Kesaksian Tony
Mulya
Selama
hidupnya terobsesi dengan uang, harta dan kekayaan. Ia tak habis pikir
bagaimana mungkin bisnis yang dijalaninya tidak maju-maju sedangkan
rekan-rekannya bisa berhasil dan memiliki uang serta harta yang banyak. Istri
Tony, Evie Yonasa, sebenarnya sudah merasa bahagia dan tidak merasa
berkekurangan dengan kondisi mereka saat itu. Namun Evie memang melihat latar
belakang keluarga Tony yang menganggap uang sebagai suatu hal untuk mendapatkan
pengakuan dan penghormatan dari orang lain.
Tony kemudian mencari jalan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Dari salah seorang kenalannya, ia diperkenalkan akan jimat-jimat yang dapat menjadikannya kaya dan sukses dalam bisnis. Ia pun mulai mengumpulkan berbagai macam benda yang dianggap dapat mendatangkan keberuntungan. Mendatangi orang pintar menjadi pilihan Tony agar cepat kaya.
Dari
orang-orang pintar itulah Tony kemudian mendapatkan jimat-jimat keberuntungan
dari cincin, keris, bahkan Tony menjalani ritual mandi kembang di tengah malam
yang diyakininya dapat mendatangkan kekuatan dan rejeki yang banyak.
Dari
sebuah buku yang dibacanya di sebuah toko buku yang membahas mengenai piramid,
dikatakan bahwa piramid sesungguhnya memiliki kekuatan yang luar biasa.
Semenjak saat itu, Tony mulai mengumpulkan benda-benda yang berbentuk piramid.
"Piramid-piramid
itu menjadi terlalu banyak di rumah. Bahkan di atas ranjang tidur kami
digantung piramid," ungkap Evie.
Bisnis
Tony mulai membaik namun hal itu tidak lantas membuatnya puas. Obsesinya untuk
menjadi orang kaya membawanya kepada suatu pengalaman supranatural.
"Saya
sangat percaya, kalau ada piramid uang bisa datang. Dan suatu hari, saya semedi
di dalam kuasa piramid itu. Saya berdoa lewat piramid itu. Dan saya dibawa ke
dalam suatu alam, saya masuk ke dalam piramid, dan sungguh sulit untuk
dibayangkan karena saya merasakan rasa takut yang luar biasa dan saya percaya
bahwa memang betul piramid itu memiliki kekuatan yang luar biasa," ungkap
Tony.
Sejak
saat itu, Tony mempercayakan segala sesuatu di dalam hidupnya kepada benda
piramid itu.
"Saya
sangat percaya kalau ada piramid maka bisnis saya bisa sukses. Dan ternyata
betul, setiap transaksi bisnis yang saya lakukan itu sukses. Dalam waktu
singkat, uang yang begitu banyak, harta yang berkelimpahan, saya miliki. Dan
akhirnya saya merasa bahwa inilah sumber uang saya. Saya merasa bahwa piramid
itu adalah sesuatu yang hebat dan luar biasa," kisah Tony.
Dalam
waktu sekejap, semua yang diimpikannya terwujud. Namun ternyata hal itu tidak
juga membuatnya bahagia.
"Dengan
adanya uang, saya merasa kalau di rumah saya menemukan banyak hal yang tidak
sesuai dengan keinginan saya. Saya selalu merasa sebagai orang yang paling
benar sehingga seringkali terjadi pertengkaran di rumah," lanjut Tony.
Istrinya
Evie merasakan perubahan drastis dari suaminya. "Kalau saya bicara
sedikit, akan menjadi ribut yang berkepanjangan. Dan kata-kata kasar pun
keluar. Lebih baik saya banyak diam," ungkap Evie.
Peran
Tony sebagai kepala keluarga, suami dan ayah bagi dua orang anaknya pun tidak
berjalan dengan baik. Sampai-sampai kedua anaknya, Bisa dan Bara, mulai
kehilangan figur ayah.
"Waktu
saya kecil, saya tidak terlalu ada gambaran akan sosok ayah. Soalnya papi saya
sendiri jarang ada di rumah. Sekalipun ada di rumah, bagi saya juga tidak ada
gunanya, karena tiap kali ada di rumah, kerjaannya berantem. Jadi lebih enak
buat saya kalau tidak ada papi, karena hanya nyiksa mami saya saja,"
ungkap Bisa Mulya, putra Tony.
Bosan
dengan rumah, Tony mulai masuk kelamnya dunia malam. Dalam kenikmatan
obat-obatan terlarang dan pesta, ia merasa menemukan kebebasan. Keluarga pun
diabaikan olehnya dan ia menjalani hidup sesuka hatinya. Bahkan di mata Tony,
istri yang begitu setia menemaninya menjadi tidak layak lagi untuk
mendampinginya. Perceraian menjadi suatu hal yang tinggal menunggu waktu. Namun
kecintaan sang istri terhadap anak-anaknya membuatnya mencoba untuk mencari
pertolongan demi menyelamatkan pernikahan mereka. Dalam ketidakberdayaannya,
sang istri pun berseru meminta pertolongan kepada Tuhan.
