Kalau ada lubang menganga di
tengah jalan, anda tentu tidak akan cuek menabrak lubang tersebut melainkan
menghindarinya. Jika anda pengendara motor, itu bisa sangat membahayakan nyawa
atau menimbulkan cedera. Bagi yang pakai mobil mungkin tidak sampai separah
itu, tapi tetap saja kaki-kakinya dan berbagai onderdil lain di kolong mobil
bisa rusak. Ongkos memperbaikinya bisa menghabiskan uang yang tidak sedikit.
Saya yakin tidak ada
seorangpun yang akan dengan sengaja mengarahkan kendaraannya ke lubang, apalagi
kalau besar. Setidaknya kalaupun harus kena lubang, kendaraan akan dipelankan
saat melintasinya. Tapi tetap saja ada korban dari jalanan yang dibiarkan
berlubang-lubang, yang biasanya terjadi karena sang pengendara kurang
hati-hati. Bisa jadi tengah melamun, atau kurang konsentrasi saat mengemudi,
atau karena tidak fokus sambil mengerjakan hal lain.
Berjalan
"Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari
padanya dan jalanlah terus." Ayat bacaan: Amsal 4:15
Dalam kehidupan ini ada
begitu banyak "lubang" yang siap menelan kita. Kalau kita
memperhatikan betul setiap langkah, kita seharusnya bisa menghindarinya. Tapi
saat kita lengah atau tidak hati-hati, kita bisa masuk ke dalam lubang dan
kemudian diperangkap dosa. Dan seringkali, kita begitu lemah menghadapi
perangkap-perangkap dosa yang terpasang di depan kita. Sedikit saja terlihat
nikmat, kita akan terjebak, atau malah dengan "sukarela" masuk ke
dalam perangkap.
Hanya karena kesenangan
sesaat kita rela mengorbankan keselamatan kekal yang sudah dianugerahkan kepada
kita. Begitu rentannya kita terhadap berbagai godaan. Keinginan daging begitu
mudah menguasai diri kita. Berbagai peringatan lewat hati nurani, lewat roh dan
sebagainya kita abaikan demi kenikmatan yang sesaat saja. Satu dua kali mungkin
kita tidak merasa apa-apa, tetapi pada suatu ketika kita harus menanggung
konsekuensi kerugian akibat bermain-main dengan lubang jebakan itu.
Kembali
ke kebiasaan buruk kita
Karena itulah seperti isi
renungan kemarin, Paulus mengingatkan kita untuk sadar. Bukan sadar ala kadarnya
tetapi sadar sepenuhnya (1 Korintus
15:34). Kalau kita tidak sepenuhnya atau betul-betul sadar, si jahat akan
selalu berusaha mempengaruhi kita untuk kembali melakukan dosa-dosa lewat
kebisaan buruk kita yang dulu, atau berbagai bentuk dosa baru yang belum pernah
kita perbuat sebelumnya.
Hari ini mari kita lihat
Firman Tuhan lainnya yang mengingatkan agar kita waspada, terutama saat
berhadapan dengan jalan-jalan yang penuh lubang perangkap. Kita diingatkan
untuk menghindarinya dan terus berjalan di jalur yang benar. "Jauhilah
jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah
terus." (Amsal 4:15). Ini
sangat penting untuk kita ingat, yang kemudian disusul dengan seruan
"Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang
jahat." (ayat 14).
Jalan
mana yang Anda pilih
Pada kenyataannya ada banyak
jalan terbentang di depan kita. Semua memiliki jalurnya sendiri-sendiri dengan
konsekuensi masing-masing, dan semua tergantung kita untuk memilih jalan mana
yang ingin kita lalui. Kenikmatan-kenikmatan yang terlihat menggiurkan
seringkali merupakan jebakan-jebakan yang siap mencelakakan kita. Oleh karena
itu jika kita tidak hati-hati dan membiarkan diri kita lemah maka dengan segera
kita bisa terseret masuk dalam perangkap.
