Saturday, December 15, 2012

Kesaksian Nabeel Qureshi

Keluargaku sangat taat Beribadah
Pada waktu aku masih kecil, orang tuaku sangat taat beribadah. Akupun jadi sangat taat karenanya. Orang tuaku selalu mengajarkan aku sembahyang kepada “Allah“ lima kali sehari. Setidak-tidaknya aku harus mengikuti sembahyang wajib dan selain itu aku bebas berdoa apapun pada waktu luangku. Sembahyang adalah bagian esensial dari hidupku. Aku bangun pagi, aku mengucapkan doa pagiku tepat setelah aku membuka mata. Kalau aku pergi ke kamar mandi ada doa yang aku harus kubacakan sebelum cuci tangan. Ada doa yang kubacakan sebelum dan setelah membaca Kuran tiap hari. 

Kemudian pergi ke sekolah setelah doa pagi lalu pada sore hari membaca doa sore. Jadi Islam tertanam dalam diriku dan karena itu orang tuaku sangat sangat bangga terhadap aku. Aku adalah seorang anak muslim yang mereka harapkan. Aku berasal dari garis keturunan pendakwah dan keluargaku memperlakukan Islam sebagai bagian integral dari hidup mereka dan bukan sesuatu hal sampingan. Jadi “Allah“ dan nabi Islam yaitu Muhammad sangat dihormati dan setiap saat kami sangat menyembah “Allah“. Islam bukan semata-mata agama tetapi ‘Jalan Hidup‘ dan Islam adalah kami dan bukan sesuatu yang kami ikuti. Islam bukanlah sesuatu yang aku yang aku abaikan begitu saja. Islam adalah jalanku dan keberadaanku.

Aku mulai kuliah
Aku terlibat dalam lomba pidato dan debat saat pertama kali aku masuk universitas. Aku berumur delapan belas tahun waktu itu. Teman setimku bernama David. David dan aku menempati satu kamar dan sebelum tidur malam itu dia keluarkan sebuah Alkitab. Aku jarang sekali melihat orang membaca Alkitab pada waktu senggang mereka. Aku pernah dengar orang berkhotbah dari Alkitab dan merujuk kepada Alkitab tapi aku tidak pernah melihat orang membacanya pada waktu senggang mereka. Aku katakan kepada David, “David, kamu pasti tahu bahwa Alkitab itu sudah dirubah, bukan? Kamu tahu bahwa kitab itu sudah dirubah dan bukan lagi yang asli yang diwahyukan kepada Kristus ratusan tahu yang lalu, bukan?“

Tanpa aku sadari ternyata David adalah seorang apologis yang sudah malang melintang. Dia telah mempelajari Alkitab, kanon Alkitab, alasan percaya Alkitab, dan alasan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Jadi, dia siap menjawab pertanyaanku. Jauh lebih siap daripada yang aku perkirakan. Dia berkata “Kamu tahu Alkitab belum berubah. Kita dapat menguji seberapa banyak sudah berubah. Ada ilmu yang bernama kritik teks yang memungkinkan kita memperkirakan kira-kira berapa banyak naskah yang ada bervariasi dari yang asli. Aku mempelajarinya dan mulai menyadari “Hey, Alkitab tidak berubah sebanyak itu.” Aku mulai menyadari tampaknya tidak ada doktrin yang telah berubah sehingga sejak awal Alkitab menyatakan bahwa “Kristus adalah Tuhan, Dia mati demi dosa kita, bangkit dari kematian pada hari ketiga, dan tidak mengatakan yang berbeda dari itu.”

Beberapa tahun kemudian aku mulai sadar bahwa mungkin aku salah. Setelah beberapa tahun berdebat dan mempelajari berbagai isu ini aku menyadari ada puluhan ribu dokumen yang menunjukkan bahwa Alkitab yang ada saat ini masih dekat dengan Firman yang diwahyukan pada awalnya dan Kristus memang mengklaim diri sebagai Tuhan dan ada bukti untuk itu dan tidak ada banyak bukti untuk [klaim] Islam.

