Kesaksian ini menceritakan tentang bagaimana Bapak Ricoseta
terkena Virus Corona, dan bagaimana waktu-waktu yang sulit itu dia harus
lewati. sampai pada akhirnya Bapak Ricoseta dapat sembuh dari Virus corona. Pasti
anda penasaran untuk membaca kesaksiannya..?
Bagaimana terkena Virus
Pada bulan Ferbuari saya terban ke jedah, saya tiba-tiba
sakit, lalu dokter kasih saya obat, karena saya masih kuat saya kembali
melakukan penerbangan. Kemudian pada tanggal 8 maret saya tiba-tiba panas
tinggi dan perut saya tidak enak, lalu saya kerumah sakit, di kasih obat saya
sembuh. Tanggal 15 saya kembali sakit, mulai agak demam dan batuk lalu saya
kerumah sakit tanggal 16, saya di kasih obat untuk tiga hari dan saya di rontgen
lalu hasilnya saya terinfeksi pneumonia. Di kasih obat tapi juga belum sembuh,
lalu saya ke rumah sakit, di kasih obat utk 5 hari juga belum sembuh.
Ketika saya sakit setiap saya mengalami panas yang cukup
tinggi dan batuk setiap hari, sampai 5 hari obat yang saya minum itu tidak ada
perubahan. Lalu saya kembali ke rumah sakit. Dan mereka berkata bahwa saya
tidak dapat dirawat disini tetapi harus ke wisma atlet. Akhirnya saya ke wisma
atlet dan dirawat disana. Sampai disana saya di isolasi 2 hari, tapi saya
merasa badan saya panas, lalu saya coba keluar dari wisma atlet dan pergi ke
rumah sakit. Dan salah satu rumah sakit menerima saya. Maka saya di isolasi,
disaat yang sulit itu saya sudah serahkan diriku ke dalam tangan Tuhan. Kalau aku
mati berarti saya mati dalam tangan Tuhan.
Apa yang saya lakukan
di rumah sakit saat saya di isolasi
Saya sempat merasa takut,
lalu saya bisa keluar dari ketakutan saya, setelah saya mendengar lagu
pujian “sekalipun ku berjalan dalam
lembah kegelaman” dan membaca Firman Tuhan. Tiba-tiba saya merasa ada kekuatan yang baru,
sehingga dalam keadaan yang sakit, saya dapat mendoakan paisen-paisen dan tim
medis untuk menguatkan mereka.
Kebenaran Firman
Kebenaran Firman yang membuat saya berani melangkah terdapat
di kitab Daniel 3:17-18, “Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan
kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan
dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku
mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan
menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." Ayat ini membuat saya
tetap berdoa sekalipun Tuhan tidak menolong saya, tapi saya akan tetap berdoa
kepada-Nya.
Yang kedua saya juga mau belajar seperti Ayub, yang berkata
jangan mau menerima yang baik saja tapi yang buruk juga saya harus menerimanya.
Dan yang ketiga, biarpun tubuh saya lemah, saya akan tetap
mau memberitakan Injil, Hal ini yang membuat saya kuat untuk dapat berani
mendokan pasien yang lain. Saya mulai memutar lagu puji-pujian dan
memperkatakan Firman Tuhan.
Seorang Pasien yang
saya doakan sembuh
3 hari kemudian seorang pasien yang saya doakan itu sembuh,
dan dia berterima kasih kepada saya untuk pujian dan Firman Tuhan, sehingga dia
dapat sembuh. Pada saat itu saya belajar untuk tidak memikirkan diri saya
sendiri karena saya tahu pada saat saya sehat, saya tidak berbuat apa-apa.
Inilah saat-saat
terakhir hidup saya, maka saya harus memberitakan injil kepada mereka, mulai
dari pasien, perawat dan dokter bahkan setiap orang yang ketemu dengan saya,
disitu saya menceritakan kebaikan Tuhan.
Mengalami Kesembuhan
Dalam keadaan sakitpun saya selalu membaca Firman Tuhan tiap
hari, pada suatu hari itu saya membaca Alkitab, lalu saya kembali tidur,
tiba-tiba saya merasa mau muntah dan disitu saya langsung bangun dan muntah, saya
percaya bahwa Tuhan telah melakukan sesuatu kepada saya. Dari kejadian tersebut
mulai ada perubahan demi perubahan, sampai akhirnya saya sembuh. Saya percaya
Tuhan telah menyembuhkan saya. Amin
Sumber: SOLUSI
Anda juga dapat mendengar vidio ini dan Download kesaksian
ini. Kalau anda merasa diberkati, jangan lupa membagilan kesaksian ini kepada
teman-teman kita. Gbu
Kumpulan Kisah Nyata:
No comments:
Post a Comment