Kesaksian Gulshan Fatima, Telah
ber-tahuntahun saya membaca Alquran suci dengan setia dan tekun serta
bersembahyang dengan teratur, namun lama kelamaan saya merasa kehilangan akan
semua harapan bahwa keadaan saya akan dapat berubah.
Saya terus berdoa
Kini bagaimanapun saya mulai percaya mengenai apa yang tertulis mengenai Nabi Isa adalah benar bahwa Ia melakukan Mujizat-mujizat, Ia hidup dan Ia dapat menyembuhkanku. "Oh Isa anak Mariam dalam Al-quran suci difirmankan bahwa Engkau membangkitkan orang mati dan menyembuhkan orang kusta serta melakukan mujizat-mujizat. Karena itu sembuhkan juga saya!.Sambil memanjat kan doa harapanku menjadi makin kuat.
Aneh
rasanya selama bertahun-tahun saya melakukan sembahyangku, belum pernah saya
merasa yakin bahwa saya dapat disembuhkan. Tasbih yang saya bawa dari
menunaikan ibadah haji saya ambil dan mengucapkan Bismillah sesudah setiap doa
saya menambahkan "Oh Isa, anak Mariam, sembuhkanlah saya. Berangsur-angsur
caraku berdoa berubah sampai saya berulang kali berdoa antara waktu-waktu
sembahyang dan pada setiap biji tasbih "Oh Isa, anak Mariam, sembuhkanlah
saya". Semakin banyak saya berdoa semakin dekat rasanya saya ditarik kerah
pribadi bayangan yang urutannya No.2 dalam Al-quran dan memiliki Kuasa dimana
Nabi Muhammad sendiri tidak menyatakan memilikinya. Dimanakah ada tersurat
bahwa Nabi lain menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati?. Jika
saja saya dapat membicarakannya dengan seseorang keluhku namun tidak seorangpun
yang ada.
Saya
terus berdoa menurut cara ini kepada Nabi ini, Isa, sampai akan ada terang yang
diberikan lagi padaku. Sebagaimana biasanya, jam 03.00 pagi saya sudah
terbangun dan sedang duduk-duduk ditempat tidurku membacakan ayat-ayat yang
telah kuhapal sambil mengucapkan ayat-ayat itu hatiku telah menaikkan
serangkaian doa: " Oh Isa anak Mariam, sembuhkanlah saya". Lalu
dengan tiba-tiba saya berhenti dengan lantang saya berkata agak keras sebagai
cetusan perasaanku yang selama ini telah terdorong masuk kedalam pikiranku:
" Saya telah melakukan hal ini sebegitu lama tapi toh masih saja lumpuh.
Saya dapat mendengar gerakan gerakan perlahan dari seseorang yang sedang bangun
untuk mepersiapkan air sembahyang subuh. Tidak lama lagi Bibi akan masuk menjengukku.
Walalupun
saya telah mencetuskan pernyataan itu, namun pikiranku terpusatkan pada suatu
kedaan yang mendesak terhadap permasalahanku "Kenapa saya belum juga
disembuhkan, walalupun saya telah berdoa
selama 3 tahun?. "Lihat, Engkau hidup disurga, dan dalam Alquran
difirmankan bahwa: Engkau yang telah menyembuhkan orang-orang, Engkau dapat
menyembuhkan saya, tapi toh saya masih lumpuh sepeerti sediakala, kenapa tidak
ada jawaban kecuali keheningan yang membatu di dalam kamar yang mengolokolokan doaku.
Saya menyebut lagi namanya dengan putus asa mengadukan masalahku. Masih tidak
ada jawaban, kemudian sambil gemetar menahan kesakitan saya mengeluh ; "Jika
Engkau Sanggup, Sembuhkanlah Saya - Jika Tidak Katakanlah!, Saya Tidak Akan
Melanjutkan Perjalanan Melalui Perjalanan Ini Lagi!.
Cahaya didalam kamarku
Apa
yang terjadi berikutnya merupakan suatu yang sulit bagiku untuk melukiskannya
dengan kata-kata. Saya menyadari bahwa seluruh ruangan itu penuh dengan cahaya.
Mula-mula saya mengira bahwa mungkin cahaya itu datang dari lampu baca
disamping tempat tidurku, lalu kulihat bahwa cahaya lampu itu kabur, apakah itu
sinar fajar. Masih terlalu pagi untuk itu. Cahaya tersebut makin bertambah
sinarnya makin terang sehingga melebih terangnya siang hari. Saya menutup
wajahku dengan syal, saya sangat ketakutan. Lalu terpikir olehku jangan-jangan,
si tukang kebun menyalakan lampu diluar untuk menyoroti pepohonan.
Kadang-kadang hal itu dilakukannya dengan maksud mencegah pencuri-pencuri
ketika buah-buah mangga sedang masak atau untuk mengawasi penyiraman dikala
sejuk malam.
