Pentingnya
Menggenapi Perjalanan kita
Sebelum era
Gerakan Kharismatik, Dr. Brian J. Bailey adalah seorang yang masih muda di
dalam pelayanan, hidup disebuah kota di Amerika Utara. Pada waktu itu,
sangatlah tidak popular untuk dibatis dalam Roh Kudus dan memanifestasikan
karunia-karunia Roh. Sayangnya, masyarakat Kristen di kota itu menjadi terpecahbelah
karena masalah tersebut, dan Dr. Bailey mendapati dirinya jerjepit di antara
kontroversi itu menjadi tidak tertanggukan lagi, ia berkata, “Tuhan, saya sudah
cukup menderita. Ambil saja nyawaku. “Allah menjawab tubuhnya dan kemudian
terbang dengan kecepatan yang luar biasa ke surga. Tetapi semakin dekat ke pintu
gerbang surga, semakin besar kesedihannya yang dia rasakan. Lalu, di depan
matanya, ia melihat seluruh kehidupannya terbentang di hadapannya seperti dalam
film. Ia dapat melihat dirinya sendiri ketika masih bayi, dalam masa
kanak-kanaknya, sebagai seorang remaja, sampai saat meninggalkannya. Tetapi
kemudian film singkat itu berhenti dan yang ada hanyalah film-film kosong.
Kesedihan
pada saat pergi ke surga tanpa menyelesaikan misi Allah
Beberapa saat
kemudian berubah ia menyadari betapa sedihnya meninggal sebelum waktu yang
ditentukan bagi seseorang, atau masuk ke surge dengan suatu perjalanan yang belum
terselesaikan. Masih ada begitu banyak hal yang telah Allah rancangkan untuk ia
lakukan di dalam dan melalui hidupnya. Allah membuatnya mengerti
sejelas-jelasnya bahwa bukan saja penting bagi kita untuk masuk surga, tetapi
juga untuk menggenapi misi kehidupan dan tugas kita. Kalau tidak,
kita tidak akan siap untuk mengambil posisi kita di surga. Kita akan
mendapatkan sesuatu tempat yang lebih
rendah di dalam kerajaan Allah yang kekal, dan akan menyerahkan mahkota kita
kepada orang lain. Allah tidak akan dapat berkata, “Baik sekali perbuatan itu, hai hamba-ku yang baik dan setia”
kepada orang-orang yang telah menggenapi pekerjaan mereka namun belum
menyelesaikan sebagian kecil dari padanya!
Dr. Beiley juga
diberikan sebuah pengertian baru tentang Wahyu 21:4 yang berbunyi, “Ia akan
hapus segera air mata dari mata mereka.” Ia kemudian mengerti bahwa di hadapan
takhta penghakiman Kristus, banyak orang kudus yang meratap dengan sedihnya
ketika mereka melihat upah kekal yang tidak dapat mereka raih, karena mereka
telah digantikan dengan yang lain. Jadi, kita dinasihati di dalam Wahyu 3:11
untuk memegang teguh apa yang telah Allah berikan, “supaya tidak seorang pun
mengambil mahkotamu.”
Kita
akan diperintahkan untuk mempertangung jawabkan kehidupan kita
Suatu panggilan
bukanlah sekedar undangan, melainkan sebuah perintah. Sebuah perintah untuk
menghadap Hakim dan mempertangung jawabkan apa yang telah kita lakukan dengan
hidup, waktu, talenta, dan harta milik kita. Perumpamaan-perumpamaan Tuhan
mengungkapkan hal ini dengan jelas (Mat. 25:14-30; Luk. 19:12-27). Pekerjaan
kita di bumi ini mempersiapkan kita untuk menjalankan suatu posisi kekal di
dalam kehidupan kita yang akan datang. Tahun-tahun yang kita jalani di atas
bumi hanyalah suatu persiapan untuk menghadapi kekekalan. Bahkan pekerjaan
sekuler kita pun meningkatkan kualitas-kualitas rohani di dalam kita untuk
memerintah bersama kristus. Jadi, kita tidak boleh meremehkan pekerjaan
sekuler. Musa belajar di dunia sekuler (istana Firaun); hal ini adalah persiapan
untuk memimpin bangsa Israel keluar dari belenggu yang mengikat mereka menuju
tanah pusaka mereka. Daud, sebagai seorang gembala dilatih di dalam
perkara-perkara sehari-hari dalam kehidupan. Allah sedang mempersiapkannya
untuk mengembalakan memelihara umat-Nya (Mazmur 78:70-72).
Allah bukan saja
melatih Daud di dalam pekerjaan sekulernya untuk suatu pelayanan rohani, tetapi
Ia pun sedang mempersiapkannya untuk suatu pelayanan di dalam kehidupan
mendatang, karena Daud akan dibangkitkan pada massa millenium (zaman seribu
tahun) dan menjadi seorang gembala bagi Israel (Yer. 30:9; Yeh. 34:23-24,
37:24-25; Hos. 3:5). Ingatlah kita pun sedang dibentuk untuk menjadi raja dan
imam agar dapat memerintah bersama Kristus di dalam kekekalan (Why. 5:9-10;
1:6; 20:6).
Tentunya, karena
belas kasihan Allah, Dr. Bailey kembali dari kematiannya untuk menceritakan
kepada kita malam yang menakjubkan itu. Sejak itu, kehidupan dan
khotbah-khotbahnya memohon dengan sangat kepada para pendengarnya agar menjadi
para penyelesai. Paulus adalah seorang penyelesai dan ia berkata, “Aku telah
mencapai garis akhir.” Yesus mendeklarasikan, “Aku telah… menyelesaikannya.”
Daniel yang setia diberitahu bahwa ia akan mendapat bagiannya (harta pusakanya)
pada kesudahan zaman (Daniel 12:13; Yosua 14:8; Yohanes 17:4; Kis. 13:25;
20:24; 2 Tim. 4:7). Janganlah kita biarkan siapapun mengambil makota kita!
Kumpulan Kesaksian:
Tuhan Telah Membuka Mataku
Kumpulan Kesaksian:
Tuhan Telah Membuka Mataku
No comments:
Post a Comment