Kesaksian Esther
Shinta
Suatu hari, Esther bersama teman-temannya pergi ke dukun. Di sana, Esther sebagai orang terakhir yang mengambil kartu, dinyatakan bahwa dialah yang akan menggantikan sang dukun itu sebagai penerusnya.
Esther Shinta terbiasa dengan ritual
sejak dari kecil, tanpa pernah bertanya. Di sisi lain, Esther tidak pernah akur
dengan ayahnya. "Waktu itu saya putus asa, saya kesel, kesel sekali. Waktu
itu saya merasa saya beda dengan adik kakak saya. Papa saya memperlakukan saya
beda. Kenapa seperti ini?" terang Esther.
Karena itu, Esther seringkali
melarikan diri ke dapur. Di sana jugalah dia dapat menemukan sosok yang membawa
ketenangan baginya. "Kenapa harus di dapur? Karena di situlah saya ngerasa
tenang. Apa yang saya rasain, saya bisa cerita. Pertama saya cerita-cerita,
sudah itu ada yang balik ngomong sama saya. Karena waktu itu saya masih kecil,
saya ga tau itu suara darimana, yang penting saya tenang. Makanya kenapa saya
ga merasa terlalu butuh teman, apa yang saya dapat dari dia lebih dari yang
saya dapati dari teman." Bertahun-tahun lamanya, roh gaib itu menjadi
teman setia Esther sampai Esther beranjak remaja.
Suatu hari, Esther bersama teman-temannya pergi ke dukun. Di sana, Esther sebagai orang terakhir yang mengambil kartu, dinyatakan bahwa dialah yang akan menggantikan sang dukun itu sebagai penerusnya.
Saat pulang ke rumah, roh gaib itu
bertanya padanya apakah dia mau melihat sosok roh tersebut. Esther langsung
menjawab iya. Saat roh tersebut berkata bahwa Esther harus meminta ijin
orangtuanya dulu untuk dapat melihatnya, Esther pun meminta ijin kepada
mamanya.
Mama Esther yang selama ini melakukan
sesajen, yang secara tak sadar justru membolehkan roh tersebut tinggal di rumah
mereka, melarangnya. Sejak saat itu, suara roh tersebut menjauh. Tapi dia
muncul dalam bentuk lain.
Esther yang tadinya tertawa ceria,
tiba-tiba akan seperti nenek-nenek yang jalannya membungkuk, nafasnya pun
menjadi sesak. Karena itu, Esther dilarang banyak tertawa oleh mamanya. Di sisi
lain, kehadiran roh tersebut membuat Esther bisa meramal. Mengetahui
kelebihannya ini berasal dari roh, dia makin memberikan sesajen. Karena itu,
Esther makin mempunyai banyak teman yang memintanya untuk meramal.
Namun, Tuhan punya cara yang unik.
Suatu hari, sang mama bertemu dengan temannya yang baru saja pulang dari gereja
dan merasakan hadirat Tuhan. Sang mama pun bertanya pada Esther dan suaminya,
apa itu yang dimaksud dengan "hadirat Tuhan" yaitu Yesus yang dibicarakan
teman mamanya itu.
Esther pun ingin membuktikan bahwa
Tuhan Yesus itu tidak ada. Mereka pun datang ke gereja. Hamba Tuhan itu
kemudian bisa membongkar semua hal-hal yang mereka lakukan. Hamba Tuhan itupun
mengatakan bahwa Esther masih berteman dengan roh-roh gaib, yang ditanggapi
enteng oleh Esther. Karena memang bagi Esther, bisa mengetahui sesuatu itu
adalah hal yang biasa.
Esther kemudian ditantang oleh hamba
Tuhan ini. "Kita lihat saja besok, roh-roh yang ada pada kamu atau Tuhan
Yesus yang lebih berkuasa." Esther langsung menerima tantangan ini.
