Seorang
teman mengirimkan tulisan menarik lewat imail yang judulnya “This is the reason
why I would never like to visit my rich frend”. Mengapa ia tidak mengunjungi
temannya yang kaya? Ingin tahu alasannya? Begitu ia duduk diruang tamu, seorang
pelayang menghampirinya dan terjadilah Tanya jawab, berikut:
Pelayan : Mau minum apa, pak? Air putih,
teh, kopi atau jus?
Tamu : Minum teh Bu.
Pelayan : The biasa, teh hijau atau
herbal?
Tamu : Teh biasa.
Pelayan : Pakai susu atau tidak?
Tamu : Pakai susu deh Bu.
Pelayan : Susu segar atau cream?
Tamu : Susu segar.
Pelayan : Susu sapi atau kambing?
Tamu : Sapi saja Bu.
Pelayan : Sapi Selendia Baru, Belanda
atau sapi lokal?
Tamu : Hmm.. Ya sudah teh saja Bu.
Pelayan : Pakai gula atau tidak?
Tamu : Pakai gula.
Pelayan : Gula batu, gula pasir atau
madu?
Tamu : Udah deh Bu, air putih saja.
Pelayan : Air mineral, atau air suling?
Tamu : Dari pada banyak pertanyaan, lebih baik
aku mati kehausan saja!
Bisa saja kita tertawa
terbahak-bahak atau minimal tersenyum simpul membaca kisah di atas. Namun dalam
banyak hal dan praktik kehidupan sehari-hari kita sering memiliki sikap
karakter yang tidak ekselen seperti pelayanan tersebut.
Sering kali kita tidak
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan cepat, tepat dan berkualitas.
Bahkan untuk suatu perintah yang tertulis di Alkitab pun kita masih
mendiskusinya. Atau ketika ada orang yang datang kepada kita meminta
pertolongan, kita membuat suatu aturan dan birokrasi sehingga orang tersebut
menunggu begitu lama. Padahal intinya kita tidak rela hati untuk mengambil
tugas dan tanggung jawab yang Allah berikan kepada kita.
Sepertinya kita perlu
belajar dari 911 di Amerika, begitu nomor itu ditekan, mereka yang bersangkutan
dan diperlukan segera meluncur ke tempat kejadian, baik pemadam kebakaran, para
medis maupun petugas keamanan.
Tuhan sedang mencari
orang-orang yang mau menangkap dan mengerti apa yang menjadi keinginan-Nya lalu
bersedia untuk di pakai sehingga bermanfaat bagi banyak orang karena orang
tersebut mau dibentuk untuk menjadi pribadi yang ekselen.
Kumpulan Kisah Nyata
No comments:
Post a Comment