Skip to main content

Senjata-senjata setan dari Neraka

Pasukan Kejahatan
Saya melihat sebuah pasukan yang jahat dan sangat banyak, sejauh mata memandang tampak mereka. Pasukan itu ada divisi-divisinya dan masing-masing membawa panji yang berbeda. Pasukan yang paling penting dan utama adalah Harga diri, membenarkan diri sendiri, minta dihargai, ambisi, menghakimi yang tidak bersalah dan yang terlebih besar adalah Iri hati. 

Pemimpin pasukan yang besar ini adalah Penuduh dari saudaranya sendiri. Saya tahu bahwa masih ada banyak kelompok jahat diluar jangkauan mata saya, tetapi ini adalah pasukan dari neraka yang dilepaskan untuk melawan gereja.

Senjata – senjata yang dibawa pasukan ini mempunyai nama, pedangnya bernama intimidasi, tombaknya bernama penghianatan dan anak panahnya bernama penuduh, gossip, fitnah dan pencari kesalahan. Pengintai dan pasukan kecil setan bernama Penolakan, Kepahitan, Ketidaksabaran, tidak mau memaafkan dan nafsu, segera dikirim untuk mempersiapkan serangan utama. Saya tahu dalam hati bahwa gereja tidak pernah menghadapi hal ini sebelumnya. Tugas utama pasukan ini adalah untuk memecah belah. Pasukan ini dikirim untuk menyerang setiap hubungan gereja satu sama lain, jemaat dengan gembala, suami dan isteri, anak dan orang tua, bahkan anak yang satu dengan yang lainnya.

Para pengintai dikirim untuk membuka celah di gereja-gereja, keluarga-keluarga atau individu-individu dengan penolakan, kepahitan, nafsu dll, yang dapat meledak dan membuat lobang besar untuk divisi-divisi yang akan datang. Yang paling mengejutkan dalam visi saya adalah pasukan ini tidak mengendarai kuda, tetapi mengendarai orang-orang Kristen.


Banyak dari mereka dari kalangan orang kaya, terhormat dan terpelajar. Mereka adalah orang-orang Kristen yang membuka diri mereka sendiri kepada kuasa kegelapan, dipakai musuh sedangkan mereka berpikir bahwa mereka sedang dipakai Tuhan. Penuduh tahu bahwa jika rumahtangga terbagi – bagi tidak dapat bertahan, dan pasukan ini merupakan perwakilan dari percobaan terakhir yang memecah belah gereja sehingga mereka benar-benar jatuh.

Diambil dari "The Morning Star," Vol.5, Nos 2-4, by Rick Joyner


Kumpulan Kisah Nyata:

Comments