Bagi yang tercinta ayahku dan keluargaku yang
terluka Bagi korban² perseteruan Palestina – Israel, Bagi setiap umat manusia yang telah diselamatkan
oleh Tuhanku
Wahai
keluargaku, aku sangat bangga dengan kalian; hanya Tuhanku saja yang mengetahui
segala hal yang telah kalian alami. Aku menyadari bahwa apa yang telah
kulakukan menyebabkan luka yang dalam yang mungkin tak akan bisa sembuh di masa
hidup ini dan mungkin kalian harus hidup dengan rasa malu untuk selamanya.
Aku bisa saja
jadi seorang pahlawan dan membuat masyarakatku bangga akan diriku. Aku tahu
jenis pahlawan apa yang mereka inginkan: seorang pejuang yang membaktikan
dirinya dan keluarganya bagi kepentingan negara. Jikalau aku terbunuh, maka
mereka akan menyampaikan kisah diriku pada generasi mendatang dan mereka akan
merasa bangga terhadap diriku untuk selamanya, tapi pada kenyataannya aku
bukanlah pahlawan yang mereka harapkan.
Sebaliknya, aku
telah jadi pengkhianat di mata bangsaku. Meskipun dulu aku pernah membuat kalian
bangga akan diriku, sekarang aku hanya membawa malu saja. Meskipun dulu aku
adalah seorang pangeran bagimu, sekarang aku adalah orang asing di negeri orang
yang melawan kesepian dan kegelapan.
Aku tahu kalian
memandang aku sebagai seorang pengkhianat; tapi mohon untuk mengerti bahwa aku
tidak bermaksud berkhianat pada kalian, tapi aku berkhianat pada angan² kalian
akan sosok seorang pahlawan. Ketika negara² Timur Tengah – Yahudi dan Arab –
mulai mengerti apa yang kumengerti, maka akan timbul perdamaian. Dan jika
Tuhanku telah ditolak karena menyelamatkan seluruh dunia dari hukuman neraka,
maka aku tidak keberatan ditolak!
Aku tak tahu apa
yang akan terjadi di masa datang, tapi aku tahu aku tidak merasa takut.
Sekarang aku berikan apa yang menolong diriku untuk bisa selamat sampai
sekarang: semua rasa bersalah dan rasa malu yang kutanggung selama
bertahun-tahun hanyalah bayaran yang kecil saja jika semua ini bisa
menyelamatkan bahkan satu nyawa seorang manusia saja.
Berapa banyak
orang yang bisa menghargai apa yang telah kulakukan? Tidak banyak. Tapi itu tak
jadi masalah. Aku percaya apa yang kulakukan dan aku tetap yakin sampai
sekarang, dan keyakinan ini menjadi bahan bakar satu²nya bagiku dalam
perjalanan panjang ini. Setiap tetesan darah orang tak berdosa yang berhasil
diselamatkan dari kematian memberi harapan bagiku untuk terus berjuang sampai
hari akhir.
Aku telah bayar,
kau pun telah bayar, tapi tagihan perang dan damai terus berdatangan. Tuhan menyertai
kita semua dan memberi apa yang kita butuhkan untuk menanggung beban berat ini.
Baca perjalanan hidup "Mosab Hassan Yousef" maka....
Download Buku “Son
of Hamas (Putra Hamas)”
Bahasa Indonesia….di Sini…Free/Gratis ..DOWNLOAD
Catatan Tambahan
Yang
sukar tergantikan adalah kekuasaan dan otoritas yang dulu kunikmati sebagai
putra ketua senior
Hamas.
Setelah mencicipi kekuasaan, aku tahu bahwa itu bisa membuat orang ketagihan, jauh
lebih kuat daripada uang. Aku menikmati kekuasaanku dalam hidupku yang dulu,
tapi jika kau ketagihan sesuatu, misalnya kekuasaan, maka kau sendiri akan
terbelenggu olehnya
Kemerdekaan,
rindu akan kemerdekaan, adalah pesan utama sebenarnya dari kisahku. Aku adalah
putra dari masyarakat yang telah diperbudak oleh sistem² korup selama
berabad-abad.
Aku
adalah tawanan pihak Israel saat mataku terbuka dan melihat fakta bahwa orang²
Palestina sebenarnya ditindas oleh para pemimpin mereka sendiri, selain juga
oleh Israel.
Aku dulu adalah pengikut setia agama
yang mewajibkan ketaatan penuh untuk melakukan ibadah berat guna menyenangkan
tuhan Qur’an, dan agar bisa masuk surga.
Aku dulu punya uang, kekuasaan, dan
kedudukan, tapi yang benar-benar kuinginkan adalah kemerdekaan. Dan kemerdekaan ini
juga berarti meninggalkan segala kebencian, kecurigaan, dan keinginan balas
dendam.
Pesan Yesus – kasihi musuhmu – inilah
yang akhirnya memerdekakan diriku. Sudah tidak jadi masalah siapakah temanku
atau musuhku; aku wajib mengasihi mereka semua. Dan aku juga bisa memiliki
hubungan penuh kasih dengan Tuhan yang akan menolongku mengasihi orang lain.
