Thursday, October 3, 2013

Tuhan Yang Memberi dan Memilihkan Pekerjaan Bagi Saya

Kesaksian ini menceritakan bagaimana mencari pekerjaan dengan kekuatan kita sendiri atau kita meminta pertolongan kepada Tuhan. Tetapi dari kesaksian ini kita bisa belajar bahwa rancangan Tuhan bukan rancangan kecelakaan tetapi damai sejahtera. Salah satu kesaksian yang dikirim ke @gmail kesaksian life oleh saudara Nani Arifianti.

Bagi saudara-saudara sekalian yang sedang mempunyai pergumulan dalam mencari pekerjaan, saya ingin membagikan kesaksian mengenai pekerjaan Tuhan yang sangat luar biasa dalam hidup saya.

Lulus dan mendapat pekerjaan
Saya berusia 26 tahun. Sejak saya lulus kuliah di Sastra Inggris, Tuhan memberikan saya pekerjaan-pekerjaan melalui saudara dan kenalan saya. Pekerjaan pertama saya setelah lulus kuliah adalah dari tante saya. Saya ikut beliau kerja membantu di toko nya. Setelah itu saya mengundurkan diri lalu saya mendapatkan pekerjaan dari teman saya. Pekerjaan ini sangat baik, posisi sebagai sekretaris di perusahaan tambang batu bara di Kalimantan dengan gaji yang besar dengan boss nya seorang expatriate. Saya menjadi sombong, saya merasa mampu. Saya punya bisa mendapatkan pekerjaan ini dengan kemampuan saya. Setelah satu tahun lebih saya memutuskan untuk pindah kerja ke Jakarta.


Lagi-lagi saya langsung mendapatkan pekerjaan dari saudara sepupu saya sebagai sekretaris di salah satu perusahaan di Jakarta dengan gaji besar. Hal ini semakin membuat saya sombong. Selang beberapa bulan, saya mengundurkan diri dari perusahaan ini karena saya tidak suka dengan boss nya yang selalu marah-marah setiap hari. Saya mengundurkan diri dengan sombong, sekalipun saya saat itu belum memiliki pekerjaan baru sebagai ganti. Pada saat itu saya berkata bahwa saya pasti bisa dapat pekerjaan yang baru dengan kemampuan dan pengalaman saya. Saya mengundurkan diri bulan April 2013.

Mengundurkan diri dari pekerjaan
Setelah saya mengundurkan diri, saya mulai melamar-lamar pekerjaan lainnya. Banyak sekali wawancara-wawancara yang sudah saya lakukan namun tiada hasilnya. Saya biasanya hanya sampai kepada tahap 1 saja tanpa pernah melanjutkan ke tahap berikutnya. Keadaan ini berlangsung selama kurang lebih 3 bulan. Namun saya masih saja sombong, saya merasa saya pasti bisa mendapatkan pekerjaan pada akhirnya.

Yang saya lakukan sehari-hari di kost pada saat saya menganggur hanya menonton dvd serial saja. Lama kelamaan tanpa saya sadari saya sudah jatuh ke dalam jurang depresi. Saya sering sekali merasa takut dan khawatir yang berlebihan bagaimana jika saya tidak akan mendapat pekerjaan lagi seumur hidup. Saya merasa sebagai orang gagal, bahwa tidak akan ada orang yang akan mau menerima saya bekerja. Saya juga merasa bahwa Tuhan tidak akan membantu saya. Saya juga merasa malu kepada keluarga dan teman-teman saya. Saya semakin depresi.

Diterima disebuah perusahan tetapi kuatir
Kemudian pada pertengahan Agustus 2013, saya akhirnya diterima bekerja di sebuah perusahaan retail sebagai merchandiser. Pada saat saya menerima telepon yang mengatakan bahwa saya diterima bekerja di perusahaan ini, saya merasa sangat takut dan cemas. Bukan sukacita yang saya rasakan melainkan kecemasan. Saya cemas mengenai hari pertama nanti saya bekerja, apakah saya akan bisa diterima oleh teman-teman sekerja dan apakah saya akan bisa mengerjakan pekerjaan tersebut. Malam sebelum hari pertama saya bekerja, saya merasa ketakutan dan kecemasan yang luar biasa. Saya bahkan tidak bisa tidur. Kemudian saya berangkat pagi dengan busway dan saya masih merasakan kecemasan dan ketakutan.

Hari pertama saya masuk kerja, saya diajak meeting oleh boss dan bertemu dengan klien. Perusahaan ini berjualan kacamata. Segala hal mengenai kacamata saya tidak tahu sama sekali. Hal ini benar-benar membuat saya ketakutan. Saya merasa cemas sepanjang hari. Hari pertama pulang bekerja, saya menangis di jalan. Saya terus berkata “Tuhan tolong saya, tolong saya Tuhan.” Malam harinya saya menangis sejadi-jadinya. Saya benar-benar merasa dalam kesesakan. Ketakutan dan kekhawatiran menguasai dan menghimpit saya. Besok hari nya, saya berangkat kerja dengan busway lagi, namun sampai di halte busway saya duduk di sana.

