Wednesday, December 18, 2013

Tradisi di Akhir Tahun

Ada satu kebiasaan unik yang dilakukan oleh orang-orang Israel pribumi setiap menjelang akhir tahun. Mereka punya tradisi untuk memakan buah berbentuk seperti apel yang sebelumnya telah dicelup dan direndam beberapa di dalam wadah yang berisi madu. Tujuannya supaya rasa manisnya meresap begitu dalam dan dapat di nikmati.

Bukan tanpa maksud mereka menjalankan tradisi ini, karena mereka percaya bahwa hal ini seperti tindakan profetis atau bersifat nubuatan mengenai tahun berikutnya yang akan mereka jalani. Mereka harapkan agar orang-orang yang melakukan tradisi itu menghasilkan hidup yang berbuah sesuatu yang manis dan menghasilkan sesuatu yang baik dan bisa dirasakan oleh banyak orang.

Orang Percaya
Kehidupan orang percaya digambarkan sebagai pohon. Bukan pohon yang biasa atau pohon yang mati, melainkan pohon yang menghasilkan buah yang baik, manis dan bisa menjadi berkat bagi orang lain. Bahkan sebagai pohon, orang-orang dapat bernaung dan mendapat keteduhan ketika berada di dekat kita.

Bagaimanapun keadaan kita saat ini, panggilan untuk berubah masih berlaku bagi kita. Melalui karakter, sikap, perkataan yang baik, penggunaan keuangan yang Tuhan berikan kepada kita dengan bertanggung-jawab, atau melalui kehidupan kita memberkati orang lain.

Ketika hidup kita memberi “rasa”, maka orang lain akan melihat Yesus yang ada dalam diri kita, dan disitulah kita bisa menjadi saksi untuk membawa orang kepada Tuhan. Apakah hari-hari ini hidup kita sudah memberi buah yang manis bagi sekeliling kita? Mari kita kembali mengingat hal ini, bahwa hidup kita ditentukan untuk menghasilkan buah yang manis, bagi kemuliaan nama Tuhan.

Namun sayangnya kadangkala kita tidak menyadari atau melupakan hal utama bahwa kalau kita hidup berarti menghasilkan buah seperti yang Tuhan mau. Dan saatnya ketika Tuhan memandang kita sebagai “pohon mati” atau dianggap tidak produktif, maka Allah akan “memotong” dan bahkan akan “membuang” kita dari hadapan-Nya.

Rancangan
Baik dilakukan dalam hidup kita di akhir tahun ini, kita mulai mempersiapkan diri kita untuk masuk di tahun yang baru. Selain kita mengakhiri tahun ini kita dengan suka cita, bukan kita melihat hasil dari akhir tahun, melainkan ucapan syukur kita karena kita masih diberikan kesempatan ada di dunia ini. Kalau kita tahu bahwa anugerah dan kasih karunia dari Tuhan masih diberikan secara cuma-cuma kepada kita.

Maka di tahun yang baru kita akan mulai berjalan dengan meminta petunjuk Tuhan, supaya kita memulai tahun yang baru dengan kemenangan di dalam Tuhan. Bukan karena kita bisa tetapi itu semua karena anugerah Tuhan.

Kita telah banyak belajar dari apa yang terjadi dalam hidup kita tahun ini. Ada yang namanya kemenangan yang kita peroleh dan juga kekalahan. Semua itu menjadi pelajaran untuk kita untuk masuk ditahun yang baru.

Kalau kemenangan yang telah kita dapatkan maka ditahun yang baru kita harus berjuan lebih keras lagi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari tahun sebelumnya dan juga dapat mempertahankannya. Karena banyak orang selalu ingin menang tetapi mereka lupa bagaimana untuk dapat menjaga hasil yang telah mereka poroleh. Oleh sebab itu jangan mau berjalan dengan kekuatan kita sendiri tetapi tetap bersandar kepada Tuhan.

Kalau kekalahan yang telah kita dapatkan ditahun ini, maka jangan sampai kita jatuh di tempat yang sama atau sebaliknya kita kalah di medang pertempuran yang baru. Tetapi kekalahan di tahun ini akan menjadi pelajaran untuk kita, supaya dapat memperoleh kemenangan di tahun yang baru. Kita sudah belajar di tahun ini maka kita juga sudah tahu cara mempersiapan diri kita untuk menghadapi peperangan di tahun yang baru.

Yang paling penting adalah kita harus selalu tanya kepada Tuhan untuk menhadapi setiap peperangan, benar kalau kita bisa belajar dari kemenangan dan kekalahan di tahun yang lalu. Tetapi itu jangan menjadi patokan buat kita untuk mengambil keputusan. Karena cara Tuhan bekerja tidak seperti cara bepikirnya kita. Karena kita tahu kemenangan ada didalam Tuhan maka kita harus bertanya kepada Tuhan baru kita bertindak. Amin

Kumpulan Kisah Nyata:

No comments:

Post a Comment