“Kata
Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau
akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Lukas 23: 43)
“Aku
tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau, entah di dalam
tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang
mengetahuinya, orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.
Aku juga tahu tentang orang itu, entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku
tidak tahu, Allah yang mengetahuinya, ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia
mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia (II
Korintus.” (12: 2-4)
Pada suatu hari minggu
pagi, seperti biasa ia beribadah di Gereja Isa almasih, Semarang. Gembala
setempat sedang berkhotbah, dan beliau menyatakan bahwa jika kita
sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus, maka kita akan masuk sorga. Pikiran
nakal Tjong Sian mulai muncul. Dalam hati ia berkata bahwa ia akan jumpai
pendeta itu dan bertanya apakah ia sudah pernah ke sorga? Tiba-tiba ia
mendengar suara yang tidak asing
lagi baginya:
"Anak nakal! Ayo ikut Aku!" Betapa takutnya ia karena menyadari bahwa
itu adalah suara Tuhan sendiri.
"Tuhan, aku
kan sekedar ingin bertanya..." "Ya,...sekarang ayo ikut Aku!"
"Ke mana
Tuhan...?"
"Ke
sorga!"
Tiba-tiba ia
terangkat naik, tetapi tubuhnya tidak ikut terangkat. Hanya roh dan jiwanya
saja yang terangkat. Sementara ia terangkat, ia masih sempat melihat tubuhnya
ada di bawah, duduk di bangku gereja. Lalu ia bertanya kepada Tuhan:
"Apakah aku mati?"
"Tidak,"
jawab Tuhan.
"Tetapi
tubuhku ada di bawah. Kalau ada orang yang tanpa sengaja mendorongnya pasti
akan roboh."
"Tidak!
tidak akan ada yang berani menyentuh tubuhmu."
Dan detik
selanjutnya yang ia tahu adalah bahwa ia telah berada di firdaus bersama Tuhan.
Suasana yang amat terang benderang, melebihi terang sinar matahari melingkupi
firdaus. Dan kesejukan yang mampu masuk ke batin, yang jauh melebihi kesejukan
pendingin ruangan, menyelimuti tempat itu. Sungguh pemandangan yang amat
mentakjubkan. Kesadaran bahwa saat itu jiwanya ikut naik bersama rohnya nampak
bahwa saat itu pikiran dunianya masih bekerja. Matanya menyapu sekitarnya. Ia
mencari malaikat-malaikat cantik yang pernah didengarnya dari dongeng-dongeng.
Dan aneh sekali, walaupun ia tidak mengatakannya, Yesus mengerti apa yang ada
di benaknya.
Sambil tersenyum
ia berkata: "Kamu di sini tidak dapat berpikir kotor atau jelek. Kamu
tidak akan menemukan malaikat cantik di sini. Sebab malaikat itu tidak berjenis
kelamin laki-laki atau perempuan."
Tepat
seperti yang Tuhan Yesus juga pernah katakan: "Karena pada waktu
kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti
malaikat di sorga."
(Matins 22: 30)
Tjong Sien
begitu tersipu mendengar Tuhan membuka rahasia pikirannya. Lalu katanya:
"Tuhan, di sini enak sekali."
"Inilah
tempat yang Aku janjikan. Setelah kamu menyelesaikan tugasmu di dunia, kamu
akan pulang naik ke firdaus."
"Tuhan, aku
mau tinggal di sini saja. Aku tidak ingin kembali ke dalam dunia."
"Tidak, Aku
hanya mau menunjukkan kepadamu agar kamu melihat dan mengalami. Setelah ini
kamu harus kembali."
Maka pada detik
kemudian Tuhan telah mengembalikkannya ke jasadnya yang sedang duduk di gereja.
Saat ia membuka matanya, tepat pada saat yang sama pendeta itu selesai dalam
penyampaian Firman Tuhan. la diangkat ke firdaus selama kurang lebih empat
puluh lima menit.
“Karena
bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus
hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang
harus kupilih, aku tidak tahu. Aku
didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus -itu
memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena
kamu.” (Filipi 1:21-24)
No comments:
Post a Comment