Saya adalah orang Sunda. Sebelum saya percaya saya sering menghina agama Kristen, waktu itu saya mengenal kekristenan ketika di sekolah dasar. Saya sering menghina ajaran
kekristenan, terutama soal makanan yang
disebut haram dalam agama saya dulu (Islam), tetapi sekarang makanan itu
halal untuk saya. Yang haram adalah
perbuatan kita bila berbuat dosa. Keluarga saya
hampir semua anggotanya menyandang gelar haji. Sejak kecil, saya belajar
tentang agama saya dan menekuninya.
Saat di bangku sekolah
Saat di bangku SMP kelas 3, saya berteman dengan seorang yang beragama Kristen, namanya Juniana. Dia tidak mengenalkan Yesus, tetapi lewat kebaikan dan contoh hidup yang benar, dia mengajarkan bahwa Yesus adalah benar-benar Tuhan. Ia "berbeda" dengan teman yang lain. Suatu hari di rumah saya, tanpa sengaja ketika kakak, adik, dan ibu saya sedang duduk-duduk, saya berkata kepada mama, "Ma, saya mau masuk Kristen ya?" Tetapi, Mama dan saudara-saudara saya menjawab dengan perkataan yang menyakitkan hati saya.
Saat di bangku SMP kelas 3, saya berteman dengan seorang yang beragama Kristen, namanya Juniana. Dia tidak mengenalkan Yesus, tetapi lewat kebaikan dan contoh hidup yang benar, dia mengajarkan bahwa Yesus adalah benar-benar Tuhan. Ia "berbeda" dengan teman yang lain. Suatu hari di rumah saya, tanpa sengaja ketika kakak, adik, dan ibu saya sedang duduk-duduk, saya berkata kepada mama, "Ma, saya mau masuk Kristen ya?" Tetapi, Mama dan saudara-saudara saya menjawab dengan perkataan yang menyakitkan hati saya.
Ketika
saya masuk SMA, saya bertemu teman yang namanya Ayana. Dia sangat baik dan
banyak membantu saya. Ia meminjamkan Alkitab kepada saya, perasaan saya penasaran
dan takut sekali. Alkitab tersebut saya baca di rumah sambil sembunyi-sembunyi,
tetapi saya tetap tidak mengerti apa isi Alkitab tersebut. Pada saat saya
berpisah dengan teman saya Ayana, hidup saya tidak terarah dan banyak masalah
dalam keluarga yang membuat saya ingin mati saja. Sepanjang hidup saya, orang
tua selalu membawa saya ke dukun atau tempat-tempat keramat. Setiap kali masalah
datang dalam hidup dan keluarga saya, itu selalu dibawa kepada pak haji, peramal,
atau dukun oleh orang tua saya, tetapi semua tidak berubah.
Mendapat Mimpi
Selama
satu tahun, hidup saya terpuruk, tidak menentu arah dan tujuan. Dalam tidur,
saya bermimpi bertemu dengan seseorang yang bersinar terang sekali dan Dia
memegang tangan saya. Dia berkata, "Jangan takut, saya akan selalu mendampingimu
dalam situasi apa pun." Lalu, saya bertanya pada pembantu saya, "Siapa
orang dalam mimpi itu?" Pembantu saya bilang itu penunggu kuburan sebelah sana.
Lalu, saya melupakan mimpi itu.
Suatu
ketika, saya memutuskan untuk mengikuti sebuah kursus. Di tempat kursus, saya
berteman dengan seorang Kristen yang taat. Saya sangat penasaran dengan sikapnya
yang begitu mencintai Tuhannya. Lalu, saya menawarkan diri untuk ikut ke
gereja. Tetapi pada waktu mengikuti ibadah, saya merasa bingung. Namun, ada sebuah
lagu yang sangat menyentuh hati saya. Saya pun menangis tiada henti, saya merasakan
kasih Tuhan yang sungguh luar biasa yang menyembuhkan luka batin saya. Setelah
pulang dari gereja, orang tua saya bertanya, "Dari mana?" Saya selalu
menjawab dari rumah teman atau jalan-jalan.
Dulu,
ketika saya masih Muslim, setiap saya ulang tahun, mata saya selalu merah seperti
segumpal darah. Tetapi semenjak saya mengenal Tuhan Yesus, semua kutuk penyakit
itu hilang.
Menikah
Pada
waktu saya memutuskan untuk bertunangan dengan pacar saya, orang tua saya tidak
menyetujui pertunangan kami, mereka menghina kami. Tetapi, kami tetap melaksanakan
pertunangan kami. Setelah beberapa bulan, kami memutuskan untuk menikah. Saya
pun masuk agama Kristen dan dibaptis. Kemudian, saya mengatakan kepada orang
tua saya bahwa saya sudah menikah, tetapi mereka mengusir saya. Ibu saya hampir
membunuh saya dengan sebuah asbak besar yang dilemparkan ke kepala saya.
Kami
menikah tanpa direstui oleh orang tua saya. Semua persiapan pernikahan kami atur
sendiri. Dalam pesta pernikahan kami, orang tua saya mengancam akan mengacaukan
dan melapor pada polisi, tetapi karena pertolongan Tuhan semua itu tidak
terjadi. Hanya adik yang paling kecil, kakak, sepupu, dan dua kakak dari ibu
yang datang, kami memakai wali sebagai pengganti orang tua saya. Orang tua saya
tidak datang karena mereka malu. Pada saat acara berlangsung, hati saya dikuatkan
oleh Tuhan.
Takut berbuat
dosa
Kini
saya lahir baru. Dulu, kebohongan adalah
hal yang biasa, tetapi sekarang saya tidak mau berbuat dosa karena saya sudah
ditebus dengan darah yang mahal. Darah Tuhan Yesus yang mati di kayu salib
untuk menghapus dosa-dosa semua umat manusia. Di dalam-Nya, saya merasakan
kedamaian dan sukacita.
Dulu,
ketika saya masuk Kristen, orang tua, saudara, teman, masyarakat menjauhi saya,
mereka menyebut saya kafir. Hati saya menjerit, saya ingin berteriak kepada
mereka bahwa ini adalah hidup yang sesungguhnya, yaitu mengenal Tuhan Yesus
yang membawa saya ke jalan yang benar. Orang tua saya bercerai dan mereka masing-masing
menikah lagi. Hidup mereka tak berarah dan bertujuan. Orang tua saya begitu
membanggakan status haji mereka. Mereka hidup selalu memikirkan harta, tetapi
dalam Yesus semua itu adalah kesia-siaan dan Yesus memelihara saya. Sumber: Sabda.com
Kumpulan Kisah Nyata:
No comments:
Post a Comment