Negara Iran
Sebelum Anda membaca berita dan kesaksian dibawah ini, kita harus tahu sejarah terbentuknya negara Iran. Negara Iran (atau
Persia) (bahasa Persia: ایران) adalah
sebuah negara Timur Tengah yang terletak di Asia Barat Daya. Meski di dalam
negeri negara ini telah dikenal sebagai Iran sejak zaman kuno, hingga tahun
1935 Iran masih dipanggil Persia di dunia Barat. Pada tahun 1959, Mohammad Reza
Shah Pahlavi mengumumkan bahwa kedua istilah tersebut boleh digunakan. Nama
Iran adalah sebuah kognat perkataan "Arya" yang berarti "Tanah
Bangsa Arya".
Iran berbatasan
dengan Azerbaijan (500 km), dan Armenia (35 km) di barat laut, dan Laut Kaspia
di utara, Turkmenistan (1000 km) di timur laut, Pakistan (909 km), dan
Afganistan (936 km) di timur, Turki (500 km), dan Irak (1.458 km) di barat, dan
perairan Teluk Persia, dan Teluk Oman di selatan.
Pada tahun 1979,
sebuah Revolusi Iran yang dipimpin Ayatollah Khomeini mendirikan sebuah
Republik Islam teokratis sehingga nama lengkap Iran saat ini adalah Republik
Islam Iran (جمهوری اسلامی ایران). Sumber: id.wikipedia.org
Warganya yang percaya Kristus harus
meninggalkan negaranya
Pemerintah Iran
melalui otoritas keagamaannya meminta agar setiap warganegaranya yang melakukan
konversi (pindah agama) menjadi pengikut Yesus Kristus untuk segera
meninggalkan negara yang mayoritas didiami oleh Muslim Syiah tersebut. Hal itu
dikatakan oleh seorang warga Iran yang pindah agama menjadi Kristen, terjadi
karena pemerintah
Iran tak mampu membendung banyaknya warga yang pindah agama.
Pengikut Kristus semakin bertambah
“Otoritas keagamaan Iran lebih
memilih bahwa mereka yang pindah ke agama Kristen untuk meninggalkan Iran, itu
karena mereka tak bisa mengendalikan peristiwa pindah agama ini,” ujar Morad
Mokhtari.Salah satu warga Kristen Iran yang sudah melarikan diri dari negara
itu sejak 2006 silam.
Komisi Kebebasan Beragama Amerika
Serikat menyebutkan bahwa pemerintah Iran memang terlibat dalam penganiayaan
umat Kristen dan terus melakukan tindakan penagkapan secara sistematis terutama
terhadap anggota gereja-gereja rumah yang disebut sebagai gereja bawah tanah.
Biarpun diacam, Berita Injil harus
disampaikan
“Sejak tahun
lalu ada banyak insiden dimana pemerintah Iran mengganggu pelayanan ibadah
gereja, mengancam para anggota gereja dan juga menangkap dan memenjarakan
jemaat dan juga para pemimpin gereja, khususnya para penginjil Kristen dan juga
mereka yang bertobat dan memilih Yesus Kristus sebagai Tuhan mereka. Sejak 2010, pemerintah
sewenang-wenang menangkap dan menahan lebih dari 500 orang Kristen di seluruh
Iran,” sebut laporan itu.
Hingga saat ini umat Kristen di Iran
terus bergumul menghadapi kekangan dan tekanan dari pemerintah setempat. Alasan
untama yang sering digunakan pemerintah dalam penangkapan terhadap anggota
gereja rumah adalah bahwa mereka dikhawatirkan akan menjadi ancaman bagi
generasi muda Iran yang dapat menimbulkan benih-benih perlawanan terhadap
pemerintah Iran.
Kesaksian seorang Wanita Iran yang
menjadi pengikut Kristus
Setiap warga Iran yang
diketahui pindah keyakinan menjadi seorang pengikut Yesus Kristus harus rela
untuk menjadi incaran pihak keamanan yang terkenal tega untuk
melakukan penangkapan dan melakukan berbagai penganiayaan. Namun Tuhan selalu
bekerja dengan cara yang mustahil dan tidak disangka-sangka. Seperti yang
terjadi pada seorang wanita yang dipenjarakan karena dirinya ketahuan menjadi
seorang Kristen ini.
Kesaksian Noushin yang berada dalam
penjara
Wanita bernama
Noushin ini mengatakan pada Gospel Herald bahwa salah satu interogator didalam
penjara yang dikenal sering menganiaya siapapun yang pindah keyakinan, terlibat
sebuah perbincangan serius mengenai iman Kristen dan akhirnya mau bertobat,
menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. “Kami berbicara mengenai
Yesus selama berjam-jam lamanya sampai interogator itu memberikan hatinya untuk Yesus,
lalu kami berdoa bersama-sama. Ini sebuah kehormatan bagi saya untuk berbicara
tentang Yesus. Saya berbicara kepadanya; Anda juga perlu tahu Yesus untuk hidup
anda! Saya tidak bisa tidak peduli terhadap anda. Saya ingin anda mengalami
sukacita dan berkat keselamatan. Saya tidak bisa menyembunyikan kabar baik
ini,” kata Noushin.
Noushin sendiri
menyadari bahwa dirinya merasa sangat takut ketika diseret ke penjara dan
berpikir bahwa dia akan menyerah terhadap iman percayanya. “Saya tidak siap
dipenjara. Saya tahu itu adalah tempat kotor dimana orang akan disiksa dan
dikurung dalam sel isolasi. Saya sangat takut bahwa saya mungkin akan
memberikan nama-nama anggota gereja rumah. Saya bahkan takut kalua saya akan
menyerah dan menyangkali iman saya jika mereka mulai menyiksa saya,” tambahnya.
Pemerintah melarang kebebasan beragama
di Iran
Nama interogator
itu sendiri tidak dapat disampaikan untuk keamanan dalam jangka waktu dekat
ini. Menurut kelompok kemanusiaan yang membantu setiap orang Kristen teraniaya
di seluruh dunia, Open Doors, penginjilan terus menyebar di tanah Iran meskipun
penganiayaan terus terjadi dan meningkat dibawah pemerintahan Presiden Hassan
Rouhani ini. “Pemerintah Iran terus terlibat dalam pelanggaran sistematis,
berkelanjutan dan mengerikan untuk kebebasan beragama. Termasuk penahanan
berkepanjangan, penganiayaan dan juga eksekusi yang dilakukan atas nama agama,”
ujar Komisi Kebebasan Beragama Amerika Serikat.
Sumber:
Jawaban.com
Catatan:
Disaat-saat
dimana kita dalam masalah maka akan kelihatan diri kita sebenarnya. Ketika
masalah itu datang dalam diri kita, apa respon hati kita? apakah kita kecewa,
takut, kuatir, marah, dendam, putus asa dan sifat negatif itu keluar dalam dari kita.
Atau sebaliknya ketika masalah itu datang, hati kita bertanya kepada Tuhan apa
yang harus aku dapat lakukan untuk menyelesaikan masalah ini.
Apapun yang
dialami oleh saudara-saudara kita karena Iman mereka, kita harus selalu
mendoakan mereka untuk dapat melewati semua itu. Dengan kebenaran ini kita
belajar untuk tetap setia mengikuti Kristus dan menjadi seorang murid yang
setia dalam Tuhan. Amin
Kumpulan Kisah Nyata:
Download:
No comments:
Post a Comment