Kesaksian
Professor Faouzi Arzouni
Bagaimana
saya menjadi seorang pengikut Isa Al-masih?
Perjalanan......
Pada
intinya adalah perjalan dari agama ke penyelamatan, saya gambarkan perjalanan
hidup saya, dalam proses menjadi pengikut Isa Al-Masih, sebagai perjalan dari
ritual ke perdamaian. Dan ini sangat penting, karena saya dibesarkan dalam
pedoman agama Islam. Saya tumbuh dan memeluk agama Islam dengan seluruh hatiku,
sebaik yang bisa dilakukan sebagai seorang anak kecil di keluarga Muslim.
Saya lahir
di Senegal, Afrika Barat, dari keluarga berdarah Libanon, beragama Shia Muslim
dan kami mengikuti pedoman dalam Alquran dan Hadits sebaik mungkin. Keluarga
kami sangat beragama dalam semua aspek. Jadi, mengapa saya butuh lebih dari
yang kami telah miliki? Saya tidak perna membutuhkan apa-apa. Sampai krisis
kehidupan yang saya alami dan yang juga dialami semua orang, pada suatu waktu.
Membuat
saya bertanya tentang beberapa hal terpenting dalam hidup:
Siapa
saya?
Kenapa
saya dilahirkan?
Apa
artinya keberadaanku di dunia ini?
Mengapa
ada masalah ini?
Mengapa
kita mengalami pergumulan dalam hidup?
Itulah
sifat alami dalam manusia.
Untuk
bergumul mencari jawaban dan untuk mencari belas kasihan Tuhan dan berkata,
“Tuhan, kenapa?” Tuhan, kenapa aku? Apakah aku berbuat salah waktu kecil?”
orang tuaku bercerai dan keluargaku berantakan. Kenapa kami mengalami
pergumulan ketika sedang bertumbuh? Kenapa seorang dari latar belakangku
membenci orang berkulit hitam?
Dan
kenapa walaupun kami semua muslim, kami semua tidak ada yang akur? Saya mulai
mengerti saat saya sangat muda bahwa walaupun dengan pembicaraan mulai kami
tentang Allah dan agama dalam keluarga, semua itu tidak menutup pintu
kesengsaraan dan kerusakan yang dibawa masuk oleh dosa ke keluarga kami dan
kehidupan masa mudaku. Saya mengalami semua ini.
Lalu saya
mulai tugas untuk mereformasi hidupku karena saya mengira semua yang telah saya
alami, semua hal buruk yang saya alami, terjadi karena saya bukanlah muslim yang
baik. Saya pun mulai mengubah hidup saya dengan bersikap lebih hati-hati,
membaca Alquran, mencoba mengikuti semua tradisi dan tentu melakukan segala
ritual dan apapun yang diharuskan.
Tapi tahu
tidak ada yang terjadi padaku? Semakin aku melakukan semua itu, semakin aku
mencoba, semakin aku menyadari ada sesuatu yang tidak beres, ada sesuatu yang
salah. Apakah ada masalahnya didalam hidup saya? Atau saya tidak melakukannya
dengan benar? Saya mulai memperhatikan orang-orang lain. Saya memperhatikan
siapa saja yang mengaku muslim, baik muslim fundamentalis atau muslim ktp. Dari
satu ke yang lain.
Saya
lihat secara keseluruhan semua jenis muslim yang mungkin ada, dan aku
memperhatikan ada hal yang sama dalam hidup mereka dan saya. Yaitu, bahwa tidak
ada kepastian pengampunan dosa, bahwa tidak ada damai yang sejati walaupun kami
selalu berbicara tentang kedamaian, dan bahwa sejujurnya dalam hati saya dan
juga hati teman-temanku yang muslim waktu itu, walaupun kami bilang 5x sehari
dan ribuan kali disaat lain “Ar-Rahman Ar-Rahim”, kami tidak pernah benar-benar
yakin kalau Allah ada di sisi kami. Kami tidak tahu apa yang dia telah tetapkan
untuk kami. Kami tidak memiliki kepastian sama sekali.
Dan dalam
situasi ini, pergumulan untuk mengubah diri, membuat saya merasa kesepian,
sendiri, dan terasa sangat sulit. Namun, sebenarnya Tuhan melihat hati kami.
Dan Dia melihat hatiku dan saya lihat hatiku sendiri dan saya tahu, saya tidak
menemukan jawaban yang saya cari didalam agama. Apa lagi selain, cara
kehidupan? Apa lagi selain iman? Apa lagi perlu saya lakukan supaya saya bisa
naik ke tingkatan selanjutnya, ke langkah berikutnya. Aku tidak tahu, kemana
saya harus berpaling?