Aku berdoa kepada Tuhan
Aku perlu sekitar tiga setengah tahun untuk menyadari bahwa semua ini benar. Kusadari semua yang telah diajarkan padaku; aku mengasihi “Allah“, aku mengasihi Islam, aku mengasihi orang tuaku, aku mengasihi Muhammad, semua yang telah diajarkan kepadaku, namun semua itu tidak membuat [yang kupercayai] menjadi benar. Aku memohon kepada Tuhan; “Tuhan aku tidak dapat mengetahui kebenaran tanpa Engkau. Tolong tunjukkan kebenaran kepadaku! Sebarapapun yang aku harus lakukan, betapapun sakitnya, siapapun dalam keluargaku yang akan meninggalkan aku, siapapun temanku yang akan meninggalkan aku, apapun yang perlu untuk itu, aku akan menjalani jalan itu.“ Aku ingat kembali apa yang kulakukan, aku tidak tahu apa yang telah ku lakukan. Aku di pinggir tempat tidur hotel dan aku telah berdoa. Aku berdoa dan berdoa kepada Tuhan, namun kali ini aku berdoa dengan segala kerendahan hati yang aku bisa lakukan. Aku benar-benar hancur. Aku katakan kepada Tuhan “Tuhan, aku tidak tahu, aku tidak dapat tahu. Hidupku dalam kekekalan sementara dipertaruhkan. Aku minta Engkau menyatakan kebenaran itu kepadaku entah lewat visi, mimpi atau apapun.“

Aku mendapat Penglihatan
Malam itu waktu aku telah berdoa, ayahku tidur di tempat tidur sebelahku. Aku di tempat tidurku sendiri. Kami di kamar hotel waktu itu. Dia sudah tidur waktu itu. Waktu itu masih ada secercah cahaya di dalam kamar tetapi setelah aku berdoa, segala sesuatu menjadi gelap. Tidak ada lagi cahaya dalam kamar itu. Lalu di depan ku tampak ratusan, atau ratusan ribu salib. Aku mengamatinya dengan mata terbelalak. Dan secepat gambaran itu datang, secepat itu juga pergi. Aku tahu itu terjadi. Aku tahu aku baru saja mendapat visi. Aku tidak mau percaya jadi aku memandang kepada Tuhan dan berkata “Tuhan, itu belum jadi bukti! Mungkin saja mataku yang tertipu. Mungkin di bawah sadarku aku memang mau percaya kekristenan benar. Melihat banyak salib tidak berarti apa-apa. Tuhan tidak turun dan menunjukkan kepadaku. Mungkin juga itu visi, mungkin juga tidak.“ Lalu aku katakan kepada Tuhan “Tuhan, lupakan permintaan akan visi itu. Sekarang, tunjukkan diri dalam mimpi. Mimpi apapun yang mendukung kebenaran dari yang telah aku lihat, maka aku akan menjadi kristen.“

Malam itu aku bermimpi. Tidak butuh waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Hanya butuh waktu beberapa jam. Tuhan memberiku mimpi waktu itu. Aku berdiri di depan sebuah pintu sempit. Belum di pintu, tetapi ujung jari kakiku berada pada garis pintu. Pintunya sempit. Lebarnya hanya sekitar tiga kaki. Cukup luas bagiku. Tingginya sekitar lima sampai enam kaki. Cukup tinggi bagiku untuk lewati. Yang kulihat itu bukan hanya pintu tetapi sebuah lorong yang ukuran tinggi dan lebarnya seperti pintu. Di ujung yang satunya ada temanku David yang sedang duduk di sebelah sebuah meja. Di dalam ruangan itu ada ratusan orang yang juga memiliki meja. Ada makanan di depan mereka dan mereka sudah siap makan tetapi mereka belum mulai makan sama sekali. Mereka seperti menunggu seorang pembicara untuk memulai acara apapun itu dan menutup pintu untuk memulai kegiatan. Tetapi mereka belum mulai makan. Aku katakan kepada David, “Aku pikir kita akan makan bersama.“ Tanpa menoleh David menjawabku, “Kamu tidak pernah memberi tanggapan.“ Itulah mimpinya. Aku berdiri di depan lorong sempit berkata “Aku pikir kita akan makan bersama.“ dan David yang hendak berpesta dan berkata “Kamu tidak pernah memberi respon.“