Memiliki hubungan seperti itu dengan
Tuhan bukan hanya merupakan sumber kemerdekaanku, tapi juga kunci untuk
menjalani hidupku yang baru.
***************
Setelah membaca buku ini, mohon
jangan mengira bahwa aku adalah pengikut Yesus yang hebat. Aku masih berjuang
sampai sekarang. Semua pengetahuanku yang sedikit tentang imanku kudapat dari
belajar dan membaca Alkitab. Dengan kata lain, aku adalah pengikut Yesus
Kristus tapi aku baru mulai saja menjadi muridNya.
Aku lahir dan dibesarkan di
lingkungan relijius yang menetapkan bahwa keselamatan hanya bisa
dicapai melalui kerja keras. Aku
harus berjuang keras menyingkirkan pandangan ini untuk menerima kebenaran:
Efesus 4:22-24
Sebab itu tanggalkanlah manusia lama
dengan pola kehidupan lama yang sedang dirusakkan oleh keinginan-keinginannya
yang menyesatkan. Hendaklah hati dan pikiranmu dibaharui seluruhnya. Hendaklah
kalian hidup sebagai manusia baru yang diciptakan menurut pola Allah; yaitu
dengan tabiat yang benar, lurus dan suci.
Sama seperti banyak pengikut Yesus
lainnya, aku telah meminta ampun atas dosa-dosaku, dan aku tahu bahwa Yesus adalah
Anak Tuhan yang telah jadi manusia, mati bagi dosa-dosa kita, bangkit dari kematian, dan duduk di sebelah kanan
Bapak. Aku telah dibaptis. Meskipun demikian aku merasa baru saja berada di
pintu gerbang Kerajaan Tuhan. Aku diberitahu bahwa akan jauh lebih banyak lagi
daripada ini. Tentunya aku ingin mengalami semuanya itu.
Di saat ini, aku masih berjuang
melawan nafsu duniawi, nafsu daging dan setan. Aku masih sering salah mengerti
dan bingung. Aku kadang² bergumul dengan permasalahan yang sebenarnya tak nampak.
Tapi aku berharap, sama seperti Rasul Paulus menjabarkan dirinya pada Timotius
sebagai “orang yang paling berdosa” (1 Timotius 1:16), bahwa aku bisa menjadi
orang yang dibentuk Tuhan, selama aku tidak menyerah.
Maka jika bertemu aku di jalanan,
mohon jangan minta nasehat atau jawaban tentang arti ayat
Alkitab tertentu, karena kemungkinan
besar kau jauh lebih berpengetahuan daripada aku. Jangan melihat diriku sebagai
piala kemenangan agama Kristen, tapi berdoalah bagiku agar aku bisa terus tumbuh
dalam iman dan tidak menginjak banyak jari kaki orang lain sewaktu aku belajar
menari bersama Sang Pengantin.
***************
Selama kita mencari musuh di luar dan
tidak di dalam diri kita sendiri, maka masalah Timur Tengah akan terus terjadi.
Agama bukanlah solusi masalah Timur
Tengah. Agama tanpa Yesus hanyalah keyakinan membenarkan diri sendiri saja.
Merdeka dari penindasan juga tidak akan mampu memecahkan permasalahan. Setelah merdeka dari
penindasan di Eropa, Israel malah jadi penindas orang lain pula. Jikalau
nantinya telah merdeka dari penindasan, umat Muslim akan menjadi penindas orang
lain pula. Anak-anak yang ditindas kelak akan tumbuh besar menjadi orang² yang suka
menindas orang lain juga. Hal ini merupakan hal yang klise tapi benar: orang-orang yang disakiti, jika belum disembuhkan, maka nantinya akan menyakiti orang lain
pula.
Karena dimanipulasi dusta dan
didorong sikap rasis, kebencian, dan nafsu balas dendam, aku dulu pun menuju
jalan yang akan membuatku jadi serupa dengan masyarakatku. Tapi di tahun 1999,
aku bertemu dengan Tuhan yang sejati. Dia adalah Bapak yang kasihNya melebihi
apapun, yang rela mengorbankan PutraNya yang tunggal untuk mati di kayu salib
demi menebus dosa dunia. Dia adalah Tuhan, yang tiga hari kemudian menunjukkan
kekuasaan dan kemulianNya dengan membangkitkan Yesus dari kematian. Dia adalah
Tuhan yang tidak hanya memerintahkan diriku untuk mencintai dan mengampuni
musuh²ku sama seperti Dia pun telah mencintai dan mengampuniku, tapi
menguatkanku pula.
Kebenaran dan pengampunan merupakan
satu-satunya jalan keluar bagi Timur Tengah. Tantangannya, terutama bagi
masyarakat Israel dan Palestina, bukanlah untuk mencari solusi. Tantangannya
adalah untuk jadi pihak pertama yang berani untuk melakukannya.
Kumpilan Kisah Nyata:
No comments:
Post a Comment