Monday, October 8, 2012

Kesaksian Puan Maharani (Tragedi Tsunami Aceh)

Hormat saya,
Puan Maharani – Lhokseumawe
Surat Kedua: Dear, Puan sudah yatim piatu sejak umur 5 tahun dan sebelum malapetaka (tsunami) hidup Puan merana (tinggal bersama nenek yang seorang diri juga). Ketika itu Puan bisa bersekolah sampai SMP berkat bantuan dari Pemerintah. Nenek Puan meninggal secara mengerikan akibat malapetaka itu.

Itu masa lalu Puan… Puan nggak mau mengingatnya lagi…
Di hati Puan, cuma ada Mama dan Papa (orang tua angkat). Mereka sangat baik dan cinta banget sama aku.

Puan berusaha lupakan masa lalu, kata teman-teman aku trauma. Tapi terlepas trauma atau tidak, kini Puan merasa bahagia dan Puan sayang sama Mama dan Papa.

Puan nggak perlu berpanjang lebar, ini adalah hidup Puan, dan Puan sudah memilih jalan yang menurut Puan adalah BENAR.

Teman-teman Puan sering menuduh Puan telah dikristenisasi oleh ortu. Bagi Puan, Kristenisasi atau bukan Kristenisasi itu nggak penting. Karena bagi Puan, Kristen adalah Kebenaran Sejati. Kristen tidak pernah mencelakakan orang lain. Kristen adalah agama yang baik dan penuh kasih.

Puan selalu berusaha menjelaskan kepada teman-teman kalau pun Kristenisasi itu ada, Kristenisasi adalah untuk MENYELAMATKAN bukan untuk MENCELAKAKAN seperti yang disangkakan teman-teman Puan yang Muslim.

Orang yang menolak Kristenisasi adalah orang yang hatinya beku karena belum kenal siapa Tuhan Yesus yang sebenarnya.

Justru Islamisasi itulah yang membuat orang celaka karena hanya ngajarin rasa benci. Contohnya artikel “ada apa di Poso” yang ditampilkan di al-islahonline.com. Trus satunya lagi, kalau nggak salah “kisah paderi Malaysia masuk Kristen”. Sebagian besar isinya jelek-jelekkin agama Kristen.

Trus fitnah-fitnah Alquran terhadap agama Kristen juga sempat ditayangkan sama Om Robert, tapi nggak pernah dijawab sama Bapak-bapak Muslim.

Tapi sesungguhnya ajaran Islam yang membuat Puan paling tidak suka adalah mengenai anugerah istri-istri baru untuk laki-laki di surga nanti.

Puan yakin, ini salah. Nggak mungkin lha seperti itu. Kalau Tuhan berbuat begitu, bagaimana dengan Mama? Mama mau dikemanakan? Mengapa perasaan wanita begitu dikesampingkan demi nafsu syahwat laki-laki? Sepertinya wanita cuma dijadikan media pelampiasan nafsu saja tapi nggak pernah dihargai perasaannya. Puan nggak sudi kawin sama pria Islam, Puan muak!

Sudah jelas kalau pria Islam itu egois, apalagi mereka sangat suka sekali kawin, atau dibolehkan sama nabi Muhammad untuk poligami. Sewaktu Bapak-bapak Kristen di Al-Islah protes, Bapak-bapak Muslim pada marah dan ibu Ummu juga marah-marah. Puan jadi heran, kenapa poligami begitu dibela mati-matian? Padahal itu merugikan kaum perempuan.

