkannya berdiri kebingungn
diberanda rumahnya, pandangannya mengikutiku begitu saya bergegas menuruni
lorong lalu menuju ke jalan besar. Saya merasa kurang enak. Belum pernah saya
mencoba berlaku curang terhadap seseorang sebelumnya selama hidupku, tapi
rasanya ini merupakan cara satu-satunya bagiku untuk memperoleh Alkitab.
Setelah tiba di jalan besar barulah kusadari bahwa kurk {Penutup kepala)ku
telah tertinggal – kelihatannya seluruh kejadian ini merupakan lambang dari
kemerdekaan yang sedang bertumbuh di dalam diriku.
Sebuah
tonga (dokar) yang ditarik kuda menghampiriku dan saya menghentikan si
tonga-walah (sais) yang agak tua itu. "Saya sedang mencari seorang pria
beragama Kristen
yang tinggal di Kachary road. Apakah anda kenal seseorang seperti itu?" Ia
memandang lurus kedepan di antara telinga kudanya seolah-olah tidak mendengar
dan segera saya tambahkan, "Ada satu tugas yang harus kukerjakan". Ia
menunjuk kearah utara. "Ada sebuah tempat disana. Tempat itu amat tua dan
sudah ada sebelum negara Pakistan lahir. Saya tidak tahu apakah ada seseorang
Kristen tinggal di sana, tapi jika anda mau saya akan membawamu kesana."
Tolong bawa saya ke sana". Saya naik ke tonga itu. Saisnya mencambuk
kudanya yang kurus lalu kami bergerak dengan langkah cepat dan tenang.
Sepanjang perjalanan selama 1/2 jam itu banyak waktu bagiku untuk merenungkan
apa yang sedang kulakukan.
Apa
yang akan dikatakan kakak-kakak perempuanku jika mereka melihat Gulshan-nya
tercinta dengan ceria berjalan-jalan di jalanan umum sendirian di atas tonga?.
Tindakan seperti ini sama sekali tidak akan ditiru oleh wanita manapun dalam
keluargaku. Tapi saya tidak punya pilihan lain. Yesus telah mengirimkan saya
untuk melakukan perjalanan ini dan saya mempercayakan kepadaNYA akan
apahasilnya nanti. Kami tiba di sebuah gedung besar kemudian kuketahui adalah
sebuah kapel (gereja kecil) orang Kristen. Di sebelahnya berdiri sebuah
bungalow dibelakang pagar tinggi. Tonga itu berhenti di depan salah satu pintu
pagar tersebut. "Inilah tempatnya" kata si tonga wallah. Saya
membayar sewanya dan lewat pintu saya masuk ke sebuah halaman yang banyak
pohonnya. Saya berjalan menuju rumah itu dan melihat seorang pria duduk di
bawah sinar matahari dengan setumpuk buku di atas meja kecil di sampingnya.
Wajah yang telah aku
lihat dalam doaku
Ketika
saya mendekat, pria itu memandang ke atas. Hatiku melonjak penuh kekaguman.
Itulah wajah yang telah kulihat dalam visiku. Yesus berkata: "Orang ini
akan memberikan padamu sebuah Alkitab". Dengan sopan sambil setengah berdiri
pria itu berkata : Jika anda datang untuk menemui istriku, maaf, ia sedang
tidak di rumah. Ia telah pergi ke Lahore. Dengan cepat saya berkata: "Saya
bukanlah datang mencari istri anda tapi datang menemui anda untuk memperoleh
sebuah Alkitab. Saya telah melihat anda dalam sebuah visi". Pria itu
terkejut dan menatapku dengan cermat, mencoba menembus dopattaku yang secara
naluri telah kutarik menutupi wajahku waktu melewati halaman. Kini saya
membiarkan syal itu terjatuh dari wajahku dan memandang padanya. "Siapakah
anda? Apakah agamamu? Anak perempuan siapakah anda? "Saya tinggal 18 km
dari sini, berasal dari keluarga Islam". Saya dapat melihat bahwa ia takut
mendengarkan keteranganku. Bahaya apakah yang akan didatangkan wanita Muslimat
yang masih asing ini terhadapnya dengan permintaannyauntuk mendapatkan sebuah
Alkitab? Ia berkata, "Jika saya adalah anda, saya akan kembali ke rumah
dan terus membaca Al-Quranmu.
Apa
yang ada disana baik bagimu dan apa yang ada di dalam Alkitab baik bagiku.
