Namanya Silvania. Dia tinggal di
Brasilia. Ibu empat anak ini tiba-tiba saja terkenal secara internasional,
terutama di dunia keKristenan
Dia bukan artis. Bukan pula
pengkhotbah televisi. Dia adalah ibu rumah tangga biasa dengan empat anak.
Lebih dari itu, dia menderita empat macam kanker stadium lanjut. Dokter sudah
angkat tangan. Dari pori-pori tubuhnya keluar cairan empedu hijau yang sangat
bau. Masyarakat di sekitarnya meninggalkan dia. Hanya suami dan keempat anaknya
yang masih tahan berada di dekatnya.Dia mencoba segala cara untuk sembuh.
Dokter, pusat spiritual, dukun dan segalanya. Namun sia-sia.
Dia pasti sudah meninggal jika saja tidak ada seorang yang menyuruh suaminya untuk mengajaknya ke gereja. Dia berserah. Pendeta gereja kecil itu memintanya untuk memberi waktu 30 hari bagi Allah untuk bekerja. Dia berkata ya. Pada titik ini dia sudah berserah apa adanya. Pada kunjungan ketiga di gereja, dia disembuhkan. Dia bangun keesokan harinya tanpa rasa sakit sama sekali. Cairan empedu pun tidak lagi keluar dari pori-porinya.
Dia pasti sudah meninggal jika saja tidak ada seorang yang menyuruh suaminya untuk mengajaknya ke gereja. Dia berserah. Pendeta gereja kecil itu memintanya untuk memberi waktu 30 hari bagi Allah untuk bekerja. Dia berkata ya. Pada titik ini dia sudah berserah apa adanya. Pada kunjungan ketiga di gereja, dia disembuhkan. Dia bangun keesokan harinya tanpa rasa sakit sama sekali. Cairan empedu pun tidak lagi keluar dari pori-porinya.
Minyak Zaitun dan Debu Emas
Minyak yang keluar dari tangan
Silvania ditampung ke dalam botol dan dipakai untuk mengurapi orang-orang yang
sakit ketika Silvania tidak hadir atau ketika dari tangannya tidak keluar
minyak lagi. Sedangkan debu emas yang keluar dari kepalanya ditampung pendeta
di Alkitabnya dan dipakai untuk mengolesi orang yang sakit. Menurut kesaksian
orang-orang yang ikut kebaktian di Calvary Pentecostal Campground di Ashland,
Virginia, Amerika Serikat, banyak orang yang disembuhkan dari sakitnya.
Gigi Perak dan Gigi Emas
Menurut pakar pertumbuhan gereja C.
Peter Wagner, mukjizat semacam ini sudah lama terjadi. Di Kebaktian Kebangunan
Rohani di Argentina pada tahun 1970-an, banyak gigi berlubang yang ditambal
secara adikodrati semacam itu. Gigi jemaat ditambal dengan "bahan putih
keras yang tidak dikenali dokter gigi," ujar Wagner.
Menyebar Seperti Toronto Blessing
Pada April 1998, Heflin mulai melihat
debu emas di wajah orang lain. Dia bahkan pernah melihat butiran emas yang lebih
besar jatuh dari pakaian seorang wanita selama konvensi wanita yang
dipimpinnya. Pada konferensi itu juga, debu emas juga muncul di wajah pembicara
tamu. Tampaknya makin sering Heflin berbicara tentang mukjizat ini, makin
banyak saja debu emas yang bermunculan.
Emas Asli atau Palsu
Wanita itu tidak sendirian. Setelah
ratusan orang melaporkan menerima mahkota gigi dan tambalan gigi dari emas,
staff di TACF mencoba untuk mengujinya dengan perantaraan dokter gigi. Mereka
mendapati bahwa separuh dari mereka tambalannya memang berubah menjadi
mengkilap. "Tetapi bukan emas," ujar Arnott.
Batu Penguji
"Batu penguji yang
sesungguhnya," ujar pendeta Anglikan Trevor "adalah apakah
orang-orang yang terkena mukjizat itu makin dekat kepada Tuhan atau tidak,
mengembangkan iman yang makin kuat di dalam kuasa-Nya atau tidak dan menjadi
makin serius terhadap Allah". Pearce berkata tandas: "Iblis tidak
dapat melakukan hal-hal itu."
