Saturday, February 28, 2015

Pohon yang Tidak Berbuah

Ayat bacaan: Lukas 13:8-9
"Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

Ada sepetak bidang kecil di belakang rumah saya yang saya jadikan taman. Awalnya rumput tumbuh penuh menutupi tanah, tetapi belakangan ada beberapa bagian tanah yang gundul. Usut punya usut, tanah di bagian yang itu ternyata mengeras sehingga akar rumput tampaknya sulit menembus bagian-bagian tersebut. 

Kalau memang mau rumput tumbuh baik lagi disana, tanahnya harus terlebih dahulu digemburkan, karena rumput baru tidak akan bisa tumbuh disana kalau tanahnya memang masih keras. Pohon mangga yang saya tanam disana juga sempat sulit tumbuh. Untuk pohon mangga ini saya menyemprotkan anti hama dan memberi pupuk. Tidak lama setelahnya pohon ini mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Cabang mulai muncul, batang pohonnya mulai menebal dan daun terus bertambah dengan baik. Ada beberapa tanaman lain disana yang mungkin terlambat saya rawat sehingga keburu mengering dan mati. Apa gunanya tanaman kalau tidak bisa tumbuh lagi, hanya tinggal batang kurus dan kering? Mau tidak mau saya hanya bisa mencabut dan membuangnya.

Apa yang terjadi pada taman saya sangat cocok untuk dipakai untuk menggambarkan seperti apa seharusnya 'taman' hidup orang percaya. Bahkan Yesus sendiri mempergunakan perumpamaan seperti itu dengan menempatkan Tuhan sebagai pemilik kebun dan kita sebagai pohon-pohon atau tanaman yang ada di dalam kebun tersebut.  Yesus mengatakan: "Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Matius 7:18-19). Pohon yang tidak berbuah, yang tidak kunjung membaik meski sudah mendapat penanganan serius pada akhirnya hanya akan ditebang dan dibakar. Ada kalanya untuk menyelamatkan pohon dan tanaman itu, mereka harus melalui proses pemotongan tunas-tunas yang tidak produktif, pembersihan benalu dan parasit yang menempel dan sebagainya. Bagi pohon mungkin proses itu menyakitkan. Tapi proses tetap harus dilalui agar selanjutnya bisa tumbuh menjadi pohon yang tumbuh subur dengan menghasilkan buah segar dengan lebat. Hal yang sama bagi kita. Kalau sebagai orang percaya kita masih belum berbuah dan tidak sehat tumbuhnya, kita harus mau dibentuk dan mengalami pemotongan-pemotongan hal-hal yang tidak perlu, yang mungkin terasa menyakitkan saat proses berlangsung. Tetapi itu akan membuat kita bisa sehat bertumbuh dalam iman akan Kristus. Itu akan jauh lebih baik ketimbang pada akhirnya dibuang dan dibakar.

Ada sebuah perumpamaan singkat yang menarik berasal dari Yesus. "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" (Lukas 13:6-9).

Perumpamaan ini menggambarkan Tuhan sebagai pemilik kebun, mendapati ada umatNya yang tidak kunjung berbuah meski sudah diberi kesempatan yang lama. Perhatikan ada jangka waktu yang diberikan Tuhan sebagai kesempatan bagi kita untuk berubah. Yesus datang untuk menyelamatkan dan akan terus mengetuk pintu hati kita agar kita bertobat sehingga bisa menerima keselamatan. Berbagai peringatan agar berbalik dari jalan-jalan yang salah terus diberikan, termasuk masa-masa sulit yang bisa membentuk kita menjadi orang benar yang sejati. Begitu baiknya Tuhan, karena tidak saja Dia memberikan kita waktu dan kesempatan, tetapi Dia pun mau turun tangan langsung bekerja, mengusahakan agar lebih banyak lagi orang-orang yang bertobat, bertumbuh dan berbuah.

Sebuah pohon ara yang tidak kunjung berbuah di kebun anggur masih akan dipertahankan apabila bisa menghasilkan buah. Sang pemilik kebun bahkan dengan jelas menunjukkan perhatian akan pohon ara ini. Ia mengingat betul kapan pohon itu ditanam, dan dalam perumpamaan ini dikatakan bahwa ia pun terus mengamati apakah pohon tersebut sudah berbuah atau tidak. Tiga tahun, tapi tetap juga tidak menampakkan hasil. Pohon yang tidak berguna pada akhirnya akan ditebang. Pohon Ara yang tumbuh di tengah-tengah kebun anggur itu tidak hanya sia-sia ada disana, tapi juga akan menghabiskan zat-zat nutrisi yang dibutuhkan tanaman anggur dalam kebun. Wajarlah apabila sang pemilik meminta agar pohon itu ditebang saja. Tapi luar biasa, Yesus yang diumpamakan sebagai pengurus kebun masih meminta kesempatan sekali lagi. "aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah." (ay 8-9a). Sang "Pengurus kebun" akan mengerjakan sesuatu bagi pohon agar bisa berbuah. Hidup kita yang begitu rusak oleh benalu dan tunas-tunas dosa seringkali tidak lagi dapat diperbaiki sendiri, sehingga kita membutuhkan uluran tangan Yesus untuk "mencangkul tanah dan memberi pupuk" agar  bisa selamat. Dan kabar baiknya, Yesus bersedia untuk itu.

Dalam prosesnya, terkadang ada bagian-bagian yang tidak efektif dari diri kita harus dicangkul, dan itu bukanlah hal yang menyenangkan. Proses itu terkadang terasa begitu menyakitkan, tapi sungguh diperlukan, untuk menyelamatkan kita dari ditebang dan dilempar kedalam api. Yesus pun berseru: "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku." (Yohanes 15:4). Agar kita bisa bertumbuh dan berbuah dengan baik, kita harus tetap tinggal di dalam Kristus, dan Kristus di dalam kita. Baik dalam kehidupan sehari-hari, keluarga maupun pekerjaan, hendaklah kita selalu menjalaninya di dalam Kristus, bersama-sama dengan Dia. Ketika ada proses-proses pemotongan tunas yang tidak produktif atau pembersihan benalu, laluilah itu dengan suka cita, karena proses itu sungguh diperlukan untuk menjadikan kita pohon yang berbuah lebat.

Pepatah mengatakan bahwa sebatang pohon dikenal dari buahnya. Pohon yang baik akan berbuah baik, begitu pula sebaliknya. "Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal." (Matius 12:33). Ada banyak ranting, tunas dan benalu dalam hidup kita yang harus dipotong agar kita berbuah lebat. Apakah itu kesombongan, harta, kebiasaan buruk, status, adat dan sebagainya, jika itu menghambat kita untuk berbuah, potonglah segera. Terus pupuk kebun kehidupan kita dengan firman Tuhan. Kalau memang ada bagian-bagian yang keras sehingga menghambat pertumbuhan, cangkul dan gemburkanlah. Hanya dengan demikianlah kita bisa menjadi pohon yang tumbuh subur menghasilkan buah yang banyak.

Pastikan agar kita tidak termasuk pohon ang tidak kunjung tumbuh dan berbuah sehingga pada akhirnya harus ditebang dan dibakar
Sumber: www.renunganharianonline.com

Kumpulan Firman:

No comments:

Post a Comment