Janganlah anda risaukan dirimu dengan Alkitab itu". Ia bangkit dengan
maksud mengantarkan saya keluar. Tapi saya tetap berdiri, hatiku tenggelam
ketika perasaan sukacitaku surut. Saya telah membayangkan bahwa ia akan
menyambutku, malah mungkin telah bersiap-siap untuk kunjunganku, "Yesus
Immanuel mengirim saya kepadamu. Percayalah kepadaku!" Ia mempelajari saya
sebentar, lalu menyilahkan saya duduk. Saya menceritakan riwayatku, mula-mula
agak malu, lalu menghangat menjelaskan padanya sedikit tentang betapa hidupku selama
19 tahun sebagai seorang lumpuh. Kuceritrakan perjalanan ke Mekkah, begitu pula
tentang doa-doa kami yang dipanjatkan dengan penuh pengharapan dan di sana
hasilnya masih mengecewakan. Saya singgung tentang kematian ayahku yang tragis
dan dampaknya yang mengagumkan - Yesus berbicara kepadaku dan menunjukkan
pembacaan tentang Dia di dalam Al-Quran. Dengan bersunguh-sungguh Ia menatap ke
depan, matanya ditujukan kewajahku.
Saya
belum pernah ditatap sedemikian cermat oleh pria asing sebelumnya - namun saya
merasakan bahwa dia bukanlah orang asing bagiku. Saya lanjuntukan dengan
memberikan kesaksian tentang visinya Yesus di dalam kamarku serta
penyembuhanku. "Kemudian" kataku, "saya melihat anda".
"Yesus menampakkan diriNya lagi dan menunjukkan umatNya kepadaku dan anda
ada diantara mereka. IA menyuruh saya datang kepadamu untuk memperoleh sebuah
Alkitab. Dan jika anda masih juga belum percaya padaku, dengarkanlah doa yang
diajarkan Yesus kepadaku untuk berdoa. Lalu saya mengulangi kata-kata dari Dia "Bapa
Kami".
Ketika
selesai, suasana menajdi hening. Temanku duduk, tangannya diletakkan dilengan
kursi, kepala ditundukkan kearah dada sambil berpikir keras. "Apakah
mungkin?. tanyanya, lebih banyak ditujukan kepada dirinya sendiri daripada
kepadaku. Ia menarik napas dalam-dalam dan sesudah itu berdiri. "Duduklah
disini sebentar, saya harus pergi dan berdoa unuk ini karena langkah ini adalah
hal yang serius bagi kita jika saya harus memberikan sebuah Alkitab
padamu." Ia masuk kerumahnya dan saya duduk di bawah sinar matahari
sementara burung-burung kolibri terbang dengan cepatnya diantara pepohonan,
sayap-sayapnya yang mungil mendesing begitu cepat, terlihat seperti tidak
bergerak-gerak di udara. Setelah memakan waktu yang lama sekali rasanya, tapi
mungkin tidak sampai 1/2 jam, temanku keluar dari rumah dan berkata, "Saya
telah berdoa dan bertanya kepada Allah apa yang harus saya lakukan dan saya
merasa Ia menyuruh saya memberikan padamu apa yang kau perlukan.
Tapi
ketahuilah bahwa apa yang engkau pikirkan untuk beralih dari kepercayaanmu itu
merupakan sesuatu yang sulit dan anda dapat saja diusir dari keluargamu. Anda
akan banyak menanggung beban yang berat dan banyak kehilangan, tapi jika anda
tetap setia, anda akan menerima hidup yang kekal". "Saya mengetahui
dan menyadari semuanya itu, "kataku. Saya mau mengiring Yesus Immanuel
yang telah menyembuhkanku dan menunjukkan padaku jalan kasih". Ia
tersenyum dan berkata, "Sekarang pikirkanlah lagi tentang hal itu. Apabila
anda harus menyerahkan apa yang patut anda persembahkan kepada Yesus maka si
jahat akan menyerangmu. Ia akan menimbulkan banyak rintangan dan hambatan
bagimu sehingga sukar bagimu untuk menerobos dan melampauinya."Tantangan
besar akan anda hadapi. Bahkan mungkin orang Kristen sendiri malah yang akan
menimbulkan hambatan-hambatan itu bagimu". Air mataku berlinang.
"Saya tidak memikirkan tentang hambatan-hambatan ini.
Yang
kuketahui hanyalah Yesus Immanuel yang telah menunjukannya kepadaku. IA telah
membangkitkan saya dan memberikan terang padaku. "Saya ingin mengetahui
lebih banyak tentang DIA dan kini DIA mengirim saya kepadamu untuk mendapatkan
bantuan. Tolonglah saya. Sesudah inilah ia memberikan padaku sebuah kitab
perjanjian baru dalam bahasa Urdu serta sebuah buku lain bernama :"Orang-orang
yang mati syahid dari Carthage". Lalu ia memanjatkan doa yang indah dimana
dengan kata-kata dan perasaan sederhana ia mengungkapkan tentang persaudaraan
dan kasih yang membuat saya merasa kuat.