Aku mulai membaca Alkitab
Aku langsung bangun mengingat mimpi itu dan menyadari kamar [dalam mimpi] itu surga. Kamar itu adalah kerajaan Tuhan. Aku belum menjadi bagian dari kamar itu karena aku belum memberi respon. Tuhan memberiku mimpi yang sangat jelas yang tidak perlu ku interpretasi. Lebih jelas lagi karena beberapa jam setelah itu aku menelepon David dan mengatakan “David, aku bermimpi seperti ini.“ David berkata kepadaku, “Aku tidak perlu memberi pendapatku tentang hal itu. Hal itu sudah tercantum dalam Alkitab.“ Aku katakan, “Apa??“ Jawab David, “Buka Lukas 13“ Aku membuka Lukas 13 ayat 20-29 dan membacanya. Di dalamnya ada orang yang bertanya kepada Kristus apakah akan banyak orang yang akan masuk surga dan Dia menyatakan bahwa banyak orang mencoba tapi hanya sedikit yang akan berhasil. Masuklah melalui pintu sempit dan orang akan berdiri di pintu itu dan mengetuk. Itulah yang terjadi dalam mimpiku. Aku berada di pintu, pintu belum tertutup, masih ada kesempatan untuk masuk ke ruang pesta. Aku hanya perlu memberi respon. Saat itu aku sadari apa yang harus kulakukan. Aku menyadari bahwa Islam mungkin bukan kebenaran dan Tuhan menarik aku kepada-Nya walaupun aku tidak punya keinginan untuk ditarik. Aku meronta-ronta. Namun Dia menarikku menuju kepada Kebenaran. Hal itu benar-benar menyakitkan.

Aku benar-benar meratap waktu itu. Saat ke kampus satu hari, aku benar-benar meratap. Kukatakan kepada Tuhan, “ Tuhan, berikan aku waktu beberapa hari untuk menangis. Aku perlu menangis. Ada orang yang mengasihiku yang mungkin aku akan kehilangan atau yang mungkin akan mati karena mendengar semua ini. Ijinkan aku menangis.“ Aku kembali ke apartemenku dan aku membaca Kuran dan tidak ada yang bisa membantu di sana. Aku membuka Alkitab kitab Matius dan aku bahkan belum selesai pasal 5 dan disana dikatakan “Berbahagialah yang menangis, karena mereka akan dihibur. Aku membaca Ayub dan semua kesedihan di sana. Tuhan meringankan bebanku lewat Alkitab Firman-Nya bukan lewat Kuran. Tidak ada apa-apa di Kuran yang dapat membantuku. Kuran memberiku gambaran tentang kehidupan lamaku tetapi tidak ada yang membantuku. Tidak ada sama sekali. Setiap kali aku membuka Alkitab, selalu ada jawaban di sana.

Aku meminta sesuatu kepada Tuhan dan bertanya-tanya bagaimana aku bisa mendapatkan itu semua. Lalu aku membuka I Yohanes 5 ayat 14 sampai 5 dimana dikatakan bahwa segala sesuatu yang kita minta akan kita dapatkan karena Dia mendengar kita. Karena kita percaya dalam hati kita bahwa Kristus adalah Tuhan. Aku percaya dalam hatiku bahwa Yesus adalah Tuhan tetapi aku tidak mengakuinya. Dalam kitab yang sama yaitu I Yohanes bagaimana kita tahu [hal itu] kalau hati kita menyalahkan kita? Dikatakan kalau kita percaya dan mengakui dalam hati dan mengakui dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan, maka hati kita tidak akan menyalahkan kita. Aku belum mengakui waktu itu. Aku belum tahu. Roma pasal 10 mengatakan hal yang sama. Dikatakan kalau kita percaya dalam hati bahwa Kristus adalah Tuhan dan Dia bangkit pada hari ketiga, maka kita akan diselamatkan. Aku belum mengaku saat itu.

