Sunday, February 24, 2013

Bagaimana saya percaya Isa Al-Masih?

Kesaksian Professor Faouzi Arzouni
Bagaimana saya menjadi seorang pengikut Isa Al-masih?
Perjalanan......
Pada intinya adalah perjalan dari agama ke penyelamatan, saya gambarkan perjalanan hidup saya, dalam proses menjadi pengikut Isa Al-Masih, sebagai perjalan dari ritual ke perdamaian. Dan ini sangat penting, karena saya dibesarkan dalam pedoman agama Islam. Saya tumbuh dan memeluk agama Islam dengan seluruh hatiku, sebaik yang bisa dilakukan sebagai seorang anak kecil di keluarga Muslim.

Saya lahir di Senegal, Afrika Barat, dari keluarga berdarah Libanon, beragama Shia Muslim dan kami mengikuti pedoman dalam Alquran dan Hadits sebaik mungkin. Keluarga kami sangat beragama dalam semua aspek. Jadi, mengapa saya butuh lebih dari yang kami telah miliki? Saya tidak perna membutuhkan apa-apa. Sampai krisis kehidupan yang saya alami dan yang juga dialami semua orang, pada suatu waktu.

Membuat saya bertanya tentang beberapa hal terpenting dalam hidup:
Siapa saya?
Kenapa saya dilahirkan?
Apa artinya keberadaanku di dunia ini?
Mengapa ada masalah ini?
Mengapa kita mengalami pergumulan dalam hidup?
Itulah sifat alami dalam manusia.

Untuk bergumul mencari jawaban dan untuk mencari belas kasihan Tuhan dan berkata, “Tuhan, kenapa?” Tuhan, kenapa aku? Apakah aku berbuat salah waktu kecil?” orang tuaku bercerai dan keluargaku berantakan. Kenapa kami mengalami pergumulan ketika sedang bertumbuh? Kenapa seorang dari latar belakangku membenci orang berkulit hitam?

Dan kenapa walaupun kami semua muslim, kami semua tidak ada yang akur? Saya mulai mengerti saat saya sangat muda bahwa walaupun dengan pembicaraan mulai kami tentang Allah dan agama dalam keluarga, semua itu tidak menutup pintu kesengsaraan dan kerusakan yang dibawa masuk oleh dosa ke keluarga kami dan kehidupan masa mudaku. Saya mengalami semua ini.

Lalu saya mulai tugas untuk mereformasi hidupku karena saya mengira semua yang telah saya alami, semua hal buruk yang saya alami, terjadi karena saya bukanlah muslim yang baik. Saya pun mulai mengubah hidup saya dengan bersikap lebih hati-hati, membaca Alquran, mencoba mengikuti semua tradisi dan tentu melakukan segala ritual dan apapun yang diharuskan.

Tapi tahu tidak ada yang terjadi padaku? Semakin aku melakukan semua itu, semakin aku mencoba, semakin aku menyadari ada sesuatu yang tidak beres, ada sesuatu yang salah. Apakah ada masalahnya didalam hidup saya? Atau saya tidak melakukannya dengan benar? Saya mulai memperhatikan orang-orang lain. Saya memperhatikan siapa saja yang mengaku muslim, baik muslim fundamentalis atau muslim ktp. Dari satu ke yang lain.

Saya lihat secara keseluruhan semua jenis muslim yang mungkin ada, dan aku memperhatikan ada hal yang sama dalam hidup mereka dan saya. Yaitu, bahwa tidak ada kepastian pengampunan dosa, bahwa tidak ada damai yang sejati walaupun kami selalu berbicara tentang kedamaian, dan bahwa sejujurnya dalam hati saya dan juga hati teman-temanku yang muslim waktu itu, walaupun kami bilang 5x sehari dan ribuan kali disaat lain “Ar-Rahman Ar-Rahim”, kami tidak pernah benar-benar yakin kalau Allah ada di sisi kami. Kami tidak tahu apa yang dia telah tetapkan untuk kami. Kami tidak memiliki kepastian sama sekali.

Dan dalam situasi ini, pergumulan untuk mengubah diri, membuat saya merasa kesepian, sendiri, dan terasa sangat sulit. Namun, sebenarnya Tuhan melihat hati kami. Dan Dia melihat hatiku dan saya lihat hatiku sendiri dan saya tahu, saya tidak menemukan jawaban yang saya cari didalam agama. Apa lagi selain, cara kehidupan? Apa lagi selain iman? Apa lagi perlu saya lakukan supaya saya bisa naik ke tingkatan selanjutnya, ke langkah berikutnya. Aku tidak tahu, kemana saya harus berpaling?