Pesan Isa Al-Masih
Apa yang
Isa Al-Masih berikan kepada kita, bukanlah hanya sekumpulan peraturan atau
hukum, amal-amal yang bisa dibawa supaya kita layak untuk dihargai dan berikan
hadiah, seperti doa atau memberi zakat taupun juga, Isa Al-Masih datang untuk mengajari kita bahwa yang kita butuhkan
adalah suatu hubungan, bukan agama. Dan hubungan tidak terjadi antara Tuhan
dan kita, ketika kita belum memiliki pendamaian antara kita dengan Tahan. Ini
harus dimulai dengan adanya pendamaian di dalam hati. Ini yang saya dapat dari
pesan Isa Al-Masih, yang seseorang ceritakan padaku.
Pertama
kali orang itu berbicara kepadaku, saya marah sekali. Saya bilang, “Jangan
pernah bicara soal itu lagi! Kamu pikir siapa kamu?” dan saat itulah saya
belajar ada perbedaan besar antara mereka yang mengaku mengikuti Alkitab dan
pangikut Isa Al-Masih yang sejati. Orang yang berbicara pada saya adalah
pengikut Isa Al-Masih yang sejati.
Saya
ingat pertama kalinya saya mendengar seseorang berkobtah tentang injil. Dan
orang yang memberi kotbah tentang itu, saya tidak pernah lupakan. Bagaimana dia
mengangkat buku itu, Alkitab, yang berisikan semua wahyu-wahyu suci dari Tuhan
dari Taurat sampai Injil. Dan dia mulai mengatakan, “Tuhan adalah yang memberi janji-janji dan menepati janji-janji-Nya.
Dan Dia-lah yang menjamin bahwa kita bisa berpegang pada Firman-Nya.”
Itu
adalah kiata-kata yang menghiburku, karena dia mengatakan bahwa hal-hal yang Tuhan
katakan yang tidak mungkin sekedar main-main, yang sungguh-sungguh memberikan
kepastian. Karena saya besar di suatu sistem yang di dalamnya saya tidak pernah
yakin kalau Allah benar-benar ada di sisiku. Saya diajari bahwa Allah lebih
dekat kepadaku dari pada urat leherku tetapi setelah aku membaca Alquran untuk
membaca ayat itu ternyata ini bukan berbicara soal kedekatan yang penuh kasih
lebih lemah lembut kepadaku tetapi suatu peringatan kepada orang-orang yang
sesungguhnya tidak taat. Jadi saya berada dalam ketakutan bukan dalam kedamaian.
Hari itu,
di antara janji-janji yang saya dengar, salah satunya yang diberikan kepada
kita, didalam kitab Kisah Para Rasul fasal ke 4 yang berbunyi: tidak ada nama lain di bawah langit dan di
atas bumi, yang berikan kepada kita yang olehnya kita dapat diselamatkan. Dan
jika kita percaya, Dia akan mengampuni kita. Dialah satu-satunya yang bisa
memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan, korban yang Tuhan telah siapkan.
Keyakinan itu menusuk hatiku. Itu bukan sesuatu yang saya cari. Saya tidak
berpikir ke sana. Dan Puji Tuhan! Ini bukanlah suatu ajakan untuk pindah agama.
Tidak , ini bukan soal itu.
Ini bukan
soal agama, ini soal pendamaian, inilah pesan dari injil, berita suka cita.
Inilah yang dibawa Isa Al-Masih: Pendamaian. Jadi saat ini, kepada siapa saja
yang mendengarkan, saya ingin bersaksi. Bahwa Injil itu Benar. Injil itu benar
dan bersembunyi: yang artinya: hanya ada satu Tuhan dan tidak ada perantara
lain antara manusia dan Tuhan kecuali Yesus Kristus, Anak Manusia. Dan itulah
yang saya inginkan saat ini, bahwa jika dengan iman, kamu menerima apa yang
diberikan oleh Injil, kamu menemukan solusi hidup. Kehidupanku berubah karena
kebenaran itu.
Apa yang
tidak bisa ketemukan dalam agama, agama apapun juga itu sama saja, bisa agama
apa saja, apa yang tidak bisa kutemukan dalam agama, saya temukan keselamatan lewat penebusan dosa dalam nama
Isa Al-Masih, saya mendapat pendamaian dengan Tuhan yang mengubah hatiku
dan hal itu memberikan damai sejati. Dan itu kenapa saya mau mengikuti Isa
Al-Masih dan kenapa saya mengikut Isa Al-Masih, karena saya selalu bilang ke
surga, mari dapatkan pendamaian dirimu dengan Tuhan. Dalam nama Isa Al-Masih
dan jadilah pengikut-Nya.
Catatan:
Kesaksian
ini saya posting di blog ini untuk mencerikatan suatu Kebenaran yang harus di
sampaikan, bukan untuk mau menyinggung yang berbeda agama. Biarlah Kebenaran
yang dari Tuhan yang menenari hati kita.
Teks Indonesia
Kumpulan
Kisah Nyata:
No comments:
Post a Comment