Saya sangat ketakutan untuk masuk kerja lagi. Lama saya merenung di halte busway itu, mencoba untuk memberanikan diri saya. Kemudian saya berjalan ke arah kantor saya, namun saat sudah tiba di depan kantor kemudian saya berbalik dan pulang ke kost. Hari itu saya benar-benar merasa hopeless. Saya sudah kalah oleh ketakutan dan kecemasan. Saat saya sudah di kost, saya semakin takut dan cemas. Saya takut Tuhan tidak akan memberikan kesempatan lainnya kepada saya, karena saya sudah mensia-siakan kesempatan dari Tuhan. Saya sangat depresi.

Merasa cemas lalu datang kepada Tuhan
Saya benar-benar dalam kesesakan. Jiwa saya terus saja merasa takut dan cemas. Tidak ada ketenangan dalam jiwa saya. Saya sangat depresi. Mau tidur pun saya takut, karena pada saat saya bangun nanti saya akan merasa kecemasan yang luar biasa. Saya mencoba segala cara untuk merasa damai. Namun tidak berhasil. Saya mencoba chatting dengan teman-teman namun tidak membawa hasil. Saya mencoba dengan jalan-jalan dengan pacar saya, namun setiap kali dia pulang ke rumahnya, saya kembali merasakan kecemasan yang luar biasa.

Saya mencoba mencari ketenangan dengan membaca-baca kesaksian kristiani dari internet. Hingga saya membaca kesaksian mengenai Petir Firman. Kesaksian ini mengatakan bahwa jika kita membaca Firman Allah dengan diperkatakan maka akan ada petir-petir firman yang bekerja. Saya kemudian mencoba hal ini. Saya baca terus-menerus kitab Mazmur. Terus menerus dan berulang-ulang dan saya baca dengan bersuara sampai saya bisa mendengar sendiri kata-kata saya.

Sungguh sangat ajaib dan berkuasa, seiring dengan saya membaca Firman Allah kemudian segala ketakutan dan kecemasan saya berangsur-angsur berkurang. Saya mengerti sekarang apa artinya pada saat pendeta berkata bahwa Firman Allah menyembuhkan. Memang benar Firman Allah berkuasa menyembuhkan! Semakin banyak saya membaca Firman Allah, hati saya semakin dipenuhi oleh damai sejahtera dan sukacita. Segala ketakutan dan kecemasan saya hilang. Saya merasa sangat damai dan bersukacita. Puji Tuhan! Kemudian saya mulai mendekatkan diri kembali kepada Tuhan. Karena saya sadar bahwa damai sejahtera hanya ada di dekat Tuhan saja. Membaca Firman Allah benar-benar menyembuhkan depresi saya. Dan pendengaran akan Firman Allah itu juga yang menimbulkan iman kita.

Tuhan memberikan pekerjaan baru
Kemudian saya ada melamar pekerjaan di sebuah law firm Thailand yang akan membuka kantor cabangnya di Jakarta. Tuhan benar-benar membimbing saya melewati setiap proses melamar pekerjaan ini. Karena mereka belum beroperasi di Indonesia, maka setiap tahapan melamar dilakukan via email. Tahap pertama saya lolos seleksi administrasi. Kemudian pada tahap kedua mereka meminta saya menuliskan sebuah essay mengenai pekerjaan saya. Puji Tuhan, essay saya diterima oleh mereka. Tahapan ketiga mereka meminta saya untuk menterjemahkan suatu dokumen. Hasil terjemahan saya pun dianggap baik oleh mereka.

Puji Tuhan! Tahapan keempat, mereka meminta saya melakukan psikotest online. Awalnya saya merasa khawatir untuk test ini karena saya takut jika hasil psikotest ini akan menunjukkan kepribadiaan saya yang rendah diri dan depresi. Saya pun berdoa dan mengerjakan psikotest online ini sambil menyenandungkan lagu pujian. Puji Tuhan saya lolos lagi! Setelah itu pada tahapan kelima, saya harus melewati wawancara via telepon dengan mereka di Thailand. Tuhan benar-benar membantu saya dengan menyingkirkan anak-anak yang berisik di depan kost saya pada saat wawancara telepon sedang berlangsung.

Puji Tuhan! Kemudian tahapan yang terakhir adalah wawancara langsung di kantor mereka di Jakarta. Direktur yang mewawancara saya sangat baik. Mereka menerima permintaan gaji yang saya ajukan. Bahkan mereka menawari saya kontrak 6 bulan sehingga saya tidak perlu melakukan psikotest lagi. Saya sangat bersyukur. Tidak berhenti disitu saja, direktur juga menawari pekerjaan sebagai docketing/filling kepada saya. Saya sangat menyukai pekerjaan administrasi.

Dan kantornya sendiri pun hanya berisi 8 orang saja karena memang masih baru sekali, sehingga saya yakin saya dapat berinteraksi dengan baik nantinya dengan teman-teman sekantor saya. Puji Tuhan! Tuhan sangat baik sampai ke hal-hal terkecil sudah diberikanNya yang terbaik. Bila dilihat dengan kemampuan saya, tidak mungkin rasanya saya bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan internasional seperti ini. Dan bila dilihat dari kebaikan saya, jelas saya tidak layak. Saya sudah banyak mengecewakan Tuhan. Ini benar-benar merupakan anugrah dari Tuhan. Dia sangat baik. Puji Tuhan!

Kumpulan Kisah Nyata:

No comments:

Post a Comment