Kesaksian
Bagian 3 tentang gereja setan (GS): Di tahun 1993 GS diberitakan
merambah Jakarta. Pada tanggal 13-19 Nopember 1999, mingguan Jakarta-Jakarta
memuat cover story "Awas! GS!" Karuan saja majalah nasional ini
membuat heboh kalangan umat beragama, bahkan majalah rohani populer Bahana
tidak kalah memberi bahan tambahan dengan judul cover GS dalam edisinya bulan
Maret 1993.
Di sebutkan JJ pada bulan Juni 1993 menghadiri kebaktian
di hotel berbintang di Glodok, Jakarta. Ketika masuk beberapa wanita muda menyambutnya
dengan ramah dengan ucapan 'Apa kabar, Tuhan memberkati.' Ruangan remang-remang
hanya diisi lampu sorot berwarna merah, suasana sesak diisi 250 orang, dan
mereka tidak merenung atau membaca Alkitab tetapi asyik mengobrol sambil
berangkulan bahkan ada yang berduaan dipojok ruangan. Kebaktian dipimpin pemuda
dengan gaya bebas dan riang menyanyikan lagu-lagu pujian mirip gereja diiringi
tepuk tangan dan teriakan berirama, dan setiap kebaktian diisi perjamuan kudus
dengan roti dan anggur. Setelah ibadat berakhir, dilanjutkan dengan diskusi
kelompok yang dinamakan sharing, dan mereka yang menjadi anggota jemaat
dianjurkan untuk meninggalkan keduniawian.
Kelihatannya kebaktian demikian adalah kebaktian biasa
seperti 'praise center', tetapi karena ada embel-embelnya maka persekutuan
demikian dicuriagai ada sangkut paunya dengan 'GS.' Mengapa? Orang dalam
menyebutkan bahwa kebaktiannya pada tahap awalnya begitu, tetapi kemudian
dilanjutkan dengan tahap khusus yaitu upacara pengorbanan. Seorang mahasiswi pernah
diajak seorang wanita mengikuti kebaktian semacam ini, ia dibawa ke Pondok
Indah dan menyaksikan 'suasana kebaktian yang menyeramkan, mencium bau sangit
seperti tengah melakukan korban bakaran.' Ada persekutuan semacam itu yang
dimulai dengan menenggak minuman dan diiringi lagu-lagu keras dari kelompok
rock tertentu, mereka masuk ke suasana fly. Suasana setengan trance ini
merupakan pengantar dari acara yang sebenarnya. Penyembelihan binatang kurban,
biasanya tikus atau kelinci, merupakan pembukaan pertama. Konon, efek kekuatan
pasca ritual akan diperoleh bila dalam upacara ada tetesan darah perawan, dan
ini dipersembahkan kepada Lucifer, si kuasa gelap. Ibadat GS tidak bisa
dibuktikan nyata keberadaannya, karena itu keberadaan GS di Jakarta yang dikatakan
sudah ada di Glodok, Pondok Indah, Cawang dan Pasar Baru itu tetap hanya
bersifat isu dan tidak bisa dibuktikan secara resmi keradaannya.
Di Manado, seperti yang dipertunjukkan Nuansa Pagi RCTI
tanggal 19 April 1999, dalam per-sekutuan itu mereka menyanyikan lagu-lagu
seperti yang biasa dinyanyikan dalam persekutuan-perse-kutuan Karismatik.
Biasanya muda-mudi diajak temannya pergi ke restoran atau mengikuti persekutuan
di hotel-hotel besar. Tempat hiburan malam dan diskotik adalah tempat sasaran
empuk untuk mencari korban, soalnya ditempat inilah muda/mudi yang mengalami
masalah kehidupan biasa berkumpul. Dalam kenyataan kebanyakan korban mengalami
masalah keluarga broken home, seperti pertengkaran dengan orang tua, orang tua
bercerai dan lainnya. pemuda/Pemudi yang tergolong ABG yang suka mejeng di
Supermal memang merupakan sasaran empuk kelompok-kelompok demikian.
Mereka yang menjadi korban juga mengaku bahwa ketika
sudah masuk dalam persekutuan mereka diperkenalkan dengan beberapa orang asing
yang mengaku sebagai Prince of Michael atau Lucifer dan ada pula yang di
iming-imingi dengan uang. Kemudian, mereka berangsur-angsur dibawa untuk
mengikuti ritus rahasia dimana darah dikorbankan. Menurut pengakuan korban yang
bertobat, mereka katanya disuruh untuk menyerap darah bayi untuk upacara.
Itulah sebabnya banyak yang mengaku disuruh menjadi pembantu rumah tangga atau
pen-jaga bayi agar pada saatnya mem-punyai kesempatan untuk mengisap darah bayi
tersebut. Selain itu, para pengikut yang umumnya gadis belia disuruh
menyerahkan tubuhnya secara seksual menjadi pengantin Lucifer.
Bukan hanya itu minuman keras dan obat bius merupakan
bagian dari ibadat ini dan bila seseorang telah makin mendalam, ia akan
merasakan adanya kekuatan supranatural yang mengaturnya dari dalam semacam
kerasukan dan timbullah dalam dirinya hasrat untuk melakukan seks bebas.
Pengakuan dari eks pengikut GS di Manado yang sudah dilepaskan dari
keterika-tannya adalah bahwa mereka melihat adanya cincin yang dipakai para
pengikut yang bermotif gambar binatang bertanduk, cincin itu juga digunakan
untuk menggores tangan orang lain agar mengeluarkan darah dan darah itu diambil
untuk digunakan dalam perjamuan darah sehingga orang itu kemudian bisa
dipengaruhi melalui pengaruh dari jarak jauh. Simbol-simbol selain gambar
kepala binatang bertanduk yang mirip kepala kambing adalah gambar bintang lima
yang meng-gambarkan bintang kejora yang jatuh yang menunjuk pada Lucifer.
Lambang yang umum adalah angka 666, kalung salib terbalik, pentagram, kuda bertanduk,
kuda berkepala manusia, dan pentagram berkepala kambing. Pentagram yang
digambarkan umumnya ter-balik yaitu salah satu ujungnya menghadap ke bawah.
Bagian 2: Awal Lahirnya Gereja Setan
Kumpulan
Kisah Nyata:
No comments:
Post a Comment