Pesan Isa Al-Masih
Apa yang Isa Al-Masih berikan kepada kita, bukanlah hanya sekumpulan peraturan atau hukum, amal-amal yang bisa dibawa supaya kita layak untuk dihargai dan berikan hadiah, seperti doa atau memberi zakat taupun juga, Isa Al-Masih datang untuk mengajari kita bahwa yang kita butuhkan adalah suatu hubungan, bukan agama. Dan hubungan tidak terjadi antara Tuhan dan kita, ketika kita belum memiliki pendamaian antara kita dengan Tahan. Ini harus dimulai dengan adanya pendamaian di dalam hati. Ini yang saya dapat dari pesan Isa Al-Masih, yang seseorang ceritakan padaku.

Pertama kali orang itu berbicara kepadaku, saya marah sekali. Saya bilang, “Jangan pernah bicara soal itu lagi! Kamu pikir siapa kamu?” dan saat itulah saya belajar ada perbedaan besar antara mereka yang mengaku mengikuti Alkitab dan pangikut Isa Al-Masih yang sejati. Orang yang berbicara pada saya adalah pengikut Isa Al-Masih yang sejati.

Saya ingat pertama kalinya saya mendengar seseorang berkobtah tentang injil. Dan orang yang memberi kotbah tentang itu, saya tidak pernah lupakan. Bagaimana dia mengangkat buku itu, Alkitab, yang berisikan semua wahyu-wahyu suci dari Tuhan dari Taurat sampai Injil. Dan dia mulai mengatakan, “Tuhan adalah yang memberi janji-janji dan menepati janji-janji-Nya. Dan Dia-lah yang menjamin bahwa kita bisa berpegang pada Firman-Nya.”

Itu adalah kiata-kata yang menghiburku, karena dia mengatakan bahwa hal-hal yang Tuhan katakan yang tidak mungkin sekedar main-main, yang sungguh-sungguh memberikan kepastian. Karena saya besar di suatu sistem yang di dalamnya saya tidak pernah yakin kalau Allah benar-benar ada di sisiku. Saya diajari bahwa Allah lebih dekat kepadaku dari pada urat leherku tetapi setelah aku membaca Alquran untuk membaca ayat itu ternyata ini bukan berbicara soal kedekatan yang penuh kasih lebih lemah lembut kepadaku tetapi suatu peringatan kepada orang-orang yang sesungguhnya tidak taat. Jadi saya berada dalam ketakutan bukan dalam kedamaian.

Hari itu, di antara janji-janji yang saya dengar, salah satunya yang diberikan kepada kita, didalam kitab Kisah Para Rasul fasal ke 4 yang berbunyi: tidak ada nama lain di bawah langit dan di atas bumi, yang berikan kepada kita yang olehnya kita dapat diselamatkan. Dan jika kita percaya, Dia akan mengampuni kita. Dialah satu-satunya yang bisa memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan, korban yang Tuhan telah siapkan. Keyakinan itu menusuk hatiku. Itu bukan sesuatu yang saya cari. Saya tidak berpikir ke sana. Dan Puji Tuhan! Ini bukanlah suatu ajakan untuk pindah agama. Tidak , ini bukan soal itu.

Ini bukan soal agama, ini soal pendamaian, inilah pesan dari injil, berita suka cita. Inilah yang dibawa Isa Al-Masih: Pendamaian. Jadi saat ini, kepada siapa saja yang mendengarkan, saya ingin bersaksi. Bahwa Injil itu Benar. Injil itu benar dan bersembunyi: yang artinya: hanya ada satu Tuhan dan tidak ada perantara lain antara manusia dan Tuhan kecuali Yesus Kristus, Anak Manusia. Dan itulah yang saya inginkan saat ini, bahwa jika dengan iman, kamu menerima apa yang diberikan oleh Injil, kamu menemukan solusi hidup. Kehidupanku berubah karena kebenaran itu.

Apa yang tidak bisa ketemukan dalam agama, agama apapun juga itu sama saja, bisa agama apa saja, apa yang tidak bisa kutemukan dalam agama, saya temukan keselamatan lewat penebusan dosa dalam nama Isa Al-Masih, saya mendapat pendamaian dengan Tuhan yang mengubah hatiku dan hal itu memberikan damai sejati. Dan itu kenapa saya mau mengikuti Isa Al-Masih dan kenapa saya mengikut Isa Al-Masih, karena saya selalu bilang ke surga, mari dapatkan pendamaian dirimu dengan Tuhan. Dalam nama Isa Al-Masih dan jadilah pengikut-Nya.

Catatan:
Kesaksian ini saya posting di blog ini untuk mencerikatan suatu Kebenaran yang harus di sampaikan, bukan untuk mau menyinggung yang berbeda agama. Biarlah Kebenaran yang dari Tuhan yang menenari hati kita.
Teks Indonesia

Kumpulan Kisah Nyata:

No comments:

Post a Comment