Seharusnya kita pun bisa cukup
cerdik untuk mengetahui berbagai bahaya yang ada di balik jebakan-jebakan yang
menggiurkan itu. Pemahaman yang kurang mengenai firman Tuhan akan membuat kita lengah sehingga mudah
memberi toleransi-toleransi terhadap hal-hal buruk yang dianggap sepele tetapi
sesungguhnya berbahaya bagi perjalanan hidup kita. Kewaspadaan,
kesadaran sepenuhnya, itulah yang akan membuat kita terhindar dari berbagai
lubang baik yang menganga lebar maupun yang relatif lebih kecil.
Mengapa kita harus
benar-benar awas dalam memperhatikan setiap perangkap dosa yang menganga di
depan kita? Karena seringkali kemasannya terlihat indah. Kita menyangkanya
lurus, kalaupun ada sedikit pelanggaran di dalamnya kita anggap sepele dan
wajar-wajar saja, padahal ujungnya sebenarnya menuju maut. Dalam Amsal kita
bisa melihat firman Tuhan yang berbunyi "Ada jalan yang disangka lurus,
tetapi ujungnya menuju maut." (Amsal
16:25, 14:12). Karenanya kita harus mampu memperhatikan setiap langkah agar
tidak mudah dijebak, terutama ketika kita memiliki kebiasaan-kebiasaan buruk di
waktu lalu yang sudah kita tinggalkan. Kebiasaan-kebiasaan buruk akan selalu
berusaha kembali masuk ke dalam diri kita. Dan potensi itu harus kita
perhatikan baik-baik.
Demikian pula dalam hal
menjaga pergaulan. "Janganlah kamu sesat. Pergaulan yang buruk merusakkan
kebiasaan yang baik." (1 Korintus
15:33) Ini bukan berarti bahwa kita harus memusuhi orang lain, tetapi kita
harus berhati-hati agar jangan sampai bukannya membawa orang untuk bertobat,
tetapi malah kita yang terpengaruh untuk mengikuti jalan-jalan mereka yang
sesat dan jahat. Kita tidak boleh pongah dan merasa diri kita pasti aman,
karena firman Tuhan berkata: "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia
teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" (1 Korintus 10:12).
Berjalan
dengan Hikmat Tuhan
Adalah baik apabila kita
bisa memberi pengaruh yang baik kepada mereka yang sesat sehingga bisa
bertobat, tapi jangan sampai malah kita yang terpengaruh untuk mengikuti
jalan-jalan mereka. Dan alangkah baik pula apabila kita awas dan peka dalam
menyikapi setiap langkah. Untuk itu kita memerlukan hikmat dari Tuhan untuk
bisa peka terhadap mana jalan yang benar dan mana yang sesat. Lihatlah apa kata
Tuhan berikut: "Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan
dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya...Hai anakku,
dengarkanlah dan terimalah perkataanku, supaya tahun hidupmu menjadi banyak.
Aku mengajarkan jalan hikmat kepadamu, aku memimpin engkau di jalan yang lurus.
Bila engkau berjalan langkahmu tidak akan terhambat, bila engkau berlari engkau
tidak akan tersandung." (Amsal
4:6,10-12).
Berdoalah dan mintalah
hikmat Tuhan. Dan seiring dengan itu, tetaplah peka untuk mendengar peringatan
Roh Kudus dalam diri anda. Teruslah berjaga-jaga dengan kesadaran penuh, yang
sungguh-sungguh. Jika ada jalan yang jahat terbentang di depan anda, lengkap
dengan segala jebakan yang dikemas dengan indah penuh kenikmatan, larilah dari
sana dan teruslah berjalan di jalur yang benar hingga anda tidak harus
kehilangan segala yang telah dianugerahkan Tuhan bagi diri anda. Masa depan
yang indah terbentang luas bagi anda, janji Tuhan yang begitu indah sudah
dipersiapkan.
Sumber: renunganharianonline.com
No comments:
Post a Comment