Saya
mengeluarkan wajahku dari syal untuk melihat-lihat. Tapi pintu-pintu dan
jendelajendela tertutup rapat dengan tirai-tirai dan alat penutupnya dengan
baik, kemudian saya menyadari kehadiran sosok-sosok tubuh yang mengenakan jubah
panjang, berdiri ditengah-tengah cahaya itu beberapa meter jauhnya dari tempat
tidurku. Ada 12 sosok tubuh disitu berbaris namun sosok tubuh di tengah yang
ke-13 yang lebih besar dan lebih bercahaya dibandingkan dengan yang lain.
"Ya
Allah", teriakku dengan keringat mengalir di dahiku. Saya menundukkan
kepala dan berdoa," Ya Allah siapakah gerangan orang-orang ini dan dengan
cara bagaimana mereka dapat memasuki kamarku sedangkan semua jendela dan pintu
terkunci rapat?" Tiba-tiba suatu
suara berkata :"Bangkitlah, inilah jalan yang telah engkau caricari.
Akulah Isa (Yesus) anak Mariam, kepada siapa engkau telah berdoa dan kini Aku
berdiri didepanmu". "Berdirilah engkau dan datanglah kepadaKu".
Saya mulai menangis, "Oh Yesus, saya seorang yang lumpuh, saya tidak dapat
berdiri. Ia berkata, "Berdirilah dan datanglah kepadaKu, Akulah
Yesus". Ketika saya masih sangsi Ia mengatakannya untuk keduakalinya.
Lalu, karena saya masih ragu-ragu Ia mengatakannya untuk ke-tiga kalinya,"BERDIRILAH!".
Dan
saya, Gulshan Fatima, yang telah lumpuh ditempat tidurku selama 19 tahun,
merasakan kekuatan baru mengalir masuk kedalam tungaki-tungkai dan
lengan-lenganku selama ini tidak berfungsi sama sekali. Saya menaruh kakiku
kelantai dan berdiri kemudian saya mengambil beberapa langkah dan jatuh pada
kaki dari visi tersebut. Saya sedang mandi didalam cahaya yang sangat murni dan
sinarnya sama terang dengan gabungan cahaya matahari dan bulan. Cahaya itu
mengalir masuk kedalam hatiku dan kedalam pikiranku, lalu banyak hal yang
menjadi jelas bagiku pada saat itu juga.
Yesus
menumpangkan tangannya keatas kepalaku dan saya melihat sebuah lobang
ditangannya darimana sebuah sinar masuk memancar ke pakaianku sehingga bajuku yang
berwarna hijau itu sampai berwarna putih. Ia bersabda: "Akulah Yesus. Akulah Immanuel, Akulah jalan kebenaran dan hidup,
Aku hidup dan Aku akan datang segera. Lihatlah, mulai dari sekarang apa yang
kau lihat haruslah kau saksikan kepada umatKu, UmatKU adalah umatmu dan Engkau
harus tetap setia menyaksikan terhadap umatKU. Ia berkata:"Sekarang engkau harus menjaga agar
jubah dan tubuhmu ini tidak bernoda. Kemanapun engkau pergi, Aku akan
menyertaimu dan sejak hari ini hendaklah engaku berdoa demikian : Bapa kami
yang ada dalam surga, dipermuliakanlah namaMu, datanglah kerajaanMU, jadilah
kehendakMu dibumi seperti didalam surga, berikanlah pada hari ini makanan kami
yang secukupnya tiap hari dan ampunilah kesalahan-kesalahan kami sebagaimana
kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami, dan janganlah membawa
kami kedalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat, karena
Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya,
Amin".
Ia menyuruh saya
mengulang-ulang doa itu sampai benar-benar masuk tenggelam kedalam hati
sanubariku. Doa itu dalam keindahannya yang sangat
mendalam begitu berbeda dengan doa-doa yang telah saya pelajari untuk
dipanjatkan, sejak masa kanak- kanakku sampai sekarang ini. Allah dipanggil,
"Bapa", itulah satu sebutan yang begitu erat menggengam di dalam
dihatiku yang dapat mengisi kekosongannya. Saya ingin untuk dapat tetap tinggal
disana, di kaki Yesus mengucapkan doa yang menyebut nama baru bagi Allah -
"Bapa kami", tetapi visi Yesus lebih lanjut mengatakan padaku: "Bacalah lebih lanjut dalam Al-Quran,
Aku Hidup dan akan segera datang."
Hal
ini telah diajarkan kepadaku dan mendengar ini timbul kepercayaan didalam
diriku terhadap apa yang telah saya dengar, banyak lagi yang dikatakan Yesus.
Saya begitu penuh dengan sukacita yang tidak dapat dilukiskan, saya melihat ke
tangan dan ke kakiku, sudah ada daging disitu. Tanganku belum sempurna, namun
begitu terasa ada kekuatan dan tidak lagi lunglai dan tidak berguna. "Kenapa Engkau tidak sembuhkan saya
sampai sempurna?" tanyaku. JawabanNYA datang dengan penuh kasih: "Aku mau kau menjadi SaksiKU".