Yang penting bagi fenomena debu emas
ini adalah: Jika orang-orang disembuhkan atau mengenal Kristus, atau jika iman
mereka dikuatkan, atau jika mereka menjadi makin bersemangat di dalam
penginjilan sebagai hasil dari debu emas atau tambalan emas, maka Allah sedang
berkarya tidak jadi masalah betapa aneh tampaknya atau tidak masuk akal manusia.
Sekitar 25 persen dari kasus yang dilaporkan ternyata tidak benar. Orang yang
mengira menerima mukjizat mengetahui belakangan bahwa dokter gigi mereka telah
memasang mahkota gigi emas di mulut mereka dan mereka telah lupa akan hal itu.
Dua puluh lima persen lainnya
terbukti benar-benar emas. Wagner, yang berkata bahwa dia percaya Allah bisa
melakukan mukjizat ini, mencatat bahwa mereka seharusnya menangkap perhatian
dari dunia sekular. "Para ahli kimia mencoba untuk mengubah unsur-unsur lain
menjadi emas selama satu milenium," ujarnya. "Mereka tidak berhasil,
tetapi Allah bisa."Namun, yang membuat masalahnya menjadi rumit, ada
pertanyaan tentang orang-orang yang merekayasa fenomena debu emas dengan
menyebarkan debu keemasan di diri mereka sendiri. Salah satu pendeta Brasilia,
Silvania Machado, bersikeras dia tidak memalsukan manifestasi itu meskipun dua
pengujian independen menunjukkan bahan yang jatuh dari kepalanya adalah sejenis
lapisan plastik.Di dalam sebagian besar kasus di mana debu emas muncul di
Amerika Serikat, tidak seorang pun menguji bahan itu dan beberapa pendeta
merasa tidak enak karena mereka melihat debu itu muncul begitu saja.
"Kami tahu kejadian ini adalah
fenomena adikodrati, apakah debu ini dari emas atau tidak," ujar pendeta
Bill Ligon dari Christian Renewal Church di Brunswick, Georgia. Gerejanya mulai
menyaksikan fenomena debu emas awal tahun 2001 ini. "Faktanya Allah
mengirimkan tanda adikodrati di tengah kita yang Dia pakai untuk memenangkan
orang yang hilang, menyembuhkan orang sakit dan membebaskan yang
terbelenggu," ujar Ligon.
Yang sering jadi pertanyaan dalam
fenomena ini, apakah emas yang muncul itu asli atau palsu. "Banyak orang
mengira tambalan mereka berubah menjadi emas padahal tidak," Wagner
mengingatkan. "Dokter gigi saya di Colorado Springs cerita ada seorang
wanita yang datang kepadanya dan mengira bahwa tambalan peraknya berubah
menjadi emas, tetapi dia berkata bahwa tambalan itu bukan emas. Bahkan, lobang
di giginya masih tetap ada." Pada November 1998 pendeta Bob Shattles dari
Friendship Baptist Church di Austell, Georgia, mengundang Heflin untuk melayani
jemaatnya. Ketika Heflin berdoa baginya, Shattles diliputi kuasa Roh Kudus.
Keesokan harinya, Shattle berkata,
minyak mulai keluar dari tangannya, dan pada petang harinya debu emas mulai
muncul di wajahnya saat dia memimpin kebaktian. Dia berkata dia menerima urapan
khusus penginjilan hari itu. Sejak itu dia telah membawa lebih dari 2000 orang
untuk datang kepada Kristus.Pada akhir tahun 1998 Heflin mengalami fenomena
debu emas setiap kali dia berkhotbah. Dia tidak sendirian. Pada bulan Maret
1999 dalam sebuah konferensi di Toronto Airport Christian Fellowship (TACF),
hampir 700 orang menerima tambalan emas atau perak di gigi mereka. Gereja itu
menulis fenomena itu di dalam warta jemaat mereka dan di situs mereka dan
hampir bersamaan, laporan tentang adanya debu emas mulai terjadi di Oklahoma,
California, Florida, Montana, Tennesse, Kansas, North Carolina, Ohio dan di
luar Amerika Serikat.Kapan saja Heflin atau Shattles berkhotbah, mukjizat
emas-baik debu maupun gigi-muncul. Fenomena ini menyebar dari Toronto dan juga
dari Afrika Selatan beberapa bulan lebih awal. "Fenomena ini sangat
menular," ujar Marc Dupont dari Fort Wayne (Indiana) Vineyard Christian
Fellowship.Setelah konferensi di Toronto, pendeta TACF John Arnott dengan
bersemangat menelepon Che Ahn, pendeta Harvest Church di Pasadena, California,
untuk menceritakan fenomena ajaib ini. Meskipun saat itu waktu menunjukkan
pukul 11:30 malam di California, begitu mendengar tentang penambalan gigi
secara adikodrati, Ahn meminta Arnott untuk mendoakannya via telepon.Keesokan
harinya, Ahn memperhatikan tambalan giginya yang terbuat dari campuran logam
warna abu-abu berubah menjadi perak yang bersinar. "Mereka bersinar
cemerlang," ujar Ahn. "Saya hanya bisa berkata, 'Wow.' Hal ini
memberi saya iman bahwa Allah sedang melakukan sesuatu."Ahn sudah
terjadwal untuk berkhotbah di gereja-gereja di Oklahoma dan Tennessee minggu
itu, jadi dia membagikan kisah mukjizat itu di dua tempat tersebut. Orang-orang
menerima tambalan dan mahkota gigi emas di tempat yang sama dan mukjizat itu
terjadi lagi di gerejanya sendiri di Pasadena dan sebuah gereja di Pennsylvania
ketika dia diundang untuk berkhotbah di sana minggu berikutnya. Sejak saat itu
Ahn melihat mukjizat yang sama di Indonesia, Filipina dan Hong Kong.