Apa yang terjadi saat hari tantangan
itu tiba? "Dia berdoa, aku juga berdoa," kata Esther saat kejadian
itu. Esther sempat terjatuh. Merasa kalah, Esther meminta bantuan kepada
roh-roh yang selama ini membantunya. Tapi roh-roh itu tidak menjawab. Tiba-tiba
ada suara yang berkata, "Sudahlah, sekarang kamu ikut Aku aja dan lepaskan
hidup kamu."
Esther bingung seperti apa yang
dimaksud dengan melepaskan hidupnya. Dia pun mulai pasrah dan berkata di dalam
hatinya, "Jika memang Tuhan Yesus memang lebih hebat daripada kamu
(roh-roh, red), mendingan saya ikut Yesus aja."
Selama "pertarungan" itu,
hamba Tuhan menumpangkan tangannya ke kepala Esther. "Dalam nama Yesus,
dalam nama Yesus…" sebutnya.
"Tenangin aja dulu, sekarang
hati kamu itu udah bersih, semua roh yang bukan dari Tuhan itu sudah dibersihin
semuanya, Tuhan itu mau kasih Roh yang baru dari Tuhan Yesus. Ini Roh yang
berikan kamu damai sejahtera, keselamatan, semuanya ada di sini sekarang,"
kata hamba Tuhan itu kepada Esther sambil tetap menumpangkan tangannya.
Sesampainya di rumah, Esther pun
berdoa kepada Tuhan Yesus. "Tuhan Yesus, Engkau Tuhan yang hidup, kata
orang-orang. Saya juga pengen tahu, kalau memangnya Tuhan itu ada, tolong
pimpin saya. Tolong buka, Tuhan ngomong apa sama saya, karena saya ga bisa
denger." Selesai berdoa, Esther secara tak sengaja membuka Alkitab yang
telah diberikan hamba Tuhan itu sebelumnya.
"Tuhan mengampuni wanita
peramal, dukun-dukun, dan berhubungan dengan roh-roh jahat, hal-hal seperti
itu, Tuhan mau ampuni mereka." Jelas Esther tentang ayat yang dia lihat di
Alkitab tersebut. "Buat saya, itu kayak kasih ketenangan, kedamaian buat
saya. Dari situ saya merasa ternyata "Tuhan, Engkau mau mengampuni
saya."" jelasnya lagi.
Namun, roh-roh tersebut ternyata
tidak berhenti. Tiba-tiba ada suara keras yang menanyakan, "Tuhan mana
yang kamu sembah?" sebanyak tiga kali dan dijawab Esther "Saya
percaya Tuhan Yesus."
Dan tiba-tiba di dalam hati Esther
muncul perkataan, "Aku mengasihi engkau." Kata-kata yang membuat hati
Esther begitu merasa luar biasa. Esther yang selama ini jarang mendengar
perkataan seperti itu, apalagi oleh orangtuanya, merasa begitu tersentuh. Suara
itu buat Esther begitu damai sejahtera dan tenang, berbeda dengan suara-suara
sebelumnya yang dia dengar, yang keras dan emosi.
Perubahan dalam hidup Esther mengubah
semua anggota keluarganya. Mereka semua menjadi percaya Yesus dan melepaskan
sesajen yang selama ini disembah. "Jika selama ini saya menolong orang
dengan apa yang saya dengar (dari roh-roh), sekarang saya bisa menolong orang
dengan firman Tuhan, apa yang Tuhan katakan…Yesus tujuan hidup saya,"
tutup Esther.
Jika ada di antara kita yang
merindukan Yesus, datanglah kepada-Nya. Datanglah bersama keluarga agar mereka
pun mendapatkan damai sejahtera dan ketenangan seperti yang didapatkan Esther.
Tidak ada satu kuasa yang sanggup melepaskan kita dari jerat dosa, kecuali
Yesus semata. Terimalah Dia
Sumber Kesaksian : Esther Shinta
Samali . Jawabab.com
No comments:
Post a Comment