Setelah membaca Matius, aku terpukul. Dikatakan “tidak ada seorangpun yang menyangkali Aku di depan manusia yang akan Aku terima dalam kerajaan surga. Setiap orang yang menyangkali Aku akan Aku sangkali di hadapan Bapa-Ku dan setiap orang yang menyatakan tentang Aku di hadapan manusia akan aku nyatakan di hadapan Bapa-Ku.“ Pada saat itu aku tidak dapat menyangkali Kristus lagi. Aku tidak dapat menyangkali Tuhan sama sekali. Aku tidak bisa lagi berpegang pada ajaran yang telah aku pilih untuk percayai sebelum itu. Aku tidak punya alasan untuk percaya semua itu kecuali bahwa aku dilahirkan dan dibesarkan dengan ajaran tersebut. Aku mulai sadar bahwa semua yang kupercayai sebelumnya bukan kebenaran dan aku harus menerima Kristus dalam hidupku. Aku meminta Roh Kudus mengubah aku. Setelah berdoa, dunia menjadi berbeda. Aku melihat keluar jendela dan terkejut seolah-olah disengat listrik. Aku telah mengeluarkan kata-kata yang menurutku hanya kata-kata biasa tetapi semua itu permintaan kepada Tuhan yang Dia genapi.

Aku di jamah Roh Kudus
Pada saat itu ketika Roh Kudus memenuhi aku, aku terdiam di posisi itu selama 10 menit seolah-olah aku baru tersengat listrik. Tidak bisa bergerak. Ketika pertama kali aku bergerak dan melihat dunia, segala sesuatu benar-benar indah. Ada harapan besar, ada makna dalam kehidupan. Saat itu aku sadar bahwa yang penting bukanlah menjalani hidup sebagai seorang baik. Memang kita perlu lakukan itu tetapi itu bukanlah segalanya. Tujuan utama hidup adalah memuji dan menyembah satu-satunya Tuhan yang benar yang datang ke dunia ini dan mati demi dosa kita sehingga kita dapat menghargai Dia, kita dapat menyembah Dia sepenuhnya dengan riang dan sukacita seperti dikatakan Paulus dalam Filipi 4 “bersukacitalah senantiasa karena Tuhan dekat.“ Hidupku penuh arti sekarang karena aku dapat pergi dan memberitakan Injil. Aku tidak hanya duduk dan berkata “Hey, setiap orang yang melakukan perbuatan baik akan ke surga.“ Tidak, ada makna dalam hidup. Orang perlu tahu apa yang telah dia lakukan dan bagaimana posisi kita dalam hubungan dengan Tuhan.

Orang harus tahu bahwa kita harus menyembah satu-satunya Tuhan yang benar dan Puteranya Yesus Kristus yang datang untuk mati karena dosa kita. Kita harus katakan kepada orang bahwa Tuhan satu, tetapi Dia satu dalam tiga dan tiga dalam satu. Entah kita dapat memahami itu atau tidak, hal itu berada di luar jangkauan. Kita tidak perlu memahami itu. Yang perlu kita lakukan adalah bahwa Kristus adalah Tuhan dan Tuhan telah turun dalam bentuk seorang manusia. Muslim memiliki kecenderungan untuk memandang itu sebagai ketidakmungkinan.


Tidak ada alasan kenapa itu tidak mungkin. Tuhan bisa memilih untuk datang ke dunia ini sebagai manusia. Tunjukkan kepadaku dalam Kuran atau dalam Hadits dimana dikatakan bahwa hal itu tidak mungkin. Sebaliknya dalam Kitab Suci Islam ada berbagai ayat yang mengatakan bahwa “Tuhan dapat melakukan apapun yang Dia ingin lakukan.“ Pada hari terakhir kata Kuran waktu kita dihakimi, tidak ada seorangpun bahkan muslim yang bisa mendapatkan jalan ke surga kecuali karena anugerah Tuhan. Bahkan nabi Islam meminta pengikutnya untuk berdoa bagi pengampunan untuk dia berkali-kali dalam sehari karena dia tidak tahu apakah dia akan masuk ke surga atau tidak. Semua itu hanya karena anugerah Tuhan. Anugerah yang bahkan diandalkan oleh muslim untuk masuk surga pada akhir jaman adalah anugerah yang diandalkan oleh Kristen. Perbedaannya adalah Kristen percaya bahwa Anugerah itu telah diberikan di atas kayu salib 2000 tahun yang lalu. Dia menyediakan anugerah itu kepada kita. Anugerah yang sama harus kita cari. Aku percaya bahwa kalau kita meminta Tuhan menunjukkan kebenaran, maka Dia akan menunjukkan kebenaran itu.

Kumpulan Kisah Nyata:

No comments:

Post a Comment