Seperti fenomena Toronto Blessing
dengan Holy Laughter-nya, fenomena debu emas ini juga menyebar seperti api.
Contohnya bisa diamati pada diri Ruth Heflin, seorang pendeta pentakosta yang
telah melayani selama 45 tahun di Calvary Pentecostal Tabernacle. Heflin
berkata dia melihat fenomena debu emas pertama kali pada bulan Februari 1998
setelah beberapa rekannya mengunjungi Brasilia. Putera pionir Pentakosta ini berkata,
dia tidak ragu-ragu bahwa mukjizat debu emas ini berasal dari Allah.
Orang-orang mulai melihat debu emas di wajah Heflin setiap kali dia berkhotbah.
Wagner dan isterinya, Doris, pertama kali mendengar mukjizat gigi ini pada awal
1980-an ketika mereka melihat pelayanan Omar Cabrera. "Saat ini,"
ujar Wagner, "hampir tidak ada gereja di Argentina yang jemaatnya belum
pernah mengalami mukjizat kesembuhan ilahi di gigi mereka."Bahkan di
kebaktian-kebaktian yang diadakan oleh penginjil Argentina Carlos Annacondia,
Wagner menambahkan, "Orang-orang hanya boleh memberi kesaksian di tempat
umum jika mereka mendapat tambalan adikodrati di tiga atau lebih gigi mereka.
Jika hanya satu dari gigi mereka yang ditambal secara adikodrati itu sudah
dianggap lumrah."Mukjizat gigi ini menyebar ke Brasilia pada awal 1990-an,
negara di mana fenomena debu emas pertama kali berasal. Meskipun ada banyak
laporan terpisah tentang penambalan gigi secara ajaib ini di Amerika Utara pada
tahun 1800-an, tetapi fenomena ini baru menyebar secara internasional pada
tahun 1999.
Ternyata fenomena debu emas itu bukan
cerita baru. Lama sebelum itu ada fenomena gigi perak dan gigi emas.
Orang-orang yang datang kebaktian dengan gigi berlubang baik yang sudah
tambalan maupun belum, tiba-tiba saja "ditambal" secara adikodrati
dengan perak atau emas. Bukan hanya itu, bahkan ada orang yang seluruh giginya
berganti menjadi emas. "Tidak ada putihnya yang kelihatan," ujar Marc
Dupont yang mendoakan pendeta Rich Oliver dari Family Christian Center. Dokter
gigi Rich pun mengakui dia belum pernah memasang emas di gigi pasiennya itu.
Kisahnya mungkin hanya akan berakhir
sampai di sini jika tidak ada manifestasi yang menggemparkan, bukan saja di
gereja yang Silvania hadiri, tetapi juga di Amerika dan akhirnya sampai juga ke
Indonesia. Ketika mengalami kesembuhan ilahi, minyak-yang belakangan diuji di
laboratorium sebagai minyak zaitun murni-mulai keluar dari tangannya. Tidak
hanya itu, tidak lama kemudian tubuhnya, terutama kepalanya, mengeluarkan debu emas.
Karena berguguran dari kepala itulah maka ada yang menyebutnya "ketombe
emas". Setiap butir debu emas itu memiliki tepi yang bulat yang
"bukan buatan pabrik mana pun".
Kumpulan Kisah Nyata:
No comments:
Post a Comment