Pertama kali menerima kabar bahwa
waktu Akhir Zaman sudah berjalan hingga di Sangkakala ke-5 saya cukup bingung,
dan begitu ada kabar bahwa telah dikonfirmasi oleh Ev. Yusak Tjipto, kebingungan
saya berubah menjadi kaget bahwa ternyata waktu memang sudah demikian singkat.
Padahal saya sendiri meyakini bahwa sisa waktu yang ada tidak lebih dari akhir
tahun 2015 nanti.
Kekagetan saya berubah menjadi
kewaspadaan, ketika seorang pendeta menyampaikan pesan firman dan menceritakan
ulang tentang seorang anak Tuhan di Singapura yang mendengar bunyi sangkakala
sebanyak lima kali itu. Bukan hanya itu, pendeta tersebut juga menceritakan
bahwa ada banyak anak Tuhan yang mendapatkan mimpi dan penglihatan tentang
rapture namun tidak satupun yang menerima mimpi atau penglihatan tersebut ikut
terangkat, semuanya tertinggal.
Selagi serius tenggelam memikirkan
semuanya itu, tiba-tiba Roh Kudus berbicara,
"Menurut kamu, mengapa baru sekarang Tuhan beritahu kepada anak-anak-Nya?
Mengapa setelah lima sangkakala?" Bukankah itu sebuah pemikiran yang
menarik? Mengapa tidak tiap sangkakala bunyi sejak yang pertama, Tuhan beritahu
kepada kita semua? Mengapa baru diberitahu setelah sudah jalan lima dan tinggal
dua lagi? Pertanyaan kedua, adakah kesempatan dengan sisa waktu yang begitu
singkat ini?
Untuk menjawab pertanyaan itu, ada
beberapa hal yang perlu kita sadari setiap saat mulai hari ini:
1. Kepentingan Tuhan adalah segalanya, sedangkan kepentingan manusiawi
kita sudah tidak ada artinya. Jika orang percaya masih memiliki cita-cita dan
impian yang bukan dari Roh Tuhan sendiri, sebaiknya buang impian itu segera.
Entah itu pernikahan, karir dan sebagainya. Carilah Tuhan, Dia memiliki impian
bagi setiap anak-anak-Nya, dan kejarlah itu sepenuh hati. Perempuan Rut adalah
teladan yang terbaik untuk momen yang semakin ekstrim ini. Di tengah keadaan
yang tak ada masa depan & pengharapan, Rut mengambil ketetapan ekstrim
untuk setia mengikuti Naomi. Rut membuang semua identitasnya yang lama dan
mengambil identitas yang baru sebagai umat pilihan tanpa melihat keuntungan
secara materi. Seorang janda mengikuti seorang janda tua lainnya sampai ajal,
sungguh bukan sebuah pilihan yang normal. Namun Rut, yang adalah wanita dari
bangsa Moab terkutuk, akhirnya menjadi buyut dari raja Daud dan Salomo serta
menjadi moyang dari Anak Manusia Yesus Kristus. Siapkah kita menempuh seperti
yang Rut tempuh?
2. Waktu yang semakin singkat dan
situasi yang semakin ekstrim menuntut Tuhan untuk bertindak lebih waspada
terhadap strategi musuh. Bayangkan jika Tuhan begitu waspada, apalagi kita. Terus berjaga-jaga sungguh bukan lagi
sebuah pilihan, kita sudah tidak bisa lengah walau kita masih memiliki banyak
keterbatasan. Namun kita percaya bahwa anugerah-Nya cukup, asal kita mau
percaya.
3. Lima berbicara tentang
anugerah, sedangkan dua berbicara tentang kesempatan (emas), kesempatan yang
tidak akan pernah datang lagi. Bersyukurlah
bahwa pada saat ini, Tuhan menyingkapkan petunjuk waktu ini. Ini adalah
anugerah yang tiada duanya. Dan lebih bersyukur lagi bahwa kita bisa percaya
bahwa petunjuk ini benar, sebab ada banyak orang percaya yang tidak bisa
mempercayai hal ini.
4. Tidakkah Iblis juga menyadari
bahwa waktunya semakin singkat? Ketika pengetahuan ini dibuka dan ia pun juga
menyadari akan hal ini, tentu ia akan meningkatkan dan memaksimalkan misi
pekerjaannya sedemikian rupa. Jadi peperangan baik di alam roh maupun alam jasmani
akan semakin sengit, persiapan berperang
dan perlengkapan senjata Allah tentu juga bukan lagi sebuah pilihan,
melainkan sebuah keharusan mutlak.
5. "Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah
hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau,
ke manapun engkau pergi." - Yosua 1:9. Seperti Yosua dan bangsa Israel
yang hendak memasuki Tanah Perjanjian, demikian juga kita sebagai Gereja dan
Mempelai Wanita-Nya yang hendak menerima semua penggenapan janji-janji-Nya. Ke
depan akan ada banyak hal yang terus menerus kita hadapi, yakni hal-hal yang
dapat membuat hati kita kecut, kecil dan menjadi tawar. Kita akan melihat
orang-orang yang kita pikir tidak rohani, tidak melayani Tuhan, namun diberkati
secara materi sedemikian rupa. Di lain sisi, kita akan menghadapi tantangan
untuk ikut menggenapi destiny kita masing-masing yang harus dikerjakan dengan
kerja keras sepenuh hati dan sepenuh waktu, terutama untuk penuaian jiwa-jiwa
di berbagai pelosok. Selama kita mau terus mengikuti kehendak-Nya, maka
penyertaan Tuhan akan selalu ada.
Sumber: http://windunatha.blogspot.com
Kumpulan Kisah Nyata:
No comments:
Post a Comment