Kesaksian ini
menceritakan bagaimana mencari pekerjaan dengan kekuatan kita sendiri atau kita
meminta pertolongan kepada Tuhan. Tetapi dari kesaksian ini kita bisa belajar
bahwa rancangan Tuhan bukan rancangan kecelakaan tetapi damai sejahtera. Salah
satu kesaksian yang dikirim ke @gmail kesaksian life oleh saudara Nani
Arifianti.
Bagi saudara-saudara sekalian yang
sedang mempunyai pergumulan dalam mencari pekerjaan, saya ingin membagikan
kesaksian mengenai pekerjaan Tuhan yang sangat luar biasa dalam hidup saya.
Lulus dan mendapat pekerjaan
Saya berusia 26 tahun. Sejak saya
lulus kuliah di Sastra Inggris, Tuhan memberikan saya pekerjaan-pekerjaan
melalui saudara dan kenalan saya. Pekerjaan pertama saya setelah lulus kuliah
adalah dari tante saya. Saya ikut beliau kerja membantu di toko nya. Setelah
itu saya mengundurkan diri lalu saya mendapatkan pekerjaan dari teman saya.
Pekerjaan ini sangat baik, posisi sebagai sekretaris di perusahaan tambang batu
bara di Kalimantan dengan gaji yang besar dengan boss nya seorang expatriate.
Saya menjadi sombong, saya merasa mampu. Saya punya bisa mendapatkan pekerjaan
ini dengan kemampuan saya. Setelah satu tahun lebih saya memutuskan untuk
pindah kerja ke Jakarta.
Lagi-lagi saya langsung mendapatkan
pekerjaan dari saudara sepupu saya sebagai sekretaris di salah satu perusahaan
di Jakarta dengan gaji besar. Hal ini semakin membuat saya sombong. Selang
beberapa bulan, saya mengundurkan diri dari perusahaan ini karena saya tidak
suka dengan boss nya yang selalu marah-marah setiap hari. Saya mengundurkan
diri dengan sombong, sekalipun saya saat itu belum memiliki pekerjaan baru
sebagai ganti. Pada saat itu saya berkata bahwa saya pasti bisa dapat pekerjaan
yang baru dengan kemampuan dan pengalaman saya. Saya mengundurkan diri bulan
April 2013.
Mengundurkan diri dari pekerjaan
Setelah saya mengundurkan diri, saya
mulai melamar-lamar pekerjaan lainnya. Banyak sekali wawancara-wawancara yang
sudah saya lakukan namun tiada hasilnya. Saya biasanya hanya sampai kepada
tahap 1 saja tanpa pernah melanjutkan ke tahap berikutnya. Keadaan ini
berlangsung selama kurang lebih 3 bulan. Namun saya masih saja sombong, saya
merasa saya pasti bisa mendapatkan pekerjaan pada akhirnya.
Yang saya lakukan sehari-hari di kost
pada saat saya menganggur hanya menonton dvd serial saja. Lama kelamaan tanpa
saya sadari saya sudah jatuh ke dalam jurang depresi. Saya sering sekali merasa
takut dan khawatir yang berlebihan bagaimana jika saya tidak akan mendapat
pekerjaan lagi seumur hidup. Saya merasa sebagai orang gagal, bahwa tidak akan
ada orang yang akan mau menerima saya bekerja. Saya juga merasa bahwa Tuhan
tidak akan membantu saya. Saya juga merasa malu kepada keluarga dan teman-teman
saya. Saya semakin depresi.
Diterima disebuah perusahan tetapi kuatir
Kemudian pada pertengahan Agustus
2013, saya akhirnya diterima bekerja di sebuah perusahaan retail sebagai
merchandiser. Pada saat saya menerima telepon yang mengatakan bahwa saya diterima
bekerja di perusahaan ini, saya merasa sangat takut dan cemas. Bukan sukacita
yang saya rasakan melainkan kecemasan. Saya cemas mengenai hari pertama nanti
saya bekerja, apakah saya akan bisa diterima oleh teman-teman sekerja dan
apakah saya akan bisa mengerjakan pekerjaan tersebut. Malam sebelum hari
pertama saya bekerja, saya merasa ketakutan dan kecemasan yang luar biasa. Saya
bahkan tidak bisa tidur. Kemudian saya berangkat pagi dengan busway dan saya
masih merasakan kecemasan dan ketakutan.
Hari pertama saya masuk kerja, saya
diajak meeting oleh boss dan bertemu dengan klien. Perusahaan ini berjualan
kacamata. Segala hal mengenai kacamata saya tidak tahu sama sekali. Hal ini
benar-benar membuat saya ketakutan. Saya merasa cemas sepanjang hari. Hari
pertama pulang bekerja, saya menangis di jalan. Saya terus berkata “Tuhan
tolong saya, tolong saya Tuhan.” Malam harinya saya menangis sejadi-jadinya.
Saya benar-benar merasa dalam kesesakan. Ketakutan dan kekhawatiran menguasai
dan menghimpit saya. Besok hari nya, saya berangkat kerja dengan busway lagi,
namun sampai di halte busway saya duduk di sana.
Saya sangat ketakutan untuk masuk
kerja lagi. Lama saya merenung di halte busway itu, mencoba untuk memberanikan
diri saya. Kemudian saya berjalan ke arah kantor saya, namun saat sudah tiba di
depan kantor kemudian saya berbalik dan pulang ke kost. Hari itu saya
benar-benar merasa hopeless. Saya sudah kalah oleh ketakutan dan kecemasan.
