Kesaksian, waktu remaja di Hong Kong
belajar ilmu kungfu, dapat memanggil dewa-dewa masuk ke tubuhnya, hal ini yang
membuat dia mudah emosional, kasar, dan mudah tersinggung. Tetapi suatu waktu
dia bertobat dan memilih hidup yang baru, bagaimana kisah pertobatannya…?
Melihat wujud setan di
diskotik
Di tengah silaunya lampu yang berwarna-warni, dan dentuman
musik di diskotek itu. Tiba-tiba es kering yang disemburkan perlahan-lahan
membentuk wujud setan yang mengerikan. Setan itu datang di hadapan saya dengan
menunjukkan kemarahan. Saya sangat ketakutan, saya tidak tahu apakah wujud
setan ini adalah efek ekstasi yang saya minum atau bukan, namun kelihatannya
benar-benar sungguhan.
Saya segera memanggil dewa-dewa dalam ilmu kungfu yang saya pelajari saat masa remaja di Hong Kong, namun setan itu tidak juga bergeming. Bahkan semua dewa-dewi dari Gunung Kawi saya panggil, namun tidak ada satu pun yang muncul malah setan itu makin mengerikan bagi saya.
Saya segera memanggil dewa-dewa dalam ilmu kungfu yang saya pelajari saat masa remaja di Hong Kong, namun setan itu tidak juga bergeming. Bahkan semua dewa-dewi dari Gunung Kawi saya panggil, namun tidak ada satu pun yang muncul malah setan itu makin mengerikan bagi saya.
Jantung saya berdetak sangat cepat, saya sangat ketakutan dan
kebingungan. Saya kemudian teringat sebuah nama, nama yang saya sangat benci
sebelumnya. Tanpa sadar justru saya menyebutkan nama "Yesus", dan tiba-tiba setan itu pergi menghilang. Saya
terkejut dan bingung. Aneh sekali, padahal saya bahkan belum memanggil atau
minta tolong pada nama itu. Selanjutnya sebuah fenomena luar biasa terjadi,
sebuah sinar yang luar biasa terang turun dari atas plafon diskotek itu
menyorot ke atas saya. Sinar itu bukan dari salah satu lampu diskotek di tempat
itu, karena saya melihat sinar itu sangat terang benderang yang tidak pernah
saya lihat sebelumnya. Sinar terang itu masuk ke dalam tubuh saya, seperti air
dingin membuat tubuh saya sangat sejuk. Dan seperti mendorong semua yang kotor
keluar, saya muntah-muntah karena peristiwa itu. Muntah yang menjijikkan dan
kotor, sekotor masa lalu saya.
Nama saya AS. Saya memulai kehidupan masa remaja saya di Hong
Kong sebagai triad, karena saya memiliki ilmu kebal terhadap semua jenis
senjata tajam, juga dapat memanggil dewa-dewa untuk merasuki tubuh saya agar
saya dapat sehebat dewa tersebut untuk memenangkan pertarungan-pertarungan.
Kemudian usaha saya yang sering jatuh, karena kebiasaan saya berfoya-foya
dengan wanita-wanita malam di diskotek dan kelab malam.
Karena fenomena yang terjadi atas saya itu, saya segera
pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan ada sebuah sukacita luar biasa memenuhi
hati saya yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. Malam itu, tidak seperti
malam-malam sebelumnya, saya kembali sebelum tengah malam; biasanya saya pulang
ke rumah pukul tiga pagi. Istri saya yang menunggu kedatangan saya keheranan,
karena saya kembali lebih awal dari biasanya. Ia memang mengetahui kebiasaan
saya, hal itu sangat melukainya dan membuat kami sering bertengkar. Tapi dia
adalah istri yang sangat baik dan setia, saya menikah dengannya tahun 1989 saat
saya masih menjadi seorang karyawan dengan gaji kecil.