Cinta sejati hanya bisa dipelajari dari kitab agama Kristen. Dari kitab suci Alquran, Puan nggak dapat apa-apa selain Puan diajari untuk benci sama orang Kristen dan Israel. Di Alquran, orang-orang Kristen atau Israel disebut kafir. Karena orang kafir dilaknat sama Tuhan, mereka adalah calon penghuni neraka, maka mereka boleh diperlakukan sewenang-wenang. Benar kata Om Duladi, Alquran isinya cuma kebencian. Makanya nggak heran kalau pulau Bali pernah dibom sama orang Muslim. Pendeta di Sulawesi juga pernah ditembak sewaktu kotbah. Anak-anak Kristen pernah dipotong lehernya di Poso. Puan ingin ikut bergabung sama Om Duladi untuk menguak Islam yang sebenarnya. Puan kasihan sama teman-teman Puan yang Muslim, karena mereka kebanyakan nggak tahu Islam yang sebenarnya. Dikiranya Islam itu agama yang baik. Thanks Om Duladi dan Om Robert! Puan sedang mengoleksi ayat-ayat kitab suci Alquran yang Puan rasa jahat dan tidak layak disebut firman Tuhan. Nanti kalau sudah selesai, Puan akan kasih lewat email kepada Om Duladi, mudah-mudahan bisa menambah koleksi artikel di situsnya Om.

NB. Tulisan ini juga puan kirim ke alamat emailnya Om Duladi.
-Puan Maharani- Tambahan:
Puan juga berharap Tuhan akan menyelamatkan orang tua kandung Puan sehingga kami (keluarga Puan yang sekarang dan ortu asli Puan) dapat hidup bersama di surga nanti.

Puan sangat yakin dan percaya kalau Tuhan tidaklah picik. Demi Puan yang tulus menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dan akan mengabdikan hidup Puan untuk Tuhan, saya yakin Tuhan tidak akan tega memasukkan orang tua asli Puan ke dalam siksaan (neraka).

Seperti Mama dan Papa yang begitu percaya kalau Puan (sebelum bertobat) pasti akan diselamatkan oleh Tuhan berkat Mama dan Papa yang percaya sama Tuhan Yesus, Puan kini juga percaya kalau ortu Puan yang sudah meninggal kelak juga akan dibangkitkan kembali untuk memperoleh hidup kekal di dalam surga demi Puan yang kini sudah mau percaya kepada-Nya. Bacalah 1 Korintus 7:12-16. Ajaran seperti ini tidak ada dalam agama Islam. Menurut Puan, ini adalah ajaran yang sungguh mulia dan menunjukkan betapa Tuhan memang Maha Pengasih dan Maha Penyayang (Maaf, saya menolak komentar Kak Saiful, karena menurut Puan Tuhan dalam agama Islam terlalu otoriter dan egois. Puan tidak akan memanfaatkan kebaikan Tuhan itu dengan menjalankan politik yang Kak Saiful ajarkan. Puan memilih Kristen bukan hanya karena surga, tetapi karena Puan sudah melihat sendiri bahwa dalam Kristen ada kebenaran, sebaliknya dalam Islam Puan banyak menemukan hal-hal yang bertentangan dengan hati nurani).

Tuhan yang benar adalah Tuhan yang penuh Rakhmat dan Kasih Karunia (begitu kita-kira kata Om Robert) dan saya sudah merasakan kasih Tuhan itu.

Tuhan lebih dahulu memberikan kasih karuniaNya kepada manusia, dan kini sudah menjadi kewajiban manusia untuk membalas kebaikan Tuhan yang tiada terbatas itu dengan menjalani hidup kudus (saya sudah menyerap kata-kata Om Duladi). Dengan menerapkan hukum kasih, kita akan dijauhkan dari perbuatan dosa.

Saya bisa berdoa dan berkomunikasi dengan Tuhan kapan pun dan dengan menggunakan bahasa saya sendiri, karena segala bahasa adalah milik Tuhan. Sungguh nggak masuk akal apabila Tuhan pakai bahasa Arab (saya sudah memahami penjelasan Om Bravo).

Saya menyadari keberdosaan saya, dan saya harus senantiasa merendahkan diri dan memuliakan Tuhan dalam setiap tingkah laku dan perbuatan saya sehari-hari. Saya sebenarnya tidak layak mendapatkan kasih sayang Tuhan, tetapi Tuhan berkenan untuk mengasihi saya dan membolehkan saya hidup sampai pada hari ini. Saya tahu, tsunami dapat saja membunuh saya, tetapi Tuhan rupanya punya rencana lain untuk hidup saya.
Thx

-Puan Maharani-
Sumber: http://febrina.wordpress.com

Kumpulan Kisah Nyata:

No comments:

Post a Comment