Sosok-sosok tubuh itu lalu naik dari pandanganku, makin lama makin lenyap.
Saya
berkeinginan agar Yesus tinggal lebih lama lagi. Lalu saya menangis tersedu-sedu,
kemudian cahaya itu lenyap dan saya tinggal sendirian berdiri ditangah tengah
kamarku mengenakan sebuah jubah putih dan mataku terasa berat karena cahaya
yang mempesonakan itu. Sekarang malah cahaya lampu yang ada disisi tempat
tidurku rasanya menyakitkan mataku dan alis mataku terasa sangat berat menekan
diatasnya, saya mencari-cari didalam laci sebuah rak yang diletakan rapat
kedinding. Didalamnya saya menemukan sepasang kaca mata hitam yang biasa
kupakai di halaman. Saya mengenakannya dan dapat membuka mataku serta dapat
melihat lebih enak, dengan berhati-hati saya menutup laci lalu berpaling dan
memandang sekeliling kamarku. Sama saja keadaanku seperti ketika saya baru
bangun tidur.
Jam
masih berdetik diatas meja disamping tempat tidurku menunjukkan waktu hampir
jam 04.00 pagi. Pintu terkunci rapat begitu juga jendela-jendela dengan
tirai-tirainya masih tertutup seluruhnya terhadap hawa dingin, bagaimanapun
saya belum membayangkan tentang kejadian itu karena buktinya kumiliki didalam
tubuhku. Saya melakukan beberapa langkah lalu beberapa lagi. Saya berjalan dari
dinding ke dinding, keatas dan kebawah lagi. Tidak salah lagi, anggota-anggota
tubuhku telah sehat sempurna pada sisi yang sebelumnya lumpuh.
Oh,
betapa sukacita perasaanku. "Bapa !". seruku."Bapa kami yang
disurga". Ini merupakan sebuah ungkapan doa yang baru dan indah sekali.
Tiba-tiba ketukan terdengar dipintu. Rupanya Bibi,"Gulshan, katanya dengan
tergesa-gesa, siapa yang ada dikamarmu ber-jalan-jalan". Saya sendiri,
Bibi. Terdengar satu tarikan nafas yang pendek, lalu bibiku berseru lagi, Oh,
itu tidak mungkin, tidak bisa terjadi. Bagaimana kau dapat berjalan!.Engkau
berdusta padaku. "Baiklah, masuklah kemari dan lihatlah sendiri!. Pintu
terbuka per-lahan-lahan dan dengan penuh ketakutan bibi melangkah masuk kedalam
kamar.
Beliau
berdiri dengan tubuh menekan kedinding dalam ketakutan dan ketidak percayaan,
matanya terbelalak dan menatap kewajahku yang justru berseri-seri. "Kau
akan jatuh! katanya. "Saya tidak akan jatuh, saya tertawa merasakan adanya
kuasa dan kekuatan dari kehidupan baru yang menjalar melalui pembuluh-pembuluh
darah saya. Bibiku melangkah maju perlahan-lahan kedepan, tangannya
dibentangkan ke depan seperti seorang buta meraba-raba mencari jalannya. Ia
mengangkat lengan bajuku dan melihat lenganku montok dan sehat seperti keadaan
yang sekarang. Kemudian beliau meminta saya duduk ditempat tidur dan memandang
kearah kakiku yang telah sempurna seperti kakiku yang sebelah lagi.
Aneh
rasanya melihat engkau berdiri. Saya harus membiasakan diri untuk ini katanya.
Beliau meminta padaku untuk menceritakan bagaimana kejadiannya tadi, ku
ceritrakan pada bibi dari permulaan pertama tentang ramalan ayah lalu suara
dikamarku pada malam kematian ayah. Kemudian saya menceritrakan masa 3 tahun
membaca tentang nabi Isa (Yesus) didalam Al-Quran diakhiri dengan pemunculanNYA
padaku dan kesembuhanku. Waktu tiba pada cerita tentang Yesus yang berkata agar
saya menjadi saksiNYA.
Sumber:
Book THE TORN VEIL
Catatan:
Bagi
mereka yang sulit sekali untuk berdoa dan untuk memperoleh Alkitab, itu tidak
ada alasan untuk mereka untuk mencari Tuhan. Gulshan Fatima selama tiga tahun
dia selalu mencari Isa, seperti yang telah tercatat bahwa Dia adalah seorang
penyembuh. Dan kita telah baca bahwa cahaya ada di dalam kamarnya pada saat dia
harus melakukan kewajibannya untuk berdoa jam 3 pagi, saat itu juga kesembuhan
terjadi kepada dia, yang telah lumpuh selama 19 tahun, karena dia telah
berjumpa Isa. Tuhan tahu waktu yang tepat untuk menyembuhkan kita. Jangan
pernah putus pengharapan kepada Tuhan Yesus, dalam keadaan baik maupun buruk.
Amin
Kumpulan
kisah Nyata:
No comments:
Post a Comment