"Saya
akhirnya berdoa. Saya minta kepada Tuhan, kalau memang keluarga saya harus
pulih, saya tidak mau memakan waktu yang lama. Tiap malam saya berdoa. Di
situlah saya dapat jawaban bahwa saya harus merubah diri saya dulu setelah itu
baru suami saya dapat berubah," kisah Evie.
Perubahan
Evie tidak lantas mengubah Tony dalam sekejap seperti membalik telapak tangan.
"Istri
saya berubah dan ia meluangkan waktu untuk terus sujud berdoa seperti itu. Saya
mulai marah tapi dia tetap berdoa dan saya tetap pergi, menikmati apa saja yang
saya rasakan nikmat," ungkap Tony.
Uang
memang sangat berguna dalam hidup ini, namun uang juga bisa mendatangkan
malapetaka. Tony semakin hanyut dengan semua kebiasaan buruknya. Hingga suatu
ketika sesuatu yang buruk terjadi dalam hidupnya.
"Apa
yang tidak pernah terpikirkan oleh saya terjadi. Hubungan saya dengan
teman-teman terputus semua. Bisnis saya sepertinya tertutup semua," ungkap
Tony.
Pada
akhirnya semua bisnis yang dikerjakannya hancur dan penghasilan Tony pun
berkurang drastis.
"Dan
saya ingat saat saya naik mobil hari itu, saya ditunjukkan dengan dosa saya
yang begitu banyak. Karena tidak ada alternatif lain, dan teman juga sepertinya
telah tertutup, saya memberanikan diri untuk pulang ke rumah. Dan waktu saya
pulang ke rumah, saya kaget. Ternyata istri saya bisa menerima saya dengan
baik. Sejak hari itu saya tinggalkan semua perbuatan yang salah. Saya kembali
ke keluarga," ungkap Tony mengisahkan titik balik hidupnya.
Tony
memang sudah kembali ke keluarganya namun ada satu kebiasaan yang belum dapat
ia tinggalkan. Meskipun sudah mulai berubah, keinginannya untuk mengumpulkan
piramid masih terus dilakukannya. Namun suatu kali saat ia hendak membeli
sebuah piramid, sang penjual mengatakan bahwa piramid itu sebenarnya tidak
memiliki kuasa apa-apa. Sang penjual kemudian menyerahkan selebaran sebuah
pertemuan ibadah kepada Tony.
Lima
hari kemudian Tony dan istrinya berjalan-jalan ke Puncak. Tanpa sengaja ia
melihat selebaran itu tergeletak di mobilnya. Saat ia melihat selebaran
tersebut, ternyata pertemuannya diadakan di Puncak. Tony dan istrinya kemudian
memutuskan untuk menghadiri acara tersebut karena tidak terlalu jauh dari jalur
perjalanan mereka. Saat itulah ia dibukakan mengenai sebuah kebenaran Firman
Tuhan.
"Kalau
menjadi orang percaya itu bisa diberkati. Karena sumber berkat itu Tuhan.
Rasanya waktu itu seperti kena halilintar," kisah Tony.
Semenjak
saat itu perubahan dalam hidup Tony semakin terlihat. Ia pun menyadari bahwa
uang ternyata bukan segalanya dalam hidup ini. Sejak saat itu ia mulai
meninggalkan keyakinannya kepada piramid dan menyingkirkan semua piramid yang
ada di dalam hidupnya.
"Saya
buang piramid. Saya tidak percaya lagi. Saya percaya Tuhan yang sanggup
mengubah saya. Dan akhirnya saya mulai dekat lagi dengan anak-anak, dengan
istri," ungkap Tony.
"Saya
merasa jauh lebih bahagia daripada awal saya nikah. Suami saya lebih perhatian,"
ungkap Evie.
"Papi
sudah lebih sering berkomunikasi dengan kita. Jalan hidupnya juga sudah lebih
benar," ungkap Bara, putra Tony.
"Saya
sudah mulai merasa kehidupan keluarga lagi. Pergi bareng-bareng, makan
bareng-bareng, suasana kekeluargaan terasa lagi," ungkap Bisa.
Semua
yang terjad pada hidup Tony pada akhirnya memberikan pelajaran berharga bahwa
Tuhanlah sumber segala sesuatu dalam hidup ini.
"Apapun
bendanya, jangan pernah percaya. Percaya sama Tuhan. Dan kalau kita mau
bekerja, tidak mungkin kalau Tuhan tidak mau berkati. Berkat Tuhan yang
menjadikan kita kaya, bukan piramid, keris atau benda apapun. Yag bisa
memberikan damai sejahtera hanya Tuhan," ujar Tony dengan berapi-api.
Kini
Tony beserta keluarga hidup di dalam Tuhan. Bahkan keluarga mereka dipercaya
Tuhan untuk melayani.
"Puji
Tuhan saat ini Tuhan percayakan saya untuk melayani orang-orang yang hidupnya
mungkin seperti saya. Hidup yang tidak karuan, diluruskan. Semuanya saya
melihat bukan karena saya hebat tapi karena Tuhan yang hebat," ujar Tony
menutup kesaksiannya.
Sumber
Kesaksian: Tony
Mulya. Jawaban.com
No comments:
Post a Comment