Salah satu
Strategi iblis untuk menghancurkan kehidupan manusia adalah dengan merusak
komunitas. Pada awalnya, pada awalnya manusia dapat berkonikasi dengan bebas
bersama Tuhan. Tidak ada yang menghalangi. Tapi, begitu dosa masuk dalam
kehidupan manusia, hubungan manusia dengan Allah terputus.
1) Jadi, yang pertama jika menghendaki doa kita
membawa perubahan, maka kita harus memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan.”…
Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu,
dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Dia tidak mau
mendengar, ialah segala dosamu” (Yesaya 59:2).
Perbaruilah
hubungan kita dengan Tuhan. Akuilah segala dosa dan pelanggaran kita. Tidak ada
dosa yang terlalu besar yang Tuhan tidak sanggup ampuni. Sebaliknya, tidak ada
dosa yang terlalu kecil, yang tidak menghalangi hibungan kita dengan Tuhan.
Jika kita merindukan doa kita dijawab dan dapat mengubah keadaan kita, bertobat
dan memohon pengampunan dosa: “Oleh karena nama-Mu,ya Tuhan, ampunilah kesalahanmu,
sebab besar kesalahan
itu" (Mazmur 25:11).
2) Yang kedua, adalah hubungan intim dengan
Tuhan. Jika hubungan kita sudah disucikan oleh darah Yesus, maka kita harus
melangkah lebih jauh lagi, yaitu membangun gaya hidup yang intim bersama Bapa
di surga. "Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan
perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka" (Mazmur 25:14). Orang yang
takut akan Dia adalah orang yang 'takut' berbuat dosa dan menjauhkan diri dari
jalan orang berdosa. Sikap hidupnya menghormati Tuhan, menjadikan Tuhan di atas
segalanya. Kepada orang seperti inilah, Tuhan menjanjikan: jalan yang harus
dipilihnya (Mazmur 25:12b), menetap dalam kebahagiaan (Mazmur 25:13), anak
cucunya akan mewarisi bumi, tidak akan kekurangan (Mazmur 25:13), Tuhan senang
bergaul karib dengannya (Mazmur 25:14), perjanjian-Nya diberitahukan (Mazmur
25:14).
Begitu luar
biasa janji Tuhan bagi orang yang takut akan Tuhan. Keintiman yang sejati adalah hasil respek, saling mengasihi dan menghargai.
Jika kita memposisikan sebagai mempelai
wanita Kristus, maka kita juga mendapat
hak waris dari mempelai pria kita, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Apa yang
dimiliki-Nya menjadi milik kita. Sebaliknya kehidupan kita juga sepenuhnya milik-
Nya.
3) Yang ketiga, jika kita sudah memiliki
hubungan yang intim dengan Tuhan, maka doa-doa yang kita panjatkan pastillah
doa-doa yang sesuai dengan kehendak-Nya. Jika kita tidak mengenal dan mengasihi
Dia dengan segenap hati, maka yang kita fokuskan hanya berkat-berkat-Nya, bukan
Pribadi-Nya. Permohonan kita pun sering berkisar hanya untuk kepentingan diri
sendiri. "Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa karena
kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan
hawa nafsumu" (Yakobus 4:3).
Mari kita
belajar memiliki waktu yang rutin untuk bersekutu secara pribadi dengan-Nya. Keintiman akan menghasilkan
pengenalan yang dalam terhadap pribadi
Kristus.
4) Yang keempat, jika kita sudah memiliki
hubungan yang baik dengan Tuhan, mintalah dengan sungguh-sungguh. "Carilah
Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu"
(Matius 6:33)
Hubungan yang
akrab memberanikan diri kita untuk meminta, tapi tidak semena-mena.
"Doa orang benar jika dengan yakin
didoakan sungguh besar kuasa-Nya"
(Yakobus 1:5).
Ketika doa
kita seperti anak-anak dengan tulus, hati bersih, kita diberi keberanian
percaya untuk menerima pertolongan tepat waktunya.
Amin. Tuhan
memberkati. ***
Kumpulan Firman:
Kumpulan Kesaksian:
No comments:
Post a Comment