Saya tidur mendapat
mimpi
Dalam kedamaian, saat akan terlelap dalam tidur, saya seperti
diputarkan sebuah film. Kemudian muncul wanita-wanita cantik yang berusaha
merayu dan menggoda saya. Saya mencoba bertahan dengan menyebutkan nama Yesus,
dan wanita-wanita itu menghilang lenyap dari pandangan saya. Saya kemudian
melihat sebuah rumah yang sangat mewah, dilengkapi dengan kolam renang dan
mobil-mobil mewah di dalam garasinya. Saya melangkahkan kaki masuk ke dalam
rumah itu, ingin tahu rumah siapa itu. Ternyata di situ sedang dilangsungkan
pesta besar. Ada banyak teman-teman dan orang-orang yang saya kenal sedang
berpesta pora menyambut kedatangan saya. Saya berdiri di tengah-tengah
keramaian pesta itu dan saya mendengar sebuah suara berbicara. Dengan jelas
suara itu mengatakan bahwa apabila saya bersedia menolak Yesus -- dan tetap
tinggal pada keyakinan saya sebelumnya -- maka rumah mewah dan seluruh
perlengkapannya itu akan diberikan kepada saya.
Saya memilih menyebut nama Yesus, dan suara itu pun
menghilang dari telinga saya. Kemudian saya melihat sebuah lubang yang sangat
besar. ketika saya dibawa melewati lubang itu, tiba-tiba kepala saya menjadi
pusing dan sangat sakit seperti mau mati rasanya. Kemudian saya berseru nama
Yesus, dan tiba-tiba ada sebuah tangan yang perkasa tetapi lembut menarik saya
keluar dari lubang itu. Setelah saya selamat dari lubang tersebut, saya
menangis sejadi-jadinya seperti seorang anak kecil. Walaupun saya mencoba untuk
berhenti menangis namun tetap saja tidak bisa. Sambil menyanyikan lagu pujian
yang saya ingat ketika dalam pelajaran pendidikan agama di sekolah Kristen, air
mata mengalir dengan sukacita. Saya terbangun dari mimpi itu, dan pada hari itu
di tahun 1997, saya memutuskan bahwa apa pun risikonya dan bagaimana pun
sulitnya proses yang akan saya hadapi, saya akan tetap menerima Yesus menjadi
Tuhan dan Juru Selamat saya.
Saya di baptis
Saya menghubungi seorang kawan untuk meminta penjelasan
tentang baptisan. Dengan singkat ia menjelaskan arti dari baptisan. Kemudian ia
membawa saya pergi ke suatu gereja untuk menerima baptisan. Istri saya tidak
setuju atas keputusan saya itu, namun hati saya tetap bersukacita. Selama
setahun kemudian, Tuhan menolong saya untuk berubah menjadi orang baik, banyak
mencurahkan perhatian untuk istri dan anak-anak, dan memusatkan perhatian untuk
mengembangkan bisnis. Pada akhirnya istri saya juga dijamah oleh Tuhan sehingga
ia pun mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan saya dibaptis di dalam nama Tuhan
Yesus. Saya mulai mendalami ajaran Tuhan Yesus di sebuah persekutuan doa. Saya
sudah berkomitmen untuk menjalankan perintah-perintah-Nya dalam seluruh hidup
saya setiap hari.
Di kemudian hari, setelah saya menelusuri riwayat keluarga,
ternyata engkong (kakek) saya di daratan Tiongkok adalah seorang penginjil yang
berani mati dan sangat cinta Tuhan Yesus. Saya juga bersyukur karena saya dulu
bersekolah di Hong Kong, sehingga saya bisa berbicara bahasa Mandarin dengan
baik. Ternyata hal itu adalah cara Tuhan untuk mempersiapkan diri saya untuk
menjadi alat-Nya memberitakan Kabar Baik di tanah leluhur saya.
Keluarga dipulihkan
Dahulu, sebelum bertemu dengan Yesus, saya adalah seorang
yang sangat emosional, kasar, dan mudah tersinggung sehingga saya mudah
marah-marah, dan saya biasa melempar barang kepada karyawan pabrik bila sedang
marah. Tetapi sekarang, saya banyak sabar, dan belajar menerima keadaan istri
saya apa adanya. Saya memuji Tuhan, karena istri saya sekarang juga mengakui
bahwa ia adalah seorang wanita yang sangat beruntung dan bangga memunyai suami
seperti saya.
Sumber: Majalah SUARA/sabda.org
Kumpulan Kisah Nyata:
No comments:
Post a Comment