Kembali kerumah
Dari
rumah ini saya naik tonga lagi kembali ke Razia tepat sebelum makan siang, saya
tidak menjelasakan padanya tentang perjalananku tapi hanya mengatakan apa yang
kuperlukan telah kuperoleh. Tapi masalahnya belum terpecahkan, lalu saya
mengalihkan percakapan yang kami tertawa serta mengobrol seolah-olah tidak ada
hal-hal aneh yang terjadi sampai Majid datang menjemput saya pulang. Bibi telah
mengamat-amati saya, dengan sunguh-sungguh beliau menatapku, tapi saya
memalingkan muka karena merasa yakin bahwa apa yang saya alami baru-baru ini
pasti tergambar diwajahku. Bagimana khabar Razia, tanya Bibi. Baik, dia
mempunyai beberapa orang murid yang lain dan merasa bahagia karena saudara
perempuannya kini telah menikah. Sayang sekali ia sendiri belum menikah tapi
saya pikir keluarganya tidak mempunayi mas-kawin yang cukup untuknya.
"Benar, ia masih menerima muridmurid untuk membantu ayahnya karena hanya
memiliki usaha dagang kecil-kecilan saja.
Mulai membaca Alkitab
Membicarakan
gosip seperti itu akan cukup membuat kami tidak sibuk sampai sekurang-kurangnya
2 jam seperti yang kami lakukan diwaku-waktu sebelum ini, tapi si Gulshan baru
telah mempunyai perhatian pada hal-hal lain yang jauh lebih penting. Saya
memohon diri masuk ke kamar tidurku dan menutup pintu. Lalu saya berbaring dan
beristirahat, rasa-rasanya fisik dan emosiku telah terkuras. Malam itu saya
mulai membaca perjanjian baruku secara sembunyi-sembunyi, bagaimanakah
rasanya?. Tanyakanlah kepada seseorang yang haus betapa artinya air itu.
Tanyakanlah pada seorang bayi betapa berartinya air susu ibu itu. Padaku telah
diberikan makanan yang sulit kucernakan dan sekarang saya memperoleh roti untuk
mengenyangkan laparku serta memebaca tentang kebenaran kehidupan manusia dan
tujuan hidup manusia yang tertulis dalam halaman-halamannya.
Yesus
telah berkata kepadaku:,"Akulah Jalan, kebenaran dan hidup. kata-katanya
dalam Injil menumbuhkan pengertianku, belum pernah benar-benar saya dapat
memahami isi kitab suci, tanpa bimbingan. Tapi Alkitab ini lain daripada yang
lain, Ia membuka mata rohaniku,
cerita-ceritanya menjadi hidup ketika saya membacanya. Saya menemukan 12
belas rasul yang telah menemani Yesus dalam visi saya yang menakjubkan dulu,
saya menemukan kata demi kata Doa telah kupelajari dikaki Yesus Immanuel. Saya
menemukan arti dari nama Yang Indah yang diberikan padaku dalam Visi itu: AKULAH YESUS, AKULAH IMMANUEL...... ALLAH
BESERTA KITA!. Saya telah dibesarkan dengan pola berpkir bahwa Allah adalah
sesuatu yang terpisah dan tak dapat dicapai. Disini akhirnya saya menemukan
penjelasan mengenai kuasakuasa Ilahi serta misi Yesus. IA dapat membangkitkan
orang mati karena IA adalah Tuhan atas kehidupan. Ia akan datang lagi karena IA
hidup selamanya. IA memiliki hidup. Sumber:
Book THE TORN VEIL
Catatan:
Siapa
yang percaya maka dia akan mendapatkannya, salah satu kerinduan Tuhan adalah
supaya kita memiliki kehausan dan kelaparan untuk mencari Dia. Kalau kita
memiliki Alkitab bacalah kebenaran Firman Tuhan, karena dari situ hidup anda
akan di ubahkan menjadi ciptaan yang baru. Dari kesaksian ini maka kita dapat
melihat bahwa Tuhan memiliki cara yang ajaib untuk membawa mereka yang tidak
mengenal Yesus, kepada terang itu, karena Dia adalah air kehidupan kita.
Kuncinya apakah kita memiliki kehausan dan kelaparan untuk mencari Dia atau
tidak.
Bagi
saudara yang belum mengenal Yesus, kesaksian ini bukan hanya sekedar cerita
tetapi ini adalah suatu kebenaran yang di sampaikan supaya kita juga dapat
memiliki bagian dalam kerajaan surga. Bukan sekedar tulisan tetapi ini adalah
kebenaran untuk menerangi hati kita supaya kita dapat melihat jalan yang benar.
Amin
Kumpulan Kisah
Nyata:
No comments:
Post a Comment