Saat saya sudah di kost, saya semakin takut dan cemas. Saya takut Tuhan tidak
akan memberikan kesempatan lainnya kepada saya, karena saya sudah mensia-siakan
kesempatan dari Tuhan. Saya sangat depresi.
Merasa cemas lalu datang kepada Tuhan
Saya benar-benar dalam kesesakan.
Jiwa saya terus saja merasa takut dan cemas. Tidak ada ketenangan dalam jiwa
saya. Saya sangat depresi. Mau tidur pun saya takut, karena pada saat saya
bangun nanti saya akan merasa kecemasan yang luar biasa. Saya mencoba segala
cara untuk merasa damai. Namun tidak berhasil. Saya mencoba chatting dengan
teman-teman namun tidak membawa hasil. Saya mencoba dengan jalan-jalan dengan
pacar saya, namun setiap kali dia pulang ke rumahnya, saya kembali merasakan
kecemasan yang luar biasa.
Saya mencoba mencari ketenangan
dengan membaca-baca kesaksian kristiani dari internet. Hingga saya membaca
kesaksian mengenai Petir Firman. Kesaksian ini mengatakan bahwa jika kita
membaca Firman Allah dengan diperkatakan maka akan ada petir-petir firman yang
bekerja. Saya kemudian mencoba hal ini. Saya baca terus-menerus kitab Mazmur.
Terus menerus dan berulang-ulang dan saya baca dengan bersuara sampai saya bisa
mendengar sendiri kata-kata saya.
Sungguh sangat ajaib dan berkuasa,
seiring dengan saya membaca Firman Allah kemudian segala ketakutan dan
kecemasan saya berangsur-angsur berkurang. Saya mengerti sekarang apa artinya
pada saat pendeta berkata bahwa Firman Allah menyembuhkan. Memang benar Firman
Allah berkuasa menyembuhkan! Semakin banyak saya membaca Firman Allah, hati
saya semakin dipenuhi oleh damai sejahtera dan sukacita. Segala ketakutan dan
kecemasan saya hilang. Saya merasa sangat damai dan bersukacita. Puji Tuhan!
Kemudian saya mulai mendekatkan diri kembali kepada Tuhan. Karena saya sadar
bahwa damai sejahtera hanya ada di dekat Tuhan saja. Membaca Firman Allah
benar-benar menyembuhkan depresi saya. Dan pendengaran akan Firman Allah itu
juga yang menimbulkan iman kita.
Tuhan memberikan pekerjaan baru
Kemudian saya ada melamar pekerjaan
di sebuah law firm Thailand yang akan membuka kantor cabangnya di Jakarta.
Tuhan benar-benar membimbing saya melewati setiap proses melamar pekerjaan ini.
Karena mereka belum beroperasi di Indonesia, maka setiap tahapan melamar
dilakukan via email. Tahap pertama saya lolos seleksi administrasi. Kemudian
pada tahap kedua mereka meminta saya menuliskan sebuah essay mengenai pekerjaan
saya. Puji Tuhan, essay saya diterima oleh mereka. Tahapan ketiga mereka
meminta saya untuk menterjemahkan suatu dokumen. Hasil terjemahan saya pun
dianggap baik oleh mereka.
Puji Tuhan! Tahapan keempat, mereka
meminta saya melakukan psikotest online. Awalnya saya merasa khawatir untuk
test ini karena saya takut jika hasil psikotest ini akan menunjukkan
kepribadiaan saya yang rendah diri dan depresi. Saya pun berdoa dan mengerjakan
psikotest online ini sambil menyenandungkan lagu pujian. Puji Tuhan saya lolos
lagi! Setelah itu pada tahapan kelima, saya harus melewati wawancara via
telepon dengan mereka di Thailand. Tuhan benar-benar membantu saya dengan
menyingkirkan anak-anak yang berisik di depan kost saya pada saat wawancara
telepon sedang berlangsung.
Puji Tuhan! Kemudian tahapan yang
terakhir adalah wawancara langsung di kantor mereka di Jakarta. Direktur yang mewawancara
saya sangat baik. Mereka menerima permintaan gaji yang saya ajukan. Bahkan
mereka menawari saya kontrak 6 bulan sehingga saya tidak perlu melakukan
psikotest lagi. Saya sangat bersyukur. Tidak berhenti disitu saja, direktur
juga menawari pekerjaan sebagai docketing/filling kepada saya. Saya sangat
menyukai pekerjaan administrasi.
Dan kantornya sendiri pun hanya
berisi 8 orang saja karena memang masih baru sekali, sehingga saya yakin saya
dapat berinteraksi dengan baik nantinya dengan teman-teman sekantor saya. Puji
Tuhan! Tuhan sangat baik sampai ke hal-hal terkecil sudah diberikanNya yang
terbaik. Bila dilihat dengan kemampuan saya, tidak mungkin rasanya saya bisa
mendapatkan pekerjaan di perusahaan internasional seperti ini. Dan bila dilihat
dari kebaikan saya, jelas saya tidak layak. Saya sudah banyak mengecewakan
Tuhan. Ini benar-benar merupakan anugrah dari Tuhan. Dia sangat baik. Puji
Tuhan!
Kumpulan Kisah Nyata:
No comments:
Post a Comment