Skip to main content

19 tahun lumpuh dapat berjalan

Kesaksian Gulshan Fatima, Telah ber-tahuntahun saya membaca Alquran suci dengan setia dan tekun serta bersembahyang dengan teratur, namun lama kelamaan saya merasa kehilangan akan semua harapan bahwa keadaan saya akan dapat berubah.

Saya terus berdoa
Kini bagaimanapun saya mulai percaya mengenai apa yang tertulis mengenai Nabi Isa adalah benar bahwa Ia melakukan Mujizat-mujizat, Ia hidup dan Ia dapat menyembuhkanku. "Oh Isa anak Mariam dalam Al-quran suci difirmankan bahwa Engkau membangkitkan orang mati dan menyembuhkan orang kusta serta melakukan mujizat-mujizat. Karena itu sembuhkan juga saya!.Sambil memanjat kan doa harapanku menjadi makin kuat.

Aneh rasanya selama bertahun-tahun saya melakukan sembahyangku, belum pernah saya merasa yakin bahwa saya dapat disembuhkan. Tasbih yang saya bawa dari menunaikan ibadah haji saya ambil dan mengucapkan Bismillah sesudah setiap doa saya menambahkan "Oh Isa, anak Mariam, sembuhkanlah saya. Berangsur-angsur caraku berdoa berubah sampai saya berulang kali berdoa antara waktu-waktu sembahyang dan pada setiap biji tasbih "Oh Isa, anak Mariam, sembuhkanlah saya". Semakin banyak saya berdoa semakin dekat rasanya saya ditarik kerah pribadi bayangan yang urutannya No.2 dalam Al-quran dan memiliki Kuasa dimana Nabi Muhammad sendiri tidak menyatakan memilikinya. Dimanakah ada tersurat bahwa Nabi lain menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati?. Jika saja saya dapat membicarakannya dengan seseorang keluhku namun tidak seorangpun yang ada.


Saya terus berdoa menurut cara ini kepada Nabi ini, Isa, sampai akan ada terang yang diberikan lagi padaku. Sebagaimana biasanya, jam 03.00 pagi saya sudah terbangun dan sedang duduk-duduk ditempat tidurku membacakan ayat-ayat yang telah kuhapal sambil mengucapkan ayat-ayat itu hatiku telah menaikkan serangkaian doa: " Oh Isa anak Mariam, sembuhkanlah saya". Lalu dengan tiba-tiba saya berhenti dengan lantang saya berkata agak keras sebagai cetusan perasaanku yang selama ini telah terdorong masuk kedalam pikiranku: " Saya telah melakukan hal ini sebegitu lama tapi toh masih saja lumpuh. Saya dapat mendengar gerakan gerakan perlahan dari seseorang yang sedang bangun untuk mepersiapkan air sembahyang subuh. Tidak lama lagi Bibi akan masuk menjengukku.

Walalupun saya telah mencetuskan pernyataan itu, namun pikiranku terpusatkan pada suatu kedaan yang mendesak terhadap permasalahanku "Kenapa saya belum juga disembuhkan, walalupun saya telah berdoa selama 3 tahun?. "Lihat, Engkau hidup disurga, dan dalam Alquran difirmankan bahwa: Engkau yang telah menyembuhkan orang-orang, Engkau dapat menyembuhkan saya, tapi toh saya masih lumpuh sepeerti sediakala, kenapa tidak ada jawaban kecuali keheningan yang membatu di dalam kamar yang mengolokolokan doaku. Saya menyebut lagi namanya dengan putus asa mengadukan masalahku. Masih tidak ada jawaban, kemudian sambil gemetar menahan kesakitan saya mengeluh ; "Jika Engkau Sanggup, Sembuhkanlah Saya - Jika Tidak Katakanlah!, Saya Tidak Akan Melanjutkan Perjalanan Melalui Perjalanan Ini Lagi!.

Cahaya didalam kamarku
Apa yang terjadi berikutnya merupakan suatu yang sulit bagiku untuk melukiskannya dengan kata-kata. Saya menyadari bahwa seluruh ruangan itu penuh dengan cahaya. Mula-mula saya mengira bahwa mungkin cahaya itu datang dari lampu baca disamping tempat tidurku, lalu kulihat bahwa cahaya lampu itu kabur, apakah itu sinar fajar. Masih terlalu pagi untuk itu. Cahaya tersebut makin bertambah sinarnya makin terang sehingga melebih terangnya siang hari. Saya menutup wajahku dengan syal, saya sangat ketakutan. Lalu terpikir olehku jangan-jangan, si tukang kebun menyalakan lampu diluar untuk menyoroti pepohonan. Kadang-kadang hal itu dilakukannya dengan maksud mencegah pencuri-pencuri ketika buah-buah mangga sedang masak atau untuk mengawasi penyiraman dikala sejuk malam.

Saya mengeluarkan wajahku dari syal untuk melihat-lihat. Tapi pintu-pintu dan jendelajendela tertutup rapat dengan tirai-tirai dan alat penutupnya dengan baik, kemudian saya menyadari kehadiran sosok-sosok tubuh yang mengenakan jubah panjang, berdiri ditengah-tengah cahaya itu beberapa meter jauhnya dari tempat tidurku. Ada 12 sosok tubuh disitu berbaris namun sosok tubuh di tengah yang ke-13 yang lebih besar dan lebih bercahaya dibandingkan dengan yang lain.

"Ya Allah", teriakku dengan keringat mengalir di dahiku. Saya menundukkan kepala dan berdoa," Ya Allah siapakah gerangan orang-orang ini dan dengan cara bagaimana mereka dapat memasuki kamarku sedangkan semua jendela dan pintu terkunci rapat?" Tiba-tiba suatu suara berkata :"Bangkitlah, inilah jalan yang telah engkau caricari. Akulah Isa (Yesus) anak Mariam, kepada siapa engkau telah berdoa dan kini Aku berdiri didepanmu". "Berdirilah engkau dan datanglah kepadaKu". Saya mulai menangis, "Oh Yesus, saya seorang yang lumpuh, saya tidak dapat berdiri. Ia berkata, "Berdirilah dan datanglah kepadaKu, Akulah Yesus". Ketika saya masih sangsi Ia mengatakannya untuk keduakalinya. Lalu, karena saya masih ragu-ragu Ia mengatakannya untuk ke-tiga kalinya,"BERDIRILAH!".

Dan saya, Gulshan Fatima, yang telah lumpuh ditempat tidurku selama 19 tahun, merasakan kekuatan baru mengalir masuk kedalam tungaki-tungkai dan lengan-lenganku selama ini tidak berfungsi sama sekali. Saya menaruh kakiku kelantai dan berdiri kemudian saya mengambil beberapa langkah dan jatuh pada kaki dari visi tersebut. Saya sedang mandi didalam cahaya yang sangat murni dan sinarnya sama terang dengan gabungan cahaya matahari dan bulan. Cahaya itu mengalir masuk kedalam hatiku dan kedalam pikiranku, lalu banyak hal yang menjadi jelas bagiku pada saat itu juga.

Yesus menumpangkan tangannya keatas kepalaku dan saya melihat sebuah lobang ditangannya darimana sebuah sinar masuk memancar ke pakaianku sehingga bajuku yang berwarna hijau itu sampai berwarna putih. Ia bersabda: "Akulah Yesus. Akulah Immanuel, Akulah jalan kebenaran dan hidup, Aku hidup dan Aku akan datang segera. Lihatlah, mulai dari sekarang apa yang kau lihat haruslah kau saksikan kepada umatKu, UmatKU adalah umatmu dan Engkau harus tetap setia menyaksikan terhadap umatKU. Ia berkata:"Sekarang engkau harus menjaga agar jubah dan tubuhmu ini tidak bernoda. Kemanapun engkau pergi, Aku akan menyertaimu dan sejak hari ini hendaklah engaku berdoa demikian : Bapa kami yang ada dalam surga, dipermuliakanlah namaMu, datanglah kerajaanMU, jadilah kehendakMu dibumi seperti didalam surga, berikanlah pada hari ini makanan kami yang secukupnya tiap hari dan ampunilah kesalahan-kesalahan kami sebagaimana kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami, dan janganlah membawa kami kedalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat, karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya, Amin".

Ia menyuruh saya mengulang-ulang doa itu sampai benar-benar masuk tenggelam kedalam hati sanubariku. Doa itu dalam keindahannya yang sangat mendalam begitu berbeda dengan doa-doa yang telah saya pelajari untuk dipanjatkan, sejak masa kanak- kanakku sampai sekarang ini. Allah dipanggil, "Bapa", itulah satu sebutan yang begitu erat menggengam di dalam dihatiku yang dapat mengisi kekosongannya. Saya ingin untuk dapat tetap tinggal disana, di kaki Yesus mengucapkan doa yang menyebut nama baru bagi Allah - "Bapa kami", tetapi visi Yesus lebih lanjut mengatakan padaku: "Bacalah lebih lanjut dalam Al-Quran, Aku Hidup dan akan segera datang."

Hal ini telah diajarkan kepadaku dan mendengar ini timbul kepercayaan didalam diriku terhadap apa yang telah saya dengar, banyak lagi yang dikatakan Yesus. Saya begitu penuh dengan sukacita yang tidak dapat dilukiskan, saya melihat ke tangan dan ke kakiku, sudah ada daging disitu. Tanganku belum sempurna, namun begitu terasa ada kekuatan dan tidak lagi lunglai dan tidak berguna. "Kenapa Engkau tidak sembuhkan saya sampai sempurna?" tanyaku. JawabanNYA datang dengan penuh kasih: "Aku mau kau menjadi SaksiKU". Sosok-sosok tubuh itu lalu naik dari pandanganku, makin lama makin lenyap.

Saya berkeinginan agar Yesus tinggal lebih lama lagi. Lalu saya menangis tersedu-sedu, kemudian cahaya itu lenyap dan saya tinggal sendirian berdiri ditangah tengah kamarku mengenakan sebuah jubah putih dan mataku terasa berat karena cahaya yang mempesonakan itu. Sekarang malah cahaya lampu yang ada disisi tempat tidurku rasanya menyakitkan mataku dan alis mataku terasa sangat berat menekan diatasnya, saya mencari-cari didalam laci sebuah rak yang diletakan rapat kedinding. Didalamnya saya menemukan sepasang kaca mata hitam yang biasa kupakai di halaman. Saya mengenakannya dan dapat membuka mataku serta dapat melihat lebih enak, dengan berhati-hati saya menutup laci lalu berpaling dan memandang sekeliling kamarku. Sama saja keadaanku seperti ketika saya baru bangun tidur.

Jam masih berdetik diatas meja disamping tempat tidurku menunjukkan waktu hampir jam 04.00 pagi. Pintu terkunci rapat begitu juga jendela-jendela dengan tirai-tirainya masih tertutup seluruhnya terhadap hawa dingin, bagaimanapun saya belum membayangkan tentang kejadian itu karena buktinya kumiliki didalam tubuhku. Saya melakukan beberapa langkah lalu beberapa lagi. Saya berjalan dari dinding ke dinding, keatas dan kebawah lagi. Tidak salah lagi, anggota-anggota tubuhku telah sehat sempurna pada sisi yang sebelumnya lumpuh.

Oh, betapa sukacita perasaanku. "Bapa !". seruku."Bapa kami yang disurga". Ini merupakan sebuah ungkapan doa yang baru dan indah sekali. Tiba-tiba ketukan terdengar dipintu. Rupanya Bibi,"Gulshan, katanya dengan tergesa-gesa, siapa yang ada dikamarmu ber-jalan-jalan". Saya sendiri, Bibi. Terdengar satu tarikan nafas yang pendek, lalu bibiku berseru lagi, Oh, itu tidak mungkin, tidak bisa terjadi. Bagaimana kau dapat berjalan!.Engkau berdusta padaku. "Baiklah, masuklah kemari dan lihatlah sendiri!. Pintu terbuka per-lahan-lahan dan dengan penuh ketakutan bibi melangkah masuk kedalam kamar.

Beliau berdiri dengan tubuh menekan kedinding dalam ketakutan dan ketidak percayaan, matanya terbelalak dan menatap kewajahku yang justru berseri-seri. "Kau akan jatuh! katanya. "Saya tidak akan jatuh, saya tertawa merasakan adanya kuasa dan kekuatan dari kehidupan baru yang menjalar melalui pembuluh-pembuluh darah saya. Bibiku melangkah maju perlahan-lahan kedepan, tangannya dibentangkan ke depan seperti seorang buta meraba-raba mencari jalannya. Ia mengangkat lengan bajuku dan melihat lenganku montok dan sehat seperti keadaan yang sekarang. Kemudian beliau meminta saya duduk ditempat tidur dan memandang kearah kakiku yang telah sempurna seperti kakiku yang sebelah lagi.

Aneh rasanya melihat engkau berdiri. Saya harus membiasakan diri untuk ini katanya. Beliau meminta padaku untuk menceritakan bagaimana kejadiannya tadi, ku ceritrakan pada bibi dari permulaan pertama tentang ramalan ayah lalu suara dikamarku pada malam kematian ayah. Kemudian saya menceritrakan masa 3 tahun membaca tentang nabi Isa (Yesus) didalam Al-Quran diakhiri dengan pemunculanNYA padaku dan kesembuhanku. Waktu tiba pada cerita tentang Yesus yang berkata agar saya menjadi saksiNYA.
Sumber: Book THE TORN VEIL

Catatan:
Bagi mereka yang sulit sekali untuk berdoa dan untuk memperoleh Alkitab, itu tidak ada alasan untuk mereka untuk mencari Tuhan. Gulshan Fatima selama tiga tahun dia selalu mencari Isa, seperti yang telah tercatat bahwa Dia adalah seorang penyembuh. Dan kita telah baca bahwa cahaya ada di dalam kamarnya pada saat dia harus melakukan kewajibannya untuk berdoa jam 3 pagi, saat itu juga kesembuhan terjadi kepada dia, yang telah lumpuh selama 19 tahun, karena dia telah berjumpa Isa. Tuhan tahu waktu yang tepat untuk menyembuhkan kita. Jangan pernah putus pengharapan kepada Tuhan Yesus, dalam keadaan baik maupun buruk. Amin

Kumpulan